Penerbangan

39 14 47
                                    

Hari adalah jadwal aku terbang dari Jakarta menuju Kalimantan tepatnya, di Ketapang. Kami berangkat pukul 11.59 harus  sudah sampai bandara internasional Suma hang di Jakarta. Kami akan menempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam dari Jakarta. Saat ini aku sedang menyiapkan barang barang ku. Sambil menyiapkan barangku Yani memanggil ku, tapi aku tak dengarkan ia berbicara
"Mbak ,mbak ,mbak ,mbak Marie"(aku sedikit menguatkan suara ku) ucap. Yani teman seangkatan ku waktu kerja menjadi pramugari di salah satu maskapai swasta Indonesia. kami sudah hampir 2 tahun bekerja sebagai pramugari,dan tinggal di mess yang sama tapi suatu ketika semua berubah hingga 180 derajat.
malam itu, merupakan malam yang menakutkan bagi ku. karena kami akan berangkat pergi ke salah satu kota di Kalimantan, untuk mengantarkan 58 orng penumpang ke Kalimantan. dan kami hanya berjumlah 5 crew 4 pramugari dan 1 pramugara.
"Mbak Marie,dah siap yuk kita turun untuk bertemu crew yang lain mereka dah siap"ucap Yani tapi aku, hanya mengangguk saja. karena perasaan ku sudah tidak enak, untuk beberapa hari kemudian, selama aku kerja menjadi seorang pramugari.kami berdua turun ke lobby untuk bertemu satu set crew di bawah .tetapi, keanehan mulai terjadi. Aku merasa bahwa ada seseorang yang mengamati ku dari jauh. Tanpa sadar Yani memanggil namaku dengan keras.
"Mbak, kenapa melamun ayuk mbak mobil dah tiba kita harus ke bandara untuk briefing" aku kembali mengangguk dan merasa bahwa ada seseorang yang mengikuti kami, semua dari mess hingga menuju ke bandara .

12.00
Kami tiba di  bandara internasional dikota itu, dan suasana sepi menyelimuti bandara sepi yang, kurasakan banyak awak kabin sudah pada kembali ke mess untuk beristirahat. saat kami menuju ke ruang briefing tepatnya, di terminal 3 bandara Suma Han aku berjalan paling belakang Karena aku hanya FA 4 . waktu menuju ke terminal 2, suasana masih terasa sepi, kami kembali berjalan ke flops. Nania Airlines, itu nama yang terpampang di bawah flops. kami masih harus melewati eskalator untuk ke bawah. kali ini aku berjalan terakhir di terminal 2 ,aku melihat seorang wanita sedang duduk sendiri dengan pakaian mirip pramugari baju lusuh, yang terlihat kotor dan rok batiknya, yang berlumuran cairan tapi aku tak tau cairan macam apa itu berwarna gelap dan tercium bau melati.
aku mencoba mendekati pramugari itu.
"Mbak, ikut penerbangan hari ini kenapa disini. mana crew yang lain mbak"ucapku tapi ia hanya diam dan menggeleng juga mengangguk sesekali. aku coba bertanya sekali lagi"mbak crew yg lain mana,koq mbak sendiri aja"ucapku lalu ia menunjuk ke arah selatan. aku kebingungan setelah itu ia mengatakan."crew yang lain ada disana sedang kesakitan, pesawat yang kami tumpangi jatuh ke laut dan kami semua tak bernyawa,"aku kaget seketika mendengar penuturan dari pramugari tersebut. setahuku pesawat itu jatuh 5 tahun yang lalu, dan semua orang didalamnya sudah dinyatakan tidak bernyawa. setelah itu aku merasa takut dan mencoba berlari ke arah flops dengan perasaan cemas aku langsung, turun ke bawah dan mencari Yani."Lo kamu koq disini Marie bukanny, aku tadi mengantarkan mu ke   arah apron katanya ,kamu ingin melihat pesawat dengan logo biru itu?" Ucapnya dengan nada yang seperti kebingungan.
"Aku? Aku dari tadi di atas lagi check in online crew kamu ngapain ke apron yan?"ucapku dengan nada bingung DAN raut wajah, yang tadinya biasa aja menjadi tegang. seluruh crew termasuk mbak alenia, senior cabin crew merasa terkejut dengan penuturan kami berdua, ia mengatakan bahwa Sedari tadi kami bersama mereka padahal kenyataannya, kami berdua pergi.

12.06.
Saatnya briefing untuk seluruh crew dan kami selesai briefing menuju pesawat Boeing 737 yang terparkir itu kami berjalan melewati garbarata  dan tanpa sengaja aku melihat seorang wanita berpakaian seperti pramugari yang aku liat di terminal tadi sedang berada di ruang kendali pesawat.mengapa dia selalu muncul  Tanpa pikir panjang aku menyusul crew yang lain

12.30
Boarding... Semua berjalan lancar aku mendapatkan tugas untuk memeriksa jumlah penumpang jumlahnya ada 60 orang tapi di dokumen bandara kami hanya membawa 58 orang penumpang aku mencoba menghitung kembali seluruh dan jumlahnya masih sama aku melapor kepada senior
"Mbak penumpang nya genap !" Ucapku nampak senior cabin one itu nampak terkejut dengan penuturan ku "coba mbak hitung dari kakinya mbak jangan dari kepala" aku kembali ke cabin untuk memastikan penumpang berjumlah 58 agar penerbangan ini segera berakhir pikirku dan ternyata jumlahnya 58 aku merasa lega dan langsung ke galley depan untuk melapor ke petugas darat bahwa penerbangan ini berjumlah 58 orang penumpang pengumuman segera di bacakan oleh salah satu rekanku mbak Alya mengumumkan apa saja yang tidak boleh. 10 menit setelah pengumuman itu kami mulai mendemonstrasikan cara pengunaan alat darurat di pesawat. dan lagi lagi aku menangkap wanita itu di kursi nomor 13D tepatny di tengah tengah penumpang 'perasaan aku tadi tidak melihat penumpang itu deh koq bisa dia ada disitu yah.'ucapku dalam hati ada rasa ingin tahu, siapa penumpang itu tetapi pekerjaan memaksa ku untuk melupakannya. Mendemonstrasikan alat keselamatan sudah usai saatnya kami kembali ke tempat duduk masing masing.  aku bertugas di paling belakang dengan mas Andi dan Mbak ana, aku duduk bersama mas Andi dan Mbak ana sendiri rasanya aku mulai memikirkan hal gila yang terjadi tadi aku mulai terjebak dalam angan sendiri tiba tiba bunyi pengumuman terdengar dari arah depan "silahkan buka penutup jendela!!" itulah kata kata yang aku denger dari depan, aku terdiam sebentar memikirkan kenapa keanehan ini terus terjadi padahal sebelum aku menjadi pramugari ini tidak terjadi jika pun terjadi hanya sekali saja. Ahh, capek rasanya jika menjadi pramugari harus seperti ini saat aku terlelap dalam pikiranku sendiri, aku mendengar derap langkah kaki di cabin karena penasaran aku mencoba untuk melihat siapa di cabin dan membuka seat belt ku dan mencoba mencari tahu siapa di cabin dan kenapa berisik sekali.
'ya Tuhan itu mbak senior mengapa wajahnya sangat marah' sambil menutup mulutku. aku kembali ke tempat dudukku sebelum dia melihat ku dan menuduh ku aneh aneh. " kalian semua kedepan sekarang yah saya tunggu!" Ucapnya dengan nada kasar berbeda sekali perilakunya tadi nampak baik sekarang galaknya minta, ampun kami bertiga pun berjalan kearah depan dengan perasaan was was sambil mengamati penumpang dan yah, lagi lagi wanita itu kembali muncul di kursi yang berbeda capek rasanya jika harus berhadapan dengan dia kupercepat langkah ku untuk sampai ke galley depan agar tak bertemu dia lagi .sesampainya, kami di galley depan mbak alenia memarahi kami dikarenakan ia menduga bahwa kami telah membunyikan alat Announcement,Dan  mengatakan hal yang bikin penumpang takut .
"Bukan kami mbak yang melakukan nya kami sedari tadi tidur mbak tidak ada yang membunyikannya mbak" jawab mas Andi dengan wajah menyakinkan mbak alenia agar tidak salah sangka kepada kami.
"Kami pikir mbak yang bunyikan announcement mbak?" Ucap mbak Rara, dengan wajah pasrahnya mbak alenia mengizinkan kami kembali ke galley belakang dan, benar saja saat aku akan kembali ke galley belakang aku merasa ada yang mengikuti ku. bahkan aku melihat seorang penumpang keluar dari kamar kecil "mbak saya tadi liat ada pramugari cantik mbak tapi malah sinis ke saya padahl niatnya saya mau negur saja mbak koq cuek banget si!" Jawab penumpang tersebut lalu, aku meminta maaf atas yang terjadi karena pada waktu itu kami semua sedang ada didepan. sungguh janggal semua kejadian ini membuat ku pusing dengan apa yang terjadi padahal, waktu mendarat tinggal 30 menit lagi tapi sudah ada saja yang aneh.
*Sebentar lagi awak kabin kami akan membagikan makanan dan minuman ringan* itulah pengumuman yang ku dengar dari mbak Alya. dan saat ini aku lah dan mas Andi juga mbak Rara membagikan makanan dan minuman. karena, beberapa penumpang sudah mulai mengeluh lapar pada kami. Mas Andi dan Mbak Rara mulai menyiapkan makanan di atas troli. sementara,aku sibuk membereskan sisa makanan dan mengecek apakah ada makanan tersisa atau tidak, ternyata makanan hanya bersisa 5 makanan lagi dan minuman cukup banyak. Selanjutnya kami membawa troli menuju cabin aku bagian penawaran dari produk kami, mas Andi dan Mbak Rara membagikan makanan kepada penumpang.  Tombol Call  untuk memanggil awak kabin hidup , aku berjalan kearah suara ternyata aada di kursi 17C. Seram rasanya ketika mendatangi kursi tanpa jendela dan pintu itu. Ternyata seorang pria paruh baya berusia kurang lebih 40 tahun dengan wajah pucatnya memanggilku, aku mulai menyapanya dengan rasa hormat
"Permisi pak apakah bapak sakit? Wajah bapak terlihat pucat sekali, bapak berangkat dengan siapa?" Ucapku tapi pria paruh baya itu hanya diam dan tak menjawab satupun pertanyaan ku. Rasa takut ini mulai menghantuiku lagi disaat aku akan menanyakan lagi tiba tiba, ia menjawab dengan cepat sekali
"Saya mau kopi tanpa gula 1 mbak dengan gelas tanpa motif" ucapnya, aku merasa kebingungan dengan permintaan tersebut karena, semua gelas dan cangkir disini sudah ada logo dari perusahaan kami, aku harus berpikir dua kali dengan permintaan tamu satu ini. Dengan segala nyali aku memberitahu kan kepadany bahwa gelas disini sudah ada logonya .
"Permisi pak , maaf sebelumnya gelas dan peralatan minum semuanya sudah ada logo perusahaan ini pak" jawabku dengan segala nyali yang ku punya dalam hati aku merasa takut sekali, tiba tiba ia menjawab "ambilkan saaja sesuai permintaan saya dan jangan beritahu kepada yang lain!" Ucapnya, mataku membelalak seketika mendengar penuturannya, yang menurutku agak sedikit aneh.  Yah bagaimana pun aku harus menuruti kemauannya karena dia seorang penumpang dan, aku berjalan cepat menuju galley. Berjalan ke belakang itu melelahkan menurut ku jarak kursi dan galley, lumayan jauh serasa akan pergi ke Tokyo saja aku. Saat tiba di galley aku bertemu mbak Rara dan aku mengajaknya mengobrol sebentar, eh tunggu bukannya mbak Rara tadi di depan dengan mas Andi masih membagikan makanan dan minuman?. Aku berusaha mengajak nya ngobrol walau keringat dinginku sudah satu ember tapi aku penasaran siapa dia?, "Mbak koq disini tadi mbak kan di depan sama mas Andi?". Ucapku dengan nada agak sedikit gemetaran aku kembali bertanya kepadanya,"mbak,mbak koq disini. Bukan-nya m- mbak di de-pan yah?". Nada gemetar suka semakin menjadi jadi, karena sebelum aku ke galley belakang ,aku melihat mbak Rara di depan mengapa, dia begitu cepat kesini. Masih ingin rasanya bertanya kembali kepadany. Tetapi, panggilan call penumpang kembali

Ternyata, Aku Sudah Meninggal?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang