“Y/n bagaimana? Apa kau takut?” tanya Yuuji sedikit khawatir aku akan ketakutan, “Ya sedikit tapi aku baik-baik saja. Oh iya siapa orang tadi? Kenapa dia mengincarku?” tanyaku yang penasaran. “Dia Mahito, roh kelas tinggi. Sepertinya dia ditugaskan untuk menculikmu, sesuai dugaan Gojo” jawab Nanami sambil melihat-lihat apakah akan ada penyerangan kedua. Kemudian Nanami mengambil ponselnya dan menelpon seseorang yang sepertinya itu Gojo. Setelah Nanami selesai, mereka mengajakku untuk turun dan menenangkan diri. Manajerku melihatku turun bersama Nanami dan Yuuji yang sudah berantakan, dia panik dan ingin memelukku. Tapi kutahan karena aku sedang tidak mood untuk berada didekatnya. Dia sedikit terkejut, namun kulihat dia menyesal.
“Ah, lihat jamnya, lebih baik kita makan sekarang. Aku lapar” kataku kepada Yuuji dan Nanami, mereka mengangguk dan mengikutiku keluar gedung. Tapi tensi diantara kita sangat tebal, sepertinya kita semua bingung ingin memulai dari mana. Kami akhirnya memutuskan untuk makan disebuah restoran ramen terdekat. Setelah duduk dan memesan makanan, kami masih terdiam.
“Y/n a-aku, aku minta maaf” manajerku akhirnya bersuara, “Untuk apa? Kau menganggap aku sebagai pelacur. Apa itu pemikiran yang pantas untuk seorang manajer?” kataku yang membuat Yuuji dan Nanami terkejut. “A-aku tidak bermaksud seperti itu tapi-“ belum sempat dia bicara, Nanami memotong perkataannya, “Kau bisa membedakan mana menjual diri untuk kepuasan orang atau untuk hiburan semata? Aku bukan orang yang terjun didunia modelling atau sejenisnya, tapi sebagai pria aku mengakui terkadang aku melihat majalah berisi wanita dengan fashion yang bagus sebagai hiburan. Tidak berarti aku ingin dia bisa memuaskanku. Kata-kata pelacur itu terlalu berlebihan. Bukankah kau manajernya? Kau harusnya membuat dia nyaman, bukan sebaliknya”. Manajerku hanya bisa terdiam dan menundukkan kepalanya malu. “Sudahlah Nanami, biarkan saja. Dia harus berpikir dengan kepalanya sendiri” kataku menenangkan Nanami, dan dia langsung melunak.
“Maaf ya, Yuuji kau harus terjebak diantara percakapan ini. Sangat memalukan orang yang harusnya mendukungku malah memberikan perkataan yang tidak ada bedanya dengan merendahkan artisnya sendiri” Yuuji yang mengerti awalnya terdiam dan kemudian tersenyum. “Aku mengerti, kalau ada orang yang berkata seperti itu mungkin aku juga akan memarahinya” Yuuji cukup mengerti situasi ya, sepertinya dia banyak belajar dari Nanami. “Oh iya, ngomong-ngomong. Sepertinya roh itu mengetahui tentang segel ditubuhku, pasti akan sangat sulit jika roh tingkat tinggi sudah mengetahui keberadaanku saat ini” aku sedikit khawatir, karena panangkal yang ada pada diriku hanya bisa pada roh tingkat rendah. “Aku akan mengurus itu dengan Gojo, kau tenang saja. Selama bukan dia yang langsung menyerang kau akan aman” jelas Nanami, ya aku bisa mengandalkannya saat ini. Aku tersenyum sambil mengucapkan terima kasih atas kerja kerasnya. Nanami melihatku dan tersenyum. Dia benar-benar dengan penuh menjagaku. Aku rasa aku bukan hanya crushing saja, tapi aku sudah jatuh cinta.
Kemudian pesanan kamipun datang, dan kami makan dengan lahap terutama Yuuji yang kelihatannya sangat lapar. “Kalau kau masih kurang, kau bisa tambah Yuuji. Aku yang akan membayar semua” kataku kepada Yuuji yang membuat Yuuji mengatakan terima kasih dengan mulut yang penuh ramen. “Habiskan makanan yang ada dimulutmu baru bicara, Yuuji” Nanami mengingatkan Yuuji tentang etika makan yang dijawab dengan anggukan. “Kau pantas menjadi ayah, Nanami” ujarku sambil memasukkan mie kedalam mulutku. “Oh ya? Kenapa bisa seperti itu?” tanyanya penasaran, “Ya kau mengurus Yuuji dengan baik” lanjutku sedikit terkikik. Nanami hanya diam dan terus fokus pada makanannya. Sepertinya dia sedikit kesal, lucu sekali.
Sesekali kulirik manajerku, dia terlihat sangat tidak suka dengan keberadaan Nanami disebelahku. Harusnya dia pikirkan itu saat memikirkan hal-hal yang tidak baik tentangku. Kalau hanya menuruti kemauannya aku bisa depresi. “Y/n, ada apa? Kau tidak melanjutkan makan siangmu?” Nanami menegurku membuat aku tersadar dari lamunanku. “Ah, iya sepertinya cukup. Aku sudah kenyang” kataku dan tidak lama handphoneku berdering, ternyata salah satu perusahaan yang meminta endorse dariku menelpon. Aduh gawat, aku langsung berdiri keluar untuk mengangkat telpon tanpa izin dahulu karena ini sangat penting.
“H-halo” kataku pada orang yang ada disebrang telpon, “SEBENTAR LAGI DEADLINE, APA MASIH BELUM SIAP JUGA?!” jujur aku benci jika ada client seperti ini, tapi mau bagaimana? Orang ini harus mendapatkan apa yang dia mau, kalau tidak adikku yang menjadi taruhan. “A-aku akan siapkan, kumohon. Aku janji besok sudah siap. Tolong ini demi adikku, kumohon” kataku memohon, huh dimana harga diriku? Sampai aku memohon-mohon seperti ini. “Baiklah, besok kau sudah harus menyiapkannya, atau kau dalam masalah besar” kata orang itu kemudian dia menutup telponnya. Ahhh… aku pusing. Kenapa aku harus melakukan ini?to be continued...
------------------------------------------------------------
Hai minnasann.....
Gomenne aku hiatus lumayan lama, soalnya cari reverensi dan banyak tugas yang menumpuk akhirnya drop deh. but i hope you guys can enyoy my story soalnya susah cari reverensi ditengah gempuran tugas ini. Arigatou.... ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
my freaky guardian (NanamixY/n)
FanfictionBagaimana jika kamu adalah seorang model terkenal dan memiliki segel kutukan yang berbahaya? Tentunya memiliki pengawal adalah solusi yang tepat. P.s. semua karakter disini menggunakan karakter dari anime Jujutsu Kaisen. N.b. Y/n : Your name (nama...