Setelah empat puluh lima menit perjalanan menuju kampus yang dibumbui banyak permainan pikiran dan ego masing-masing, akhirnya Mingyu memarkirkan kendaraannya di dalam basement gedung fakultasnya.
Sengaja menurunkan Gyuri disini agar berada bersama Mingyu lebih lama. Karena jarak gedung fakultasnya dengan kelas gadis itu cukup jauh.
Mingyu tersenyum penuh kemenangan melihat wajah Gyuri yang sudah cemberut penuh protesan kenapa dia harus parkir disini.
"Gue tau lo sengaja." Marah Gyuri begitu keluar mobil, "jangan ketawa." Ancam Gyuri melihat Mingyu yang sudah tak kuasa menahan senyumnya menjadi tawa.
Tapi Mingyu justru malah semakin tak bisa mengendalikan hasratnya untuk tertawa, dan akhirnya malah menyemburkan tawanya begitu berjalan disamping gadis itu, yang membuatnya mendapat pukulan dari Gyuri.
"Gak lucu tau gak." Rajuk Gyuri berjalan cepat meninggalkan Mingyu yang masih tertawa geli.
Ditinggalkan Gyuri,Mingyu akhirnya menyusul dan langsung berusaha menggandeng lengan Gyuri.
Tapi gadis itu menolak dengan melepaskan kaitan lengannya, namun Mingyu tetap memaksa dan akhirnya menggandeng tangan Gyuri.
"Ngapain sih, gandengan tangan?" Kata Gyuri mempertanyakan tingkah Mingyu.
"Tadi katanya buktiin," jawab Mingyu polos, "ini buktinya." Kata Mingyu menunjukkan genggaman tangan mereka.
Gyuri yang sudah tidak tahu harus bagaimana akhirnya tersenyum sambil membuang muka.
Ia tak tahu lagi harus bereaksi seperti apa atas perubahan sikap Mingyu yang menurutnya masih belum pasti.
Tapi untuk saat ini, jika memang benar ada yang ingin anak itu buktikan, maka Gyuri akan menerimanya saja dengan seiring berjalannya waktu.
🌱
Suasana kampus di pagi hari masih belum terlalu ramai dipadati mahasiswa karena kebanyakan dari mereka baru pergi ke kampus mendekati jam perkuliahan dimulai.
Sedangkan Mingyu dan Gyuri memang bersiap-siap terlalu awal dan datang ke kampus lebih cepat dari biasanya sehingga tak banyak menemui orang sepanjang perjalanan mereka melintas antar gedung fakultas yang luasnya bukan main.
Namun meskipun begitu, masih ada saja yang menyapa Mingyu setiap mereka tak sengaja berpapasan dengan beberapa orang ketika masih berada di area gedung fakultas laki-laki itu.
Orang populer memang akan selalu populer entah seluas apapun jangkauannya.
Ia tak mengira Mingyu masih begitu dikenal meskipun lingkup pertemanan di universitas berkali-kali lipat lebih luas dibandingkan sekolah menengah dulu.
"Lo kenal semua orang yang tadi nyapa lo Gyu?" Tanya Gyuri akhirnya setelah beberapa orang perempuan menyapa Mingyu di lift dan memperhatikan genggaman tangan mereka.
"Nggak sih, mereka yang kenal gue harusnya."
"Apa maksud lo harus?" Protes Gyuri.
"Ya mereka nyapa duluan,berarti kenal kan?"
"Oke,anggap aja mereka kenal, terus ini kenapa masih pegangan tangan, emangnya kita mau nyebrang."
Jujur saja awalnya Gyuri pikir Mingyu akan melepaskan genggaman tangannya begitu keluar dari parkiran di basement yang sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Comfortably Numb [Kim Mingyu]
FanficI have become comfortably numb -Jang Gyuri Disclaimer : cerita ini murni hanya fiksi, tidak ada sangkut pautnya dengan real life castnya. Terimakasih.