ALDHEIRA-9

180 8 0
                                    

Eira tersentak kaget saat seseorang meraih tangannya. Ia berhenti dibawah anakan tangga saat hendak menuju perpus. Terlihat sepi disana.

"Eh, kak" ujarnya gugup

Athar hanya diam. Ia menatap dalam manik mata hazel hitak kelam milik Eira. Ia bisa merasakan ketenangan saat menatap mata itu.

"Ada apa ya kak?" tanya eira. Ia menatap takut Athar. Eira tau tentang Athar dari teman teman sekelasnya. Kakak kelas depannya ini sangat diidam idamkan dan sering terlihat dekat dengan Laura.

Athar mendekatkan wajahnya pada Eira. Eira menahan nafasnya dan terpejam saat hembusan aroma mint itu menyeruak di penciumannya. Athar terkekeh kecil melihat tingkah Eira, kemudian ia berbisik tepat ditelinga Eira.

"Mulai detik ini, kita pacaran"

Athar tak bisa menahan senyumnya saat melihat tak ada pergerakan dari gadis mungil didepannya ini. Ia lalu menjauhkan wajahnya dan kembali menatap Eira datar.

Eira mengerjapkan matanya dan berusaha untuk memahami ucapan Athar tadi.

"Gak! Kakak siapa tiba tiba bilang gitu? Lagian aku juga gak punya perasaan buat kakak" tolak Eira tegas. Dengan polosnya ia mengatakan itu didepan Athar.

Athat mengendikkan bahunya acuh. "Gak terima penolakan babe" Athar berlalu dari sana tanpa peduli tatapan kesal Eira.

"Dia kenapa sih? Abis kesambet setan mana? Ngelantur banget ngomongnya!" kesal eira yang menatap punggung tegap Athar perlahan menjauh.

"Bodo amat deh, aku gak peduli" Eira mengendikkan bahunya acuh lalu pergi dari sana.

•••

Eira berjalan sambil mengenggam tali tas nya menuju keluar sekolah. Dia hanya berdua dengan Nada sedangkan Shalnav sudah pulang duluan tadi dengan Radif. Saat sampai dikelas tadi, dirinya langsung diserbu pertanyaan tentang omongan gibran dikantin tadi. Eira mulai menjelaskan pada mereka dari pagar sekolah ditutup hingga dirinya ditarik oleh seseorang dan masuk lewat pagar belakang. Tentang kejadian Athar yang mengukungnya dibalik dinding, eira tak menceritakannya. Ia takut dua sahabatnya salah mengartikannya.

"Lo lihat deh Lauranjang tuh, genit banget sama kak Athar" tunjuk Nada pada Laura yang berjalan menghampiri Athar.

Eira melihat itu. Tak dirumah, tak disekolah, kelakuan perempuan itu benar benar membuatnya benci. Eira pernah melawan Laura sekali, tapi malah ia yang berakhir mengenaskan digudang. Papa nya lebih percaya omongan Laura. Semenjak itu ia lebih memilih untuk tidak melawannya.

"Sayanggg... Aku nebeng pulang bareng kamu yaaa" ujarnya bergelayut manja dilengan Athar.

Athar yang sudah mengenakan helm full face nya dan ingin menaiki motor ninjanya mendadak terhenti pergerakannya. Ia menatap kesal Laura yang menganggunya.

"Nenek lampir kenapa kesini sih? Lo tuh ganggu tau ga!" kesal Alven yang sedang berdiri disamping motornya.

"Mata lo buta! Gue cantik gini dibilang nenek lampir" omel Laura tak terima sambil mengibaskan rambutnya.

"Anjingg! Jangan lo kibas rambut lo nekk! Ntar kutu dirambut lo pada bertebangan!" kesal alven lagi. Kesabarannya benar benar setipis tisu jika itu Laura dihadapannya.

"Sayaangg... Lihat temen kamu, masa dia jelekin aku kek gituu" adu laura dengan mulutnya yang mengerucut kesal.

"Siying lihit timin kimi, misi dii jilikin iki kik giti" ujar Alven meniru ucapan Laura tadi.

ALDHEIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang