0.8 『 Hadiah? 』

2 1 0
                                    

" Jangan dulu mati "

Hello prend!

How you day?

Happy everytime 😉

1500+ word, antisipasi kebosanan.

Happy Reading📖
🔸
🔸
🔸
🔸

" Kenapa harus Aku sih yang megang?, kenapa gak Elang? Kenapa gak Kevan aja?, kalau gak Bang Reza? " Gadis imut itu merenggut sembari memegang Banner dengan sedikit tidak ikhlas.

" Lo gak sayang sama Sena, Mil? " tanya Elang.

" Ya sayang lah!, tapi ini gak ada yang lebih bagus apa kata-katanya, kasian Sena tauk!. Dia pasti malu dan sedih punya teman kayak Elang "

Elang terperangah mendengar ucapan Milka, ia tak menyangka perkataan itu akan keluar dari gadis imut ini.

" Gaya bahasa lo Cil! " Tidak, bukan Elang yang menjawab melainkan Reza.

Ingat adegan Arsena di antar oleh seseorang pria yang masih belum ku ungkap namanya?. Ya benar dia adalah Reza, Reza Alhendra mahasiswa jurusan teknik yang sudah menganggap Arsena seperti adiknya sendiri, walaupun terkadang Arsena terkesan kurang ajar padanya.

Milka cemberut, gadis itu dengan niat yang sedikit akhirnya ia mau memegang banner tersebut.
" Ck, awas aja Sena gak suka ama Bannernya! Kita musuhan! " ujar Milka sembari menatap tajam Elang.

Elang mendelik seusai mendengar ucapan Milka, setelahnya pemuda itu tampak mengedikkan bahunya acuh. Kevan hanya diam sembari menatap pertengkaran keduanya ia menatap Reza dengan tatapan bersalah.

" Sorry bang, kelakuan mereka emang sering begitu " Kevan sebenarnya sangat tidak enak dengan Reza, tapi mau bagaimana kedua temannya memang sedikit tak tahu malu.

Reza hanya terkekeh maklum, ia juga sudah biasa dengan kelakuan dua manusia yang ada dihadapannya ini. Lagipula ia sudah sering melihat keduanya bertengkar seperti sekarang ini.

" Gapapa Van, biasa gue liat ni dua bocah berantem " Reza berujar sembari menepuk pundak Kevan.

Mereka masuk ke aula dimana acara tersebut dilaksanakan, diatas podium tampak Arsena yang berada di tengah kedua orang tuanya dengan senyum palsu yang terurai. Mereka melihat mata Arsena tampak membulat terkejut akibat mendengar pembukaan dari MC yang telah di sewa oleh Kakek Arsena.

Mereka berempat menghela nafasnya secara bersamaan, " Kebiasaan banget si Sena, ultah sendiri lupa heran gua " Ujar Elang.

Mereka setuju dengan ucapan Elang, seperti biasa Arsena terlalu sibuk hingga lupa dengan hari lahir. Mereka sebenarnya juga bingung apa yang sebenarnya sohib mereka lakukan.

Dari kejauhan seseorang yang tak diundang datang kearah mereka dengan sok asik.

" Gue gak tau kalian juga ada di acara kayak gini, tumben? " perkataan itu keluar dengan lancar dari mulut seorang Revaldo.

" Gue juga gak tau lu datang setelah pergi tanpa pamitan " ungkapan itu terkesan menyindir sebenarnya, Elang menatap sinis Reval setelah menjawab perkataan pria tersebut.

Reval hanya terkekeh seraya merangkul Kevan, laki-laki ini sangat tidak tahu malu.

Milka juga menatap Reval dengan tatapan kemusuhan, " Mau ngapain sih kamu?, mau bikin Sena nangis lagi? Iya? " Suara gadis itu naik beberapa oktaf walaupun tidak terlalu keras, dikarenakan sekitar mereka yang memang sedang ramai.

Love MyselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang