0.6『 Terlalu Ramai 』

3 2 0
                                    

" Semenjak itu senyumku menjadi pulsa "

Hello prend!

Gimana kabar kalian?

Seperti biasa, jangan lupa bahagia! Puing~

Happy Reading📖
🔸
🔸
🔸
🔸

' Hoam ' sudah berapa kali Arsena menguap pagi ini ia tak tertidur semalaman, entah apa yang ia lakukan.

Dengan malas ia turun menuju lantai bawah dimana sang Ayah dan Ibunya berada. Malas berbasa-basi ia langsung duduk tanpa menyapa keduanya, kurang ajar emang.

Kedua orang tuanya pun tanpa tak peduli dan sibuk dengan Ipad mereka masing-masing.

Arsena dengan santai menghabiskan susu vanilla yang disiapkan oleh maid untuknya, setelahnya ia pergi membawa selembar roti tawar polosan. (Enggak dikasi apa²)

Ia berjalan menuju gerbang, di sana tampak seorang laki-laki dengan motornya yang sedang memainkan gawainya tanpa melepas helm.

Mendengar suara langkah kaki, Laki-laki itu menoleh lalu menyimpan gawainya.

Ia memberikan satu helm lagi kepada Arsena, setelahnya mereka berangkat bersama.

Selama perjalanannya pun keadaan tampak hening, tak ada dari mereka yang mengangkat suaranya. Entah malas entah tiada topik keduanya.

Tapi kayaknya gak jadi, pihak pria memiliki topik yang ingin ia ucapkan.

" Lo ngapain di rumah itu lagi Sen? "

Tak ada drama di mana penumpang di belakang budek, Arsena dengan segera menjawab.

" Ck, di jemput paksa gue ama tu orang tua bangkotan  " ujarnya sedikit emosi, mana kakinya masih nyut-nyutan akibat kepentok kaki ranjang.

Si laki-laki tampak mengangguk, kemudian keadaan kembali senyap.

Sampai di sekolahan keadaan tampak masih sepi, ya karena ini masih jam 6, Sekolah akan mulai ramai jam setengah tujuh.

Arsena turun melepas Helmnya memberikan kepada pemiliknya kemudian pergi setelah mengucapkan terima kasih.

Laki-laki itu hanya diam menatap punggung Arsena yang mulai menjauh, setelahnya ia kembali menyalakan Motornya lalu melesat meninggalkan sekolah Arsena.

Suasana masih sangat sepi, bahkan jika kalian berjalan sendiri di koridor mungkin kalian tidak terlihat, karena masih dipenuhi kabut pagi.

Namun, sepi dan tenang seperti ini adalah surga bagi Arsena untuk menenangkan kepalanya dari suara-suara berisik yang kian ramai.

Sampai dikelasnya ia menelungkup kan kepalanya di meja, dengan telinga yang tersumpal airpods Arsena tidur dengan damai.

Tanpa sadar kelas sudah mulai ramai, murid yang lainnya mulai berdatangan silih berganti.

Sebentar lagi bel, dan Arsena masih terlelap. Tak ada yang membangunkannya mengingat ia tak memiliki teman dikelas, karena ia sendiri kelas bahasa. Kevin dan Elang, dua anak itu mereka memilih satu kelas yaitu IPA ,sedangkan Milka gadis itu baru masuk SMA kemarin jadi ia masih kelas 10.

Sampai guru sudah masuk ke kelas pun tak ada yang berinisiatif untuk membangunkan Arsena, guru hanya bisa menghela nafas lelah melihat hal tersebut.

Waktu terus berjalan tak disangka jam pelajaran pertama sudah selesai, setelah bel berbunyi anak-anak berbondong keluar kelas untuk mengisi energi mereka agar lancar menghadapi perang selanjutnya, tapi sepertinya tidak dengan nona muda kita ini.

" SENAAA, MAIN YUK! "

Taulah siapa, tapi bedanya gadis itu membawa kotak bekal ditangan nya tapi tidak satu dia membawa dua, dan itu bergantung lucu di kedua tangan mungilnya.

Arsena mengeliat sembari membuka matanya perlahan, dapat ia lihat Milka duduk tepat di depannya gadis itu tersenyum lebar yang meyebabkan matanya ikut tersenyum *(Eye smile).

" Nih makan, tadi bunda bilang suruh ngasih kamu satu " ujarnya sembari meletakan bekal yang sudah dibuka dihadapan Arsena.

Arsena masih diam menatap tempat bekal di depannya tiba-tiba terlintas dikepalanya sebuah pertanyaan " Apa 'Dia' juga bakal bikinin gue bekal? "

Dengan segera ia menggelengkan kepalanya dan membisikkan kata mustahil terus-menerus dihatinya.

Ia mengambil sendok yang diberikan Milka lalu mulai memakan bekal, mereka makan dengan damai tapi terkadang Milka terlihat sangat semangat untuk bercerita yang juga kadang ditanggapi oleh Arsena.

-Yang asli, yang ada badaknya-

Di malam harinya Arsena sudah siap dengan dress hitam selutut dengan renda putih yang melingkar dipinggangnya, rambut bagian depan gadis itu dikepang oleh maid lalu dilingkarkan di kepalanya seolah-olah bando.

Jangan harap ia akan memakai heels, Ketimbang itu Arsena memilih memakai sneakers putih yang berbanding senada dengan renda di pinggang bajunya.

Ia sedang di ruang tamu yang berada di ' Rumah ' nya itu bersama dengan Ayahnya, orang yang tak mengenal mereka pasti mengira mereka Ayah dan anak yang serasi, bagaimana tidak pakaian mereka sudah seperti pakaian Couple Lebaran aja.

Arsena tidak bisa berlama-lama satu tempat dengan pria paruh baya yang di depannya ini, ia Muak.

Gadis itu pergi keluar, lalu masuk kedalam salah satu diantara dua mobil itu, jangan mengira ia akan satu mobil dengan kedua orang tuanya. Cih, mana sudi.

Tak lama setelah kedua orang tuanya keluar demgan pakaian yang serasi dan serupa dengan yang dipakai olehnya. Fiks baju couple lebaran.

Mobil kedua orang tuanya sudah berjalan lebih dulu, disusul oleh mobil Arsena.

Selama perjalanan gadis itu hanya diam menatap ke arah luar jendela, keadaan memang sepi hanya terdengar suara engene mobil dan klakson kendaraan lain. Tak seperti isi kepala Arsena yang sangat ramai.

Ia sedikit tersentak ketika sang supir memanggilnya guna memberitahu jika mereka sudah sampai. Arsena turun lalu ia lihat kedua orang tuanya tampak menunggu dirinya.

Sedikit berdeham, Ia berjalan mendekati keduanya. Grahma menuntun gadis itu supaya berada di tengah-tengah antara dirinya dan sang istri. Guna mencari citra yang baik dihadapan publik.

Arsena sangat gugup, ia tak pernah datang ketempat seramai ini sebelumnya. Jepretan flash membuat kepalanya pusing dan matanya yang mulai berkunang.

Hah, ia terus menerus menghela nafasnya.
" Ini terlalu Ramai " gumamnya.

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️

Hahh, sedikit terlambat ya yeorobun, but its oky.

See you~~

Sunday 21 May 09.47 AM
2023
Kalimantan Tengah

901 words

Love MyselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang