23. Berakhir

421 51 7
                                    

Sunghoon menatap Taehyun dengan seringaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon menatap Taehyun dengan seringaian. Ia mengangkat tinggi gergaji mesinnya. "Mau jadi pahlawan?"

"Sunghoon, tolong hentikan ini. Masih ada waktu buat lo berhenti."

"Apa? Gue gak salah denger lo nyuruh gue berhenti? Target gue ilang gara-gara lo, sedangkan yang dua udah berhasil gue bunuh."

"Semua ini salah, dan bukan gini caranya buat ngelampiasin."

"Terus gue harus apa? Diam dan biarin mereka bikin gue sakit hati?"

"Kita bisa bicarakan baik-baik, Hoon."

"Halah, omong kosong! Lo, tuh, cuma parasit di pertemanan kita. Minggir lo!" Sunghoon melangkah maju, namun Taehyun langsung menahan tubuhnya. Ia tidak mau Sunghoon melukai orang lagi.

"Minggir atau lo gue bunuh?"

"Gue gak peduli, karena yang namanya teman gak akan nyakitin temannya."

"Minggir, omongan lo, tuh, basi karena lo gak pernah ngerasain apa yang gue rasain!" Sunghoon terus memberontak. Sejauh ini dia tidak memberikan luka sedikitpun pada Taehyun.

Taehyun mencoba untuk mendorong Sunghoon, tapi tubuhnya kalah kuat dengannya. "Terus mau lo apa? Bikin mereka semua mati? Itu gak ada gunanya, lo hanya akan hidup dalam penyesalan, Sunghoon!"

"Gue gak pernah menyesal, gue gak peduli kalaupun gue dihukum mati. Sekarang lo minggir!"

"Gue gak akan minggir sebelum lo berhenti."

Sunghoon berusaha melepaskan tangan Taehyun yang melingkar di tubuhnya, anak itu memang keras kepala. "Oke, gue bakal habisin lo."

"Lo pikir gue takut? Silakan!"

Sunghoon cukup terkejut atas keberanian Taehyun, ia pikir anak itu tidak rela mati demi Niki. "O --- oke."
Entah mengapa suara itu terdengar ragu, hingga Sunghoon kembali menangkap gergajinya dan siap untuk memotong tubuh Taehyun.

Tidak masalah jika dirinya harus mati, ia sudah berhasil mengulur waktu. Dia yakin Niki berhasil keluar dan tiga temannya selamat. Taehyun memejamkan matanya, ia sudah siap merasakan sakit dari tajamnya gergaji mesin itu.

Brak

Secepat itukah dia mati? Hingga ia sama sekali tak merasa sakit. Tapi saat mendengar deru napas seseorang, dia rasa dirinya masih hidup. Terlihat gergaji mesin yang Sunghoon buang di sebelahnya. Gergaji itu masih menyala, namun tanpa orang yang mengendalikan.

"Kenapa lo rela mati demi mereka?" tanya Sunghoon dengan raut datar.

Taehyun masih bingung, ia melepas pelukannya pada Sunghoon dan menatap pemuda itu. Sunghoon balik memandangnya dengan mata berembun.

"Kenapa lo rela mati?!"

"Karena mereka teman gue," jawab Taehyun dengan lirih. Sunghoon benar-benar terlihat berantakan, noda darah di mana-mana.

Circle ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang