ALDHEIRA-12

205 5 0
                                    

Bola basket itu kembali masuk dalam ring lagi. Athar ber tos ria dengan teman temannya setelah memasukkan bola tadi ke ring. Mereka bermain dilapangan indoor.

Athar kembali mengoper bola itu ke Gavin yang disambut baik olehnya. Gavin mendriblle bola itu dari dua lawannya yang berusaha mencuri bola itu. Gavin menatap sekitar mencari keberadaan Alven lalu melempar bola itu yang ditangkap oleh Alven. Alven berlari menuju ring dan melompat memasukkan bola itu ke ring basket. Lagi lagi point mereka bertambah masuk.

Suara pluit berbunyii menandakan berakhirnya permainan. Athar beserta yang lain kembali duduk ditepi lapangan. Pak bayu berdiri didepan mereka semua.

"Baguss! Pertahankan terus strategi kalian seperti ini. Bapak yakin, lomba antar sekolah nanti sekolah kita pasti juara 1"

"Aamiin" teriak mereka semua.

"Latihan kita sampai disini aja dulu. Bapak masih ada keperluan, tapi kalau kalian masih ingin lanjut tidak apa apa" ujar Pak bayu lalu pamit pergi dari lapangan.

Alven membaringkan tubuhnya di lantai lapangan dengan tangannya yang ia tumpu dibelakang kepalanya.

"Udah lama gak main kerasa banget capek nya" keluh Alven.

Radif dan gibran ada disana juga menyaksikan ketiga sahabatnya bermain. Mereka berdua kurang menyukai basket tapi lebih menyukai futsal. Radif kapten futsal sedangkan Athar kapten basket. Jangan meremehkan mereka saat dilapangan. Sudah banyak prestasi yang mereka sumbangkan untuk mengharumkan nama sekolah.

"Gitu aja lemah" sindir gibran. Ia menyeruput minunumannya menggunakan sedotan.

"Gue dengar dengar Devan ikut main juga kali ini" ujar Rio, teman setim basketnya.

"Lah, udah balik dia?" tanya Alven

"Udah ven. Gue juga baru semalam dikasih tau sama sepupu gue yang sekolah disana" ujar Haikal.

"Ngapain dia balik lagi kesini? Udah bagus bagus disana" Alven bangkit dari tidurnya.

Devan Cakra Argito, musuh bebuyutan mereka dari smp. Devan selalu melakukan berbagai cara untuk mengalahkan Athar dilapangan. Keduanya sama sama jago dibidang basket, tak jarang skor perolehan mereka seimbang.

"Takut lo ketemu dia?" tanya Radif yang sedari tadi diam.

"Gak lah, ngapain gue takut sama dia"

"Lo tau sendirikan Thar dia tuh suka curang banget kalau main" ujar Haikal

"Kalau dia curang, curangin balik lah" ujar gibran santai.

Prinsip gibran saat dilapangan, ada yang mencurangi nya maka akan ia tandai orang itu. Gibran tak segan segan melakukan hal lebih terhadap orang itu. Walaupun begitu, wasit kadang tak melihat ia melakukan itu karna ia sangat pandai memutar balikkan fakta. Tak heran jika dirinya di segani saat berada dilapangan.

Athar menatap mereka satu persatu. "Gausah takut, kita pasti menang" ujarnya.

"Sekolah kita juga udah sering menang dari dia, santai bro. Hidup jangan terlalu dibawa tegang" ujar Radif sambil merangkul pundak Haikal.

"SAYANGGG!!!" pekik seseorang mengalihkan perhatian mereka.

"Nenek lampir kenapa kesini sih, ngerusak pemandangan banget" ujar Alven ketika melihat Laura berjalan menghampiri Athar.

"Ini aku bawain air untuk kamu, diminum yaa" laura menyerahkan botol itu dihadapan Athar.

Athar hanya menatap sekilas botol itu tanpa berniat mengambilnya.

"Lo kenapa gangguin Athar lagi sih? Gak puas yang kemarin Athar bilang ke lo?" tanya Gibran

"Gak usah brisik lo" sinis Laura

ALDHEIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang