Chaos 5

687 29 0
                                    

enjoy.

“Kirana!” panggil Sean sambil berjalan agak terburu-buru.

Kirana menghentikan langkahnya menuju kantin dan berbalik menghadap Sean yang kini terengah-engah di hadapannya.

“Ada apa, Sean?”

“Paman Arthur berkata padaku bahwa kau mengikuti pesta bulan ini.”

Kirana mengangguk singkat, “Ya. Keempat ayahku mengizinkannya. Tapi aku tidak tahu apa akan diizinkan lagi untuk selanjutnya.”

“Wah, tahu begitu aku pasti datang kesana.” Sean berkata dengan nada kecewa. Ia berjalan mengiringi Kirana sambil memutar-mutar ponselnya.

“Kau tidak datang semalam? Aku memang tidak melihatmu sama sekali, sih. Tapi kupikir itu karena tamu yang datang sangat banyak sehingga kau sulit dicari.”

“Aku belum pernah datang ke pesta ayahmu. Arthur sering menawariku, tapi aku menolak karena aku mengira pesta itu hanya berisi orang-orang dewasa yang membosankan.” Jawab Sean panjang lebar.

“Memang sih, tamu yang datang semuanya orang dewasa. Tapi kau kan bisa main bersamaku di kamar sementara para orang dewasa berpesta.” Kirana menyeletuk sambil tertawa pelan. “Biasanya ayah menyuruhku tidur lebih awal. Tetapi aku tidak bisa tidur sebelum lewat jam sepuluh, jadi aku hanya mengutak-atik Macbook-ku atau mendengarkan musik keras-keras sampai bosan.”

“Kalau begitu ingatkan aku untuk datang di pesta ayahmu selanjutnya.” Sean bergumam.

“Mm.” Kirana menyanggupi.  “Ah, kau mau kemana, Sean?” tanya Kirana saat Sean masih terus mengikutinya.

“Aku ingin menemanimu. Kau tahu, hari ini aku sangat bosan.” Gerutu Sean.

“Yah, terserahlah. Sekarang aku ingin sekali makan yogurt beku di kantin.” Kirana mengangkat bahunya tak peduli.

Beberapa saat kemudian Kirana dan Sean tiba di kantin. Seperti biasa, suasana kantin selalu ramai oleh murid-murid yang kelaparan.

“Kau cari tempat untuk kita, sementara aku akan memesan. Apa yang ingin kau pesan?” tanya Kirana.

“Jus jeruk saja.” jawab Sean tanpa banyak berpikir. Ia kemudian berjalan mencari tempat duduk semenata Kirana berjalan menghampiri kedai yang secara khusus menjual berbagai jenis minuman dan es krim.

Yogurt bekudan jus jeruk satu, Paman.” Kata Kirana sambil mengulurkan uang.

Menunggu paman pemilik kedai menyiapkan pesanannya, Kirana memutuskan untuk mengecek seluruh aplikasi sosmed di ponselnya.

Foto-foto ia dan keempat ayahnya yang berpelukan bertebaran di timeline. Ada pula yang menyertakan link artikel yang secara khusus membahas mereka. Respon mereka bermacam-macam, namun yang paling dominan adalah perasaan kagum dan iri karena Kirana memiliki orang tua yang muda dan sangat tampan.

Beberapa orang yang sepertinya mengenal orang tua Kirana menceritakan tentang pesta semalam yang begitu mewah. Mereka bercerita bahwa keempat ayah Kirana memiliki kebiasaan untuk berpesta pora setiap bulan, mengundang orang-orang penting di seluruh dunia. Bahkan ada yang meng-upload foto Kirana yang sedang berdansa dengan Pangeran Spanyol.

‘Oh... sepertinya aku begitu terkenal.’ Batin Kirana sambil mendesah berat.

“Hei, kau gadis yang bernama Kirana itu, kan?” tanya seorang pemuda bertubuh tinggi menjulang yang berdiri di sebelah Kirana.

Kirana mendongak menatap wajah pemuda itu. Rambutnya hitam sedikit ikal di bagian tengkuk, matanya sehijau laut karibia, kulit yang putih, dan senyumnya mempesona.

Chaotic DaddiesWhere stories live. Discover now