18

248 7 0
                                    

Happy readinggg~~~~





Tidak banyak bicara lagi billal menelpon squad nya meminta bantuan menyuruh mereka datang ke sirkuit kawasan yuda and squad, ga lupa billal juga menyuruh salah satu di antara mereka yg membawa mobil

Skip

Skrg sabila sedang di periksa sama dokter, billal belum berani menelpon keluarga istrinya harus menunggu kabar baik dari dokter

"Lagian knp bisa sih bini gue ada di sana? Bukan nya dia ada di rumah" ucap billal mengusap kedua wajahnya secara kasar

Squadnya billal hanya bisa diam ga ada yang berani bicara jujur di saat situasi seperti ini, ga lama kemudian dokter keluar dari ruangan pasien

"Dengan keluarga nyonya sabila?" Tanya dokter

"Saya suaminya dok" jawab billal mengangkat tangannya

"Mari ikut saya ke ruangan" intruksi dokter

"Bro gue ke ruangan dulu ya, klo ada apa2 sama bila di dalam langsung lapor aja" ujar billal menepuk-nepuk bahu ke 5 squadnya, dan di angguki sama squadnya

(Ruangan dokter)

"Jadi gimana dok keadaan istri saya sama calon anak saya?" Tanya billal setengah khawatir dan panik

"Hhhh saya bingung harus ngejelasin nya seperti apa, tapi saya harap bapak tidak kecewa sama keputusan yang sudah di tentukan" jawab dokter menghela nafasnya

"Jadi gini istri anda bisa saja selamat namun anda harus memilih antara istri anda harus kehilangan nyawa anak kalian atau bapak bisa aja nyelamatin anak itu tapi bapak harus kehilangan istri bapak"

Sontak billal membelakkan matanya ketika mendengar penjelasan dari sang dokter di suruh milih salah satu nyawa antara istri atau nyawa calon anak nya

"Apa ga ada pilihan lain selain itu dok? Apa tidak bisa di selamatin dua-duanya? Kenapa harus ada pilihan seperti ini dok?" Tanya billal bertubi-tubi berusaha menahan emosi dan kesal nya

"Ga ada pilihan lain selain saya sebutkan tadi, karena luka benturan yang di alami sama nyonya sabila sangat serius sehingga tidak bisa mempertahankan keduanya" jawab dokter menjelaskan secara detail

"Pasti ini gara2 yuda sampe harus milih salah satu nyawa yg harus di selamatin" batin billal mengepalkan satu tangannya di bawah meja dokter

"Gimana pak?"

"Hmm klo boleh bisa tidak dok saya izin diskusi dulu sama keluarga saya melalui telpon, nanti saya akan kasih tau keputusannya"

"Boleh silahkan tapi jangan lama-lama karena kondisi keduanya baik bayinya atau ibunya sama2 lemah harus segera butuh perawatan"

"Baik dok, klo gitu saya permisi dulu ya"

Skip

Billal sedari tadi menatap sendu ke arah istrinya harus rela kehilangan nyawa anaknya yang udah berusia 6 bulan lebih yang di mana sebentar lagi mau 7 bulan

Sementara keluarganya sabila sama keluarga billal yang ada di sana ikut merasa sedih harus kehilangan adeknya lathif sama luthfi di tengah-tengah keluarga mereka

"Yg sabar ya anak, bunda yakin kalian sama-sama kuat apalagi bila sering di bilang perempuan paling tegar pasti kuat ngadepin nya" ucap bundanya billal mengusap-usap bahu anak sulungnya

"ARGH INI SEMUA SALAH BILLAL, COBA AJA KLO BILLAL GA KELUAR PASTI SEKARANG SI ADEK MASIH ADA" kesal billal menangis sejadi-jadinya menyalahkan diri sendiri

"ISTIGHFAR NAK ISTIGHFAR, jangan nyalahin diri sendiri semuanya udah takdir, mungkin skrg kalian blm bisa di kasih 3 keturunan sama Allah mungkin Allah mau nya kalian ngerawat dan jagain Lathif sama luthfi dulu sampai nunggu kehadiran anak kecil lagi" tegur umi wina sembari menasehati mantunya

"Tuh dengerin bill, semuanya udah terjadi ga ada yg bisa di ulang skrg lu sama bila fokus aja ngurus adam sama upi kan anak lu masih ada mereka ga cuma adeknya yg udah ga ada ini juga keputusan lo yg mau kan?" Sambung gus dzakki ikut menegur adik iparnya dgn halus

"Udah ya nak ga usah nyalahin diri sendiri lagi" ucap bundanya billal kembali mengusap-usap bahu anak sulungnya

"Nggggg mas billal" panggil sabila dengan suara puraunya sambil membuka matanya

"Iya sayang, mas di sini" jawab billal menggeserkan kursi nya jadi makin dekat ke arah istrinya

"Loh kenapa perut aku kempes mas? Adeknya mana? Jangan bilang adeknya lagi di bersihin sama suster ya?" Tanya sabila menatap lemah ke arah suaminya

Billal sama keluarga nya saling memandang satu sama lain membantu menjelaskan semuanya ke istrinya

"Dek, lu masih sakit kan? Mau apa? Roti mau ga? Atau buah-buahan?" Tawar gus liham mengalihkan pertanyaan dari adik bungsunya

"Ga mau bang adek ga laper" tolak sabila dengan suara puraunya

"Kok ga ada yg jawab sih, si adek di dalam perut aku kemana mas? Kenapa perut aku udah kempes" tanya sabila lagi masih penasaran

"Maaf sayang aku sama dokter ga bisa nyelamatin anak kita, kamu tau aku sempet bingung harus milih salah satu di antara kamu atau calon anak kita yg harus di selamatin? Karena aku sayang, aku cinta sama kamu ga mau kehilangan kamu jadi mau ga mau aku sama keluarga udah ngambil keputusan nyelamatin kamu" jawab billal berusaha menjelaskan semuanya secara jujur

"APA? JA-JADI AKU KEGUGURAN MAS?" Tanya sabila terkejut, di angguki sama billal

Lalu sabila memeluk suaminya dengan erat dia langsung menumpahkan semua tangisannya di dalam pelukan sang suami, dan billal pun dengan sigap membalas pelukan istrinya

"Sttt udah sayang jangan nangis, nanti adeknya ikut nangis loh di sana, udah ya jangan nangis kita harus bisa ngerelain kehilangan adek gpp kita kehilangan adek yg penting skrg kita masih punya adam sama upi" ucap billal menenangkan istrinya

"Hiks tapi mas....aku hiks udah...." Ucap sabila terbata-bata ga bisa nerusin lagi bicaranya karena terlalu sedih harus kehilangan anak nya yg ke 3

"Udah ya sayang, ga usah di terusin lagi ngomong nya klo kamu ga siap" ucap billal mengusap-usap punggung sang istri

"UMMAAAA" teriak lathif - luthfi berlari meghampiri ibunya baru datang di temani sama gus haris & nissa

Dengan sigap sabila memeluk kedua anaknya kembali menangis membuat kedua jagoan kecil mereka kebingungan

"Umma kenapa nangis?" Tanya luthfi bingung

"Iya, umma kenapa nangis? Jangan nangis umma nanti jadi jelek wajahnya" gurau lathif berusaha menghibur ibunya meski dia ga tau apa yg di tangisin sama sabila

"Kamu nih umma lagi nangis juga lagi sedih" ucap sabila segukan mengusap air matanya sementara yg lain hanya terkekeh

"Emg umma nangis sama sedih nya kenapa? Ga di jawab2 ih upi nanya drtd" ucap luthfi cemberut

"Utututu anak umma merajuk rupanya" ucap sabila menarik luthfi ke dalam dekapan nya sambil di kecup pipinya

"Jawab dulu ummaaaa" geram luthfi menatap tajam ke arah ibunya

"Umma ga kenapa-kenapa kok sayang, tapi kalian gpp kan ga jadi punya adek?" Tanya sabila lembut sambil menatap kedua anak nya secara bergantian

"Hah? Ga jadi punya adek? Pantesan perut umma ga gede lagi kek kemarin2" jawab lathif menatap ke arah perut sang ibu yang sudah datar kembali

"Gpp umma, kita ga jadi punya adek yg penting adam seneng bgt kita berempat bisa bareng-bareng seperti dulu lagi" sambung lathif memeluk ibu sama adiknya

"Papa ga di ajak nih?" celetuk billal

"Hehe lupa di sini ada papa" ucap lathif cengesan

"Jahat bgt ya papa ga di anggep disini, pundung aja lah" ucap billal pura-pura ngambek

"Dihh ngambekan kamu mas" ledek sabila terkekeh geli


Tbc

Takdir Bersamamu (Billal & bila) : END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang