DUA PULUH TUJUH

83 60 73
                                    


TANDAI TYPO⚠️⚠️
Flw @xyyzhre

"Hel! Tunggu!"

"Lepasin kak, jangan temui aku lagi!"

Mereka berdua sedang berada di kampus. Sore ini Rachel memang sengaja ingin membicarakan soal semalam. Ternyata benar, cowok itu telah menipulasi dirinya.

Seberusaha mungkin Levan meraih pergelangan Rachel dan ya cowok itu mendapatkan nya. Lalu menarik Rachel ke sebuah taman kampus yang berada di sebelah kiri lapangan.

"Lepasin! Sakit kak!" Levan terus menggenggam pergelangan tangan Rachel dengan sekuat mungkin. Gadis itu itu sudah berusaha untuk memberontak namun tenaga Levan lebih kuat di banding Rachel.

"Aku bisa jelasin, dengerin penjelasan aku" katanya memohon kepada Rachel.

Kedua mata Rachel berkaca-kaca menahan rasa sakit pergelangan nya. "Semua udah jelas! Kakak udah menipulasi aku supaya aku percaya sama kakak! Untuk jawaban tempo hari, aku gak bisa Nerima cinta kakak! Mulai sekarang jauhin aku, aku udah gak mau liat muka kakak lagi!" Bukannya melepaskan genggamannya, cowok itu malah semakin kuat memegang tangan Rachel.

"Iya aku benci sama Damian! Kakak cuma gak mau kamu deket-deket sama cowok brengsek itu!"

"Tapi kakak lebih brengsek!" Murka Rachel dengan tatapan tajam.

"Selama ini aku udah percaya sama kakak, kalau kakak itu orang baik. Dan ternyata? Kakak sendiri yang bikin semuanya hancur" suara gadis itu bergetar menahan Isak tangisnya.

"Aku minta maaf.. " lirihnya.

Gadis itu menggeleng. "Lepasin aku kak.. LEPASIN!" Sarkas Rachel dengan suara yang sedikit di naikkan.

Bugh!

Satu pukulan di layangkan di bagian perut Levan sehingga genggaman tadi terlepas dari tangan Rachel. Levan terhuyung mundur menjaga keseimbangan tubuh.

"Lo boleh hancurin hidup gue! Tapi jangan pernah Lo lukain Rachel ataupun kasarin Rachel!" Tegas laki-laki itu di hadapan Levan.

Setelah mengatakan itu, cowok itu menarik lengan Rachel untuk pergi meninggalkan Levan sendiri.

Kini keduanya sedang berada di sebuah parkiran kampus. Sedari tadi gadis itu memegang pergelangan tangan yang lumayan merah akibat genggaman Levan.

Cowok yang di samping Rachel segera meraih tangan gadis itu lalu mengusap-usap dan meniupnya. "Masih sakit gak? Hmm?". Tanyanya.

"Ma- maaf" itu jawaban Rachel membuat laki-laki yang ada di samping bingung.

"Buat apa?".

Rachel mengalihkan pandangan nya ke arah samping. Rasanya kelu sakeli untuk berbicara dengan laki-laki keturunan darah Korea. "Gu-gue minta ma-maaf karena ud-udah nuduh Lo tawuran" jawab Rachel dengan terbata-bata. Keringat dingin sudah mengucur di bagian kening. Ia takut jika laki-laki itu tidak memaafkan kesalahannya.

Damian tersenyum menatap gadis yang tingginya sedada bidang Damian. "Gue udah maafin Lo. Lagian ini bukan kesalahan Lo, Ra".

Gadis itu kembali menatap mata elang Damian. "Seriusan?" Dengan cepat cowok itu mengangguk.

"Mau gue anterin pulang?" Rachel mengangguk sebagai jawaban.

°°°°

Setelah beberapa menit, Damian mengajak Rachel untuk memutar-mutar jalanan ibu kota. Bukannya membawa gadis itu ke asrama, Damian melah membawa Rachel ke laut.

"Ngapain ke laut?" Tanya Rachel bingung.

Damian melepas helm fullface dan menaruh helm itu di atas stang motornya. "Mau liat sunset. Gak apa-apa kan?" Tanyanya memastikan Rachel menerima ajakan Damian. Kalau kalian tanya dimana mobil Lamborghini Damian? Mobil itu sudah di sita oleh Anggara—ayah tiri Damian.

Sejahat Takdir [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang