Chaos 1

4.3K 48 27
                                    

Glossary:

Babbo(ITA)/Vati(ITA)/Padre(ESP)/Vater(GER): Ayah

Mio cara (ITA): Sayangku

Fratello (ITA): Kakak (laki-laki)

Mi querido (ESP): Sayangku

Meine liebe (GER): Sayangku

Wurst (GER): Makanan khas Jerman yang terbuat dari kentang

Siesta (ITA): Tidur siang

-Enjoy!-

Kirana POV

Selamat pagi/siang/sore/malam! Aku Kirana Kusnapaharani dan kalian bisa memanggilku Kirana. Dulu aku diasuh di sebuah panti asuhan World House sebelum diadopsi oleh dua pasang suami-ist─errr... maksudku dua pasang lelaki gay yang tinggal serumah. Aku sendiri heran kenapa aku bisa diperebutkan oleh dua pasangan itu. Mungkin aku imut kali, ya?  

Jangan bunuh aku, dong. Aku kan cuma bercanda.

“Kiranaaaaa! Lunch time!

Well, aku harus turun ke ruang makan sekarang. Itu tadi vati Lovino yang memanggilku. Itu berarti babbo Feliciano yang memasak untuk makan siang hari ini. Masakannya pasti enak.

Aku mengganti seragam sekolahku dengan kaus oblong putih dan celana longgar yang nyaman selutut berwarna kuning berpita-pita dan menuruni tangga cepat-cepat. Ternyata semuanya sudah berkumpul di ruang makan. Aku segera mendudukkan diri di antara vati Lovino dan padre Antonio yang kemudian mengacak-acak rambutku yang memang sudah berantakan.

“Vee~ Kirana mio cara sudah datang. Jadi ayo kita mulai makan siangnya sekarang. Aku masak risotto hari ini. Spesial dengan kentang untuk Ludwig dan tomat untuk fratello.” Babbo angkat suara dan mengambilkan satu porsi besar risotto untuk vater Ludwig.

Singkatnya, aku menghabiskan makananku dan menceritakan kegiatan sekolahku tanpa diminta. Keempat ayahku mendengarkan. Babbo dan padre yang antusias menyahuti ceritaku.

Setelah makan siang dan membereskan meja, babbovati, dan padre pergi ke kamar untuk siesta. Tinggal vater yang duduk membaca buku di ruang tengah. Aku menghampirinya dan duduk menyandarkan kepalaku ke lengannya yang kekar─yang membuatku bangga memiliki ayah seperti vaterVater tetap diam membaca buku namun lengannya terangkat merangkul tubuhku yang mungil dan menyandarkan kepalaku ke dadanya.

Vater, bagaimana ceritanya bisa sampai menikah dengan babbo?” tanyaku dengan wajah polos. Dapat kulihat wajah putihnya langsung berubah menjadi merah padam dan pandangannya menjadi tak fokus. Aku menyembunyikan kikikku dalam hati. Vater lucu sekali.

“I-itu... ceritanya panjang.” Vater menoleh ke arahku. “Kerjakan PR-mu, sana.” Katanya dengan nada memerintahnya yang biasa, namun lebih halus.

Aku memanyunkan bibirku dengan gaya merajuk. Vater ini memang tahu saja kalau aku sedang banyak PR. Padahal aku kan ingin bermanja-manja dengan vater. Masukkan emoticon sedih disini.

Tapi aku tetap beranjak berdiri dan berjalan menuju kamar untuk mengerjakan PR. Aku tidak berani membantah perintah vater. Aku dengar dari babbo kalau vater dulu menjabat pangkat yang cukup tinggi dalam pasukan NAZI─aku tidak tahu nama jabatannya─dan sampai sekarang masih menyimpan senjata-senjata untuk menyiksa tawanan di rumah─mansion─ini entah dimana. Aku tidak mau disiksa seperti tawanan NAZI jaman dulu itu. Amit-amit.

Chaotic DaddiesWhere stories live. Discover now