⚠️Dilarang keras untuk melakukan plagiat🚫
🌱Selamat Membaca🌱
Pangutan mereka terlepas. Keduanya mengambil napas sambil menatap satu sama lain.
"Cantik, bibir kamu kaya madu."
Jaeyun mengerutkan alisnya di tengah napasnya yang memburu. "Kok bisa?" tanya Jaeyun heran.
"Rasanya manis," ujar Sunghoon sembari menatap lekat bibir Jaeyun yang membengkak dan mengecupnya lagi singkat lalu mengusapnya dengan ibu jari.
Pipi Jaeyun memerah, dia memilih memalingkan wajahnya menghindari tatapan Sunghoon.
"Pipi kamu merah banget loh" ledek Sunghoon dengan tawa kecilnya.
"Diem kamu" kesal Jaeyun menahan malu.
Kekehan renyah terdengar dari mulut Sunghoon "Mau lanjut atau berhenti?" tanya Sunghoon. Mood baiknya sudah kembali lagi.
"Terserah, kamu yang minta tadi" jawab Jaeyun malas.
"Oke lanjut" ucap Sunghoon cepat, tidak mau Jaeyun berubah pikiran. Ini kesempatan emas pikir Sunghoon.
Maka dengan persetujuan itu, keduanya mengambil posisi. Sunghoon melepas semua pakaiannya dan pakaian Jaeyun.
Kemudian, Sunghoon membuka paha Jaeyun sampai kini posisi Jaeyun mengangkang didepan Sunghoon.
Wajah Jaeyun memerah bukan main, Jujur ia malu. Ini pertama kalinya mereka melakukan hubungan intim setelah menikah dan Jaeyun dalam keadaan sadar tanpa pengaruh obat.
Dan entah apa yang mendorong Jaeyun untuk menyetujui ajakan Sunghoon sekarang, ia hanya penasaran saja, bagaimana rasanya bercinta saat kita benar-benar sadar.
Padahal dulu ia sangat menyesali perbuatanya dengan Sunghoon, tapi kini ia malah mengulanginya lagi hanya karena penasaran. *Dasar remaja labil😌*
"Taesan lahir di sini." Tangan kanan Sunghoon menyentuh perut Jaeyun yang masih terdapat bekas jahitan.
Dengan perlahan Sunghoon mengusapnya.
"Saat itu dokter bersihkeras minta kamu buat lakuin operasi di usia kandungan 7 bulan, karena rahim kamu di usia sekarang belum siap dan belum terlalu kuat buat nampung bayi lebih lama seperti halnya remaja perempuan pada umumnya." ucap Sunghoon menatap Jaeyun lembut.
Usapan itu jelas berefek besar bagi Jaeyun. Bulu kuduknya berdiri dan matanya terpejam menikmati sentuhan yang diberikan Sunghoon.
Tersenyum simpul melihat reaksi Jaeyun dibawahnya, Sunghoon mengarahkan tangan kirinya ke dada Jaeyun.
Dia mengelus puting istrinya itu dengan ibu jarinya. Kemudian meremas dada Jaeyun pelan.
"Tapi kamu keras kepala dan ngotot mau lahirin Taesan di usia kandungan 9 bulan." ujar Sunghoon terkekeh kecil melihat tubuh Jaeyun menggelinjang kegelian.
Jaeyun menatap Sunghoon dengan pandangan sayunya.
"A..aku kan kuat" ucap Jaeyun pelan sembari menangkup tangan Sunghoon yang berada di dadanya.
"Iya kamu kuat, sampai-sampai kamu hampir buat aku mati muda. Kamu tau? aku di marahi habis-habisan sama orang tua kita dan di pukuli bang Jeno berkali-kali, gara-gara aku nyembunyiin fakta itu dari mereka dan berujung kamu harus dilarikan kerumah sakit karena pendarahan hebat di usia kandungan 8 bulan." ujar Sunghoon sedikit berdecak kesal saat kembali mengingat betapa menyedihkan dirinya pada malam itu.
Kini Jaeyun yang terkekeh pelan mengingat saat ia pertama kali membuka matanya, ia terkejut melihat wajah Sunghoon yang sangat kacau.
"He'em, kamu melas banget waktu itu. Tapi aku tetep kesel karena Taesan harus lahir sebelum waktunya" ujar Jaeyun mempoutkan bibirnya lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake [Sungjake]✔END
Novela JuvenilKesalahan yang dibuat dua anak remaja itu mengantarkan mereka pada takdir yang begitu kuat