Final Chaos

1K 24 7
                                    

[Media: Antonio Fernandez Carriedo, Francis Bonnefoy, Feliciano Vargas, Lovino Vargas]

enjoy.

Kirana menghirup segelas cokelat panas yang masih mengepul. Di tangannya yang satu terbukalah sebuah novel fantasi yang akhir-akhir ini sedang populer. Sedangkan sepasang irisnya tak pernah teralih dari jendela berteralis yang terbuka lebar, membiarkan aroma awal musim semi memasuki kamarnya. Ia mengabaikan angin malam yang berhembus mengibarkan rambutnya.

Hari ini ia mengenakan pakaian yang berlapis-lapis seperti biasanya. Hanya saja kali ini ia menambahkan sehelai sweter tebal yang mampu membungkus kehangatan dalam dirinya.

Rencana pelarian sudah disusun rapi berkat Sean yang berotak encer. Ayahnya akan bersembunyi di bawah jendela kamarnya sedangkan Sean akan memanggil polisi. Sedangkan Kirana, apapun yang terjadi, akan bertahan di kamarnya selama mungkin hingga tiba momen yang tepat untuk mereka berlima muncul. Ia akan memerangkap Alex di kamarnya.

Kirana berhasil melonggarkan baut teralis besi jendelanya sehingga akan memudahkan ayahnya masuk nanti.

Jam berdetak mengiringi penantian sunyi Kirana. Gadis itu berdiri diam tak bergerak di tengah kamar dengan mata yang terpancang pada jendela dan perhatian yang tertuju penuh pada pintu kamarnya.

Selang beberapa waktu kemudian, pintu kamar Kirana dibuka dan muncullah sosok Alex di baliknya. Pemuda itu tanpa basa-basi langsung menghampiri Kirana dan memeluk pinggangnya.

Kirana berusaha keras untuk tetap tenang dan diam saja ketika pemuda itu memeluknya erat-erat.

"Aku mencintaimu." Alex mencium bibir Kirana dengan intens sambil sesekali membisikkan kata-kata mesra di telinga gadis itu.

"Nnn...ngh." Kirana berpura-pura mendesah agar pemuda di hadapannya lengah. Ia berusaha menahan gejolak perasaannya yang campur aduk.

"Ayo kita coba lakukan hal itu malam ini." bisik Alex seduktif di telinga Kirana. Ia mendorong tubuh Kirana hingga gadis itu terbaring di atas ranjang. Kemudian ia dengan cepat mengikat kedua tangan gadis itu ke dipan dengan dasi yang tadinya masih melingkar di lehernya.

Kirana terbelalak horor. Sontak ia memberontak berusaha melepaskan ikatannya. "Tidak! Aku tidak mau melakukannya!"

"Tidak usah takut. Aku akan pelan-pelan." Alex membuka kedua paha Kirana lebar-lebar dan memosisikan diri diantaranya.

"Tidak! Alex! Aku tidak mau!" Kirana menggeleng, memberontak liar, dan menendang-nendang agar Alex mau pindah dari atas tubuhnya. Tetapi Alex malah semakin menindih Kirana dan membenamkan kepalanya di dada gadis itu.

"HENTIKAAAAN!" Kirana meraung keras, tubuhnya melengkung ke atas saat sensasi yang begitu asing terasa di daerah dadanya yang masih tertutup pakaian. Ia terus meraung sekuat tenaga hingga tenggorokannya terasa sakit.

"Sssst, ayolah. Jadilah gadis yang baik dan turuti perkataanku. Rasanya akan menyenangkan." Alex menyumpal mulut Kirana dengan kain apapun yang berada di dekatnya.

Kirana terisak-isak, suaranya teredam gumpalan kain yang tersumpal di mulutnya. Kakinya bergerak-gerak heboh berusaha mencegah Alex melakukan hal yang lebih jauh.

JRAK!

Teralis besi jendela Kirana terlempar ke dalam dan jatuhnya menimbulkan bunyi berisik yang membuat Alex mengalihkan perhatiannya. Di hadapan matanya, dua orang pria berpakaian serba hitam berdiri menatapnya dengan tatapan terdingin yang pernah mereka miliki.

Kirana mengerang lemah, kelelahan akibat terlalu keras meraung. Sekujur tubuhnya langsung melemas.

Alex menyipitkan matanya mengenali siapa dua orang itu. Ia pun bergerak cepat, menodongkan pisau lipatnya ke leher Kirana untuk mengancam dua orang itu─Lovino dan Ludwig. Ia menyadari tubuh Kirana yang menegang terkena sentuhan permukaan dingin pisau lipat dan mengabaikannya.

Chaotic DaddiesWhere stories live. Discover now