Bagian Satu

517 47 9
                                    

Kisah ini berawal dari Woonhak yang bangun pagi-pagi terus nyiapin sarapan di dapur. Suara grasak-grusuk yang ditimbulkan laki-laki itu membuat beberapa penghuni kosan, seperti Sungho, Riwoo, dan Yuma terbangun.

"Ngapain sih lu?" tanya Riwoo sambil mengucek matanya. Woonhak menolehkan pandangannya lalu menyengir saat melihat tiga lelaki yang lebih tua darinya.

"Lagi bikin sarapan, bang."

"Buat siapa, anjir?" tanya Sungho. "Buat Ciki, bang." jawab Woonhak membuat tiga lelaki tersebut mengernyitkan kening.

"Ciki saha? Makanan ringan?" tanya Yuma mengundang gelak tawa dari Woonhak. Emang ini cowok receh banget.

"Bukan anjer. Tapi Ciki temen gue. Itulohhh yang sering gue ceritain ke kalian."

Sungho menyipitkan kedua matanya sebentar kemudian menyahut, "ohhh! Yang anak kosan sebelah itu?"

Woonhak menganggukkan kepalanya girang. Ia memindahkan nasi goreng ke dua tempat bekal, tak lupa juga telor dadar yang sudah ia goreng sebelumnya, kemudian menutup tempat bekal.

"Yaudah jangan lupa lo cuci tuh alat masaknya. Jangan ditinggalin di wastafel doang!" ujar Riwoo mengingatkan. Woonhak mengangguk kemudian satu per satu meninggalkan area dapur untuk melanjutkan tidur mereka yang sempat tertunda tadi.

- <> -

Sungho melangkahkan kakinya memasuki area lantai enam, dimana ruangan para dosen berada. Saat ini, ia kembali bimbingan untuk skripsinya yang harus selesai dua bulan lagi. Mengingat Sungho memiliki target untuk menyelesaikan studinya selama 3,5 tahun.

Ketika Sungho sedang duduk di kursi tunggu di depan ruangan dosen pembimbingnya, kedua matanya menangkap presensi seorang gadis baru saja keluar dari lift. Gadis itu berjalan melewatinya kemudian masuk ke ruangan dosen pembimbingnya begitu saja.

Sungho menatap pintu ruangan dengan penasaran. Lelaki itu terdiam sebentar lalu memainkan ponselnya. Tak berapa lama, ia mendengar seseorang memanggil namanya.

"Sungho? Dipanggil Pak Braham." Ternyata gadis itu yang memanggilnya. Sungho menganggukkan kepala kemudian masuk ke ruangan Pak Braham bersama si gadis.

Sesampainya disana, ia duduk di single sofa dengan gadis itu disebelahnya.

"Sungho, skripsi kamu akan dibantu garap sama Ruka. Karena saya harus ke luar kota selama seminggu, jadi kamu berkomunikasi dengan saya via Zoom saja. Terus untuk hal-hal yang mau ditanyakan, bisa langsung ke Ruka. Dia alumni terbaik tahun lalu, sesuai dengan targetmu yang mau kuliah selama 3,5 tahun saja, maka saya meminta dia untuk membantu kamu."

Sungho dan gadis itu saling bertatapan sebentar, kemudian Sungho memalingkan pandangan dan menganggukkan kepala. "Baik, pak. Terima kasih."

Pertemuan yang berlangsung singkat tersebut berakhir. Diluar ruangan, Sungho menyodorkan tangan kanannya di hadapan gadis yang lebih tua darinya itu.

"Sungho."

"Ruka." jawab si gadis. Sungho menganggukkan kepala kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku celana.

"Minta nomor WA lo buat ngehubungin soal skripsi." ujar Sungho. Ruka menerima ponsel lelaki itu lalu mengetikkan nomornya disana.

Setelah selesai, Ruka mengembalikan ponsel Sungho kemudian bersedekap dada. "Jangan ngechat atau nelpon gue diatas jam delapan malem."

Sungho menatap kepergian Ruka seusai mengatakannya. Laki-laki itu menunduk lalu mendengus gemas, karena wajah Ruka yang jutek namun suaranya lembut.

Cielah udah naksir aja lo, Sungho.

- <> -

Cookie script

"CIKIII!!!"

"APASIH?! KENAPA SIH LU NGIKUTIN GUE MULU???"

Woonhak menyengir mendengar teriakan dari Chiquita. Laki-laki itu berjalan mendekati gadis berpipi tembam yang mau masuk ke kosan, lalu memberikan kotak makan yang sudah ia siapkan dari pagi.

Bayangin dimasaknya pagi, dikasihnya pas sore.

Chiquita menatap kotak makan yang disodorkan Woonhak kemudian mengambilnya. Keningnya mengernyit seiring dengan senyum lebar Woonhak yang mengembang.

"Gak lo masukin racun, kan?" tanya Chiquita dengan alis sebelah kanannya terangkat. Woonhak berdecak kemudian menjitak kening gadis itu pelan.

"Aw! Sakit, anj—"

"Heh omongannya! Ya enggak lah, Ciki sayang. Mana mungkin gue masukin racun ke makanan buat lo. Paling gue tumpahin cinta gue aja." jawab Woonhak membuat Chiquita muntah.

Setelah berpamitan, Chiquita masuk ke kosan. Ia melihat presensi Asa tengah duduk di depan TV sambil seperti sedang teleponan dengan seseorang.

Chiquita bertanya lewat gestur dan dibalas oleh Asa dengan gelengan kepala. Chiquita mengernyit, namun ia memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Mengambil piring dan sendok, kemudian pergi ke dapur untuk memindahkan makanan yang ada di kotak makan milik Woonhak.

Setelah memindahkannya, Chiquita menyuci bekas kotak makan tersebut lalu tersenyum lebar melihat makanan favoritnya.

Ia juga melihat adanya sticky notes yang tadi terpasang di kotak makan.

Dimakan ya, Ciki sayang.

Chiquita menggigit bibirnya, namun kelepasan teriak.

"AAAAAAHHH!!! GEMES BANGET!!!"

"CIKI BERISIK, IH! GUE LAGI ZOOM!"

Ya itu suara Ahyeon dari kamarnya yang ada di lantai dua.

- <> -

[✅️] Girls Next House | bonedo ft. yumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang