#9

10 0 0
                                    

Hari ini adalah hari ulang tahun nya Onna yang ke 17 tahun, banyak para tamu undangan meghadiri acara ulang tahun ini. Termasuk teman-teman Onna beserta teman-teman orangtua Onna.

Sena dan yang lain sudah duduk di meja yang berbeda dengan para orangtua, sedangkan Aksa sendiri sudah duduk di depan menunggu Onna keluar.

"Ini si Rachel gak dateng?" Tanya Sena dengan suara lirih.

"Tadi bilang ke gue kata nya datang kok" Jawab Kana.

"Bentar lagi acara dimulai, coba lo telfon Rachel" Sena menyuruh Kana menelfon Rachel.

Kana pun berdiri dari duduk nya menjauh sebentar dari tempat acara untuk menghubungi Rachel.

Tak lama setelah Kana keluar, suara MC yang menginterupsi para tamu jika Onna akan keluar dan segera di lakukan acara peniupan lilin.

Terlihat Onna keluar di gandeng oleh sang mama disebelah kiri dan papa nya di sebelah kanan. Senyum lebar terlukis di wajah Onna, menandakan rasa bahagia nya.

Namun lain dengan Amara, Davina, Zerin, Rhea, dan teman-teman kelas lain nya. Saat melihat Onna keluar bersama kedua orangtua nya sontak mereka membulatkan mata nya terkejut.

"Apa-apaan ini?" ucap Zerin yang terlihat kaget sekaligus emosi.

"Zerin, jangan bikin masalah" tegur Geby.

"Lo lihat Gebs, lo lihat siapa yang ada disana" terlihat tatapan penuh amarah di wajah Zerin.

"Sumpah gue gak ngerti sama apa yang terjadi sekarang" ucap Raden tak habis fikir.

Kana yang baru datang dibuat bingung dengan ekspresi Geby dan yang lain nya.

"Kalian kenapa sih? Oh iya tadi Rachel bilang bentar lagi sampe, soal nya macet" Ucap Kana.

Tak ada respon dari Geby dan yang lain nya membuat Kana mengerutkan dahi nya.

"Hei, kalian ini kenapa?" Tanya Kana dengan kesal.

"Na, lo lihat ke depan" perintah Amara.

Kana pun mengikuti ucapan Amara, sontak mata nya membulat.

"Gila, apa-apaan ini" Ucap Kana.

Tak lama terdengar suara "YAYY" menggema, pertanda Onna sudah meniupkan lilin ulang tahun nya.

Saat itu juga Rachel dan Vio baru saja sampai, namun tubuh mereka mematung di pintu masuk dengan pandangan menatap Onna dan keluarga nya.

Disana terlihat bahwa ada Aksa yang juga ikut berdiri disamping Onna dan keluarga Onna.

Rachel berjalan perlahan menuju Onna di ikuti Vio. Saat sudah sampai di depan Onna, Rachel tak dapat lagi membendung air mata nya.

"Kenapa Onna?" Tanya Rachel menatap kecewa ke arah sahabat nya.

"Kenapa harus gue?" Tanya Rachel lagi.

"Lo orang terdekat gue, bahkan gue udah anggap lo saudara gue sendiri. Tapi harus kaya gini pada akhir nya? Orang yang gue anggap sahabat selama 10 tahun ini ternyata orang yang hancurin kebahagiaan gue" Rachel seakan tak kuat mengeluarkan suara nya.

"Maaf Chel, tapi gue gak ngerebut Aksa dari lo. Tapi lo yang ngerebut Aksa dari gue" Ucap Onna tanpa rasa bersalah saat menatap Rachel.

"Lo benar-benar hancurin hidup gue Onna, lo ambil kebahagiaan gue. Padahal lo tau gue belum bisa move on dari Aksa. Gue salah apa sama lo? Sampai lo sejahat ini sama gue? Gak ada laki-laki lain yang bisa lo jadiin pacar lo kecuali pacar sahabat lo sendiri?" Rachel menatap Onna tajam.

Onna hanya diam dan tetap saja dengan wajah sinis yang tidak merasa bersalah itu, ia merasa bahwa ialah pemenang dari segala nya. Setelah kejadian di depan tadi, Rachel langsung lari dan pergi keluar dan disusul oleh Vio. Vio langsung mengantarkan Rachel pulang ke rumah nya untuk menenagkan fikiran nya terlebih dahulu.

-

Hari berikutnya Rachel tidak masuk sekolah, Amora memaklumi kondisi Rachel saat ini.

Setelah selesai memasak untuk sarapan. Amora menghmapiri kamar putri nya. Amora mengetuk kamar Rachel dam membuka pintu kamar Rachel.

Terlihat Rachel duduk di balkon kamar nya dengan selimut menutupi tubuh nya.

"Chel" sapa sang bunda

Rachel tidak merespon panggilan Amora.

"Rachel" Panggil Amora lagi disertai tepukan di pundaak Rachel.

"Bu-bunda"Ucap Rachel tersentak kaget.

Terlihat kondisi Rachel sangat berantakan.

"Jangan bilang Rachel gak tidur tadi malam? Dari semalam Rachel duduk disini?" Amora bertanya khawatir, setelah melihat mata bengkak Rachel dan wajah nya yang pucat serta dingin saat Amora memegang pipi Rachel.

"Kenapa bun? Kenapa Onna setega itu sama Rachel?" Bukannya menjawab Rachel malah balik bertanya dengan suara yang terdengar menyedihkan.

"Sayang, dengerin bunda ya nak. Dikehidupan ini semua bisa terjadi, banyak hal yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kita harus bisa ikhlas menerima semua nya. Percaya deh, kesedihan Rachel saat ini akan diganti kan dengan kebahagiaan suatu saat nanti bahkan mungkin sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya" Amora memeluk tubuh Rachel.

Rachel menganggukkan kepala nya. Amora melepas pelukan mereka dan tersenyum menatap Rachel.

"Ayo kita sarapan dulu, terus habis itu kamu istirahat ya. Bunda gak mau kamu sakit"

"Nanti bun, Rachel belum lapar" Ucap Rachel yang memang sama sekali tidak nafsu makan.

"Chel" Amora menatap Rachel dengan wajah sedih.

Akhirnya karna Rachel tidak tega dan tidak mau membuat bunda nya sedih, Rachel menuruti kemauan sang bunda untuk sarapan.

Friendshit, Relationshit, and it's all bullshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang