Kesabaran setebal skripsi 1000 lembar

0 0 0
                                    

Alina POV

Berkas persyaratan sudah aku kirimkan kepada pihak kampus lewat online, mengingat rumahku berada diujung kota atau pelosok lebih tepatnya. Aku merasa lega karena tidak ada sesuatu apapun yang menghalangi proses ini.

Dan akhirnya tibalah di saat masa orientasi/ospek yang dilaksanakan secara online. Kenapa kok ospek online?

Ya kalian pasti tahu kan kalau aku ini terkenal disebut dengan angkatan Corona. Mengingat saat ini adalah masa awal tersebarnya virus tersebut ke indonesia, hingga menyebabkan semua instansi pendidikan di tutup dan dilaksanakan pembelajaran secara online.

‘Oh jadi begini ya dunia perkuliahan’ tutur batinku setelah mengikuti hari pertama ospek disamping kesibukan kuliah online juga.

‘ku pikir kita mengikuti ospek hanya tiga hari saja dan belum masuk ke pembelajaran. Rupanya hampir satu semester ya’ rutukku sembari merebahkan tubuhku diatas kasur.

Rasanya punggung dan leherku akan patah akibat terlalu lama berada didepan HP, stay by zoom. Bayangkan saja zoom dimulai dari pukul 7 pagi dan berakhir pukul 4 sore. Bagaimana punggunggu tidak sakit.

‘Nasib jadi remaja jompo’
Akupun menempelkan beberapa salonpas berharap ini dapat meredakan rasa pegal-pegal.

****

Hari ini adalah hari terakhirku untuk mengikuti ospek online. Ah rasanya lega sekali akhirnya aku bisa terbebas dari ketakutan-ketakutan akan ancaman dari kaka tingkat yang super one man show. Mereka merasa menjadi yang tertua di angkatan kami, padahal sama saja tahun kelahiran kita bahkan ada yang sama.

Sial memang sedang menghampiriku. Karena teman sekelompokku ini tidak tahu nama salah satu komisi disiplin maka akulah yang kena.

“Alina coba kamu sebutkan nama lengkap saya!” teriak seorang panitia dari zoom membuat aku terkesiap dan langsung mengaktifkan microphone.

“Siap kak. Nama kaka Dadang Rukmana.” Tuturku sedikit kurang yakin.

“Coba kamu kasih tau sama temanmu itu, sekarang!” perintahnya lagi.

“Nama kakak ini adalah kak Dadang Rukmana. Bukan Dadang Rukmini.” Ucapku dengan tegas.

Aku sedikit menenggelamkan wajahku menjauhi kamera karena tidak kuat, rasanya ingin aku tertawa terbahak-bahak. Nama orang ini sunda banget anjir.

Mana temanku salah sebut kepanjangannya lagi malah jadi Rukmini, kan ini lebih ke nama ibu-ibu ya. Wkwk

Seperti biasa, acara ini juga diselenggarakan dari mulai pukul 7 pagi bedanya hari ini hingga malam pukul 9. Alasannya adalah karena ini ospek terakhir.

Ya tuhan..... bagaimana nasib HP ku yang sudah tidak tahan bila terus-terusan dipakai zoom 24 jam. Sebab ini juga aku jadi sering menggunakan HP sambil di isi daya.

Dan sial lagi untuk yang kedua kalinya, hp ku kali ini benar-benar mati. Aku keluar dari zoom dan sangat susah sekali hp ku ini untuk hidup kembali.


Akhirnya setelah setengah jam aku biarkan hp ku terisi. Aku mencoba menghidupkannya kembali dan berhasil join zoom lagi.

Namun baru saja join selama setengah jam, hp ku mati kembali. Dan kejadian ini terus berulang hingga aku sudah tidak tahan lagi.

Bukan Rumah SinggahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang