Chapter 2 : Happy Three Friends

20 4 10
                                    


Vant, Roys, dan Jasmine memiliki kebiasaan untuk pulang sekolah bersama. Rumah mereka memiliki arah yang sama. Paling dekat dengan sekolah adalah bunker tempat Jasmine tinggal, kemudian rumah Vant, dan paling jauh rumah Roys.

Sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing, mereka bermain di sebuah bangunan kosong bekas sebuah gudang pabrik. Bangunan itu merupakan bangunan yang menjadi korban keganasan Golden Asteroid sembilan belas tahun lalu. Sekarang gudang itu lantainya sudah mulai tertimbun pasir. Tidak banyak anak yang tahu tempat ini karena sebagian besar dari mereka tidak menganggap tempat ini aman, karena menurut rumor di sana pernah ditemukan orang mati. Sebenarnya disana hanya ditemukan kucing mati oleh Roys, tapi setelah menceritakannya rumor itu berubah menjadi orang yang ditemukan, bukan lagi kucing.

Hal itu malah membuat tiga anak ini menjadi semakin bebas bermain disana tanpa gangguan. Mereka akan berkumpul disana, duduk mengobrol atau membawa mainan yang mereka suka. Berbagi cerita tentang khayalan-khayalan mereka. Mereka sangat menikmati momen-momen itu, karena bermain dengan orang sebaya mereka menjadi hal yang sulit sekarang, melihat populasi anak yang sedikit disana. Saat ini pun mereka sedang tertawa bersama. Jasmine membawa buku gambar besar, Vant membawa sebuah penggaris segitiga, dan Roys membawa buku komik.

"Alien menyerang dengan menggunakan senjata laser! Tiga pahlawan melawan balik dengan kekuatan magis mereka yang dahsyat! Lihat ini, Vant, Jasmine! Bukankah mereka keren bisa memanggil meteor dengan sihir mereka?" Roys memperlihatkan gambar dari halaman komik yang dibaca olehnya. Mata Vant dan Jasmine terbuka lebar melihat gambar di buku tersebut. Zaman itu komik menjadi barang yang langka dan mahal. Pembuat komik tidak banyak dan penggandaan komik memerlukan waktu karena keterbatasan alat. Buku-buku cerita seperti ini menjadi sangat berharga bagi anak-anak seusia mereka.

Vant dan Jasmine terkagum-kagum dengan ilustrasi yang ada pada buku tersebut. Mereka memperhatikan betul-betul penggambaran sihir luar biasa yang ada pada gambar tersebut.

"Keren! Meteor sihir yang luar biasa! Lihat kekuatannya, bisa menghancurkan robot besar milik alien!" ucap Jasmine berbinar-binar.

"Tidak cuma itu, Jasmine. Gerard, si pahlawan berzirah biru bisa mengeluarkan air dengan sihirnya! Kekuatannya besar dan berguna. Aku ingin memiliki kekuatan itu agar ayahku tidak perlu membeli air di sumur," ucap Roys.

"Tapi bukankah pahlawan Robert lebih keren? Setelah meteor diluncurkan dia membuat perisai segitiga untuk melindungi orang-orang disekitar dari ledakan. Perisai itu lebih kuat dari hantaman meteor," tambah Vant.

"Kamu benar juga, Vant. Mungkin Robert memang yang paling kuat," ucap Jasmine.

"Tentu, dia favoritku."

"Tidak, tidak, tidak, Vant. Gerard masih tetap yang terbaik. Dengan sihir air kamu bisa menghidupkan pohon dan memelihara ikan. Kamu juga akan mudah menyiram pipismu sendiri tanpa repot-repot mengambil air," ucap Roys dengan nada sombong.

Vant dan Jasmin malah terkekeh dengan ucapan Roys. Mereka geli sendiri dengan pemikiran anak yang satu ini.

"Mungkin cuma kamu yang berpikir menggunakan sihir untuk menyiram pipis," Vant menanggapi sambil tertawa.

"Kenapa kamu malah menggunakan kekuatan besar ketika ke toilet?" Jasmine ikut menambahi sambil tertawa.

Wajah Roys berubah menjadi sedikit kecewa dan bibirnya sekarang menjadi manyun.

"Bukankah kalian tahu, toilet itu hal yang sangat penting. Air sumur lebih baik digunakan untuk minum. Sihir air akan sangat membantu mengurangi penggunaan air yang tidak perlu," jelas Roys.

Vant dan Jasmine ingin sekali tertawa, tapi yang dikatakan oleh Roys benar. Air merupakan hal yang berharga disini, jadi mereka menahan tertawa mereka, mereka hanya bergeleng-geleng dengan ucapan Roys yang tidak biasa itu.

[END] Libra Spin-Off : The Children of WonderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang