Lima belas menit lagi sebelum jam 7, dan haechan saat ini sudah rapi dengan pakaian yang jaemin berikan untuk haechan gunakan di malam ulang tahunnya. Haechan sekali lagi melihat dirinya dari pantulan cermin.
'Isn't it too much? Apa gue ganti baju aja ya?' ucap haechan sambil melihat dirinya dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Sebenarnya tidak ada yang aneh dari pakaian yang haechan gunakan saat ini. Hanya sebuah celana putih bahan yang dengan sempurna membalut kaki indahnya dan juga atasan berupa kemeja berbahan satin yang jatuh dengan indah di tubuhnya.
Namun satu yang menjadi masalah bagi haechan saat ini. Motif kemeja yang jaemin berikan sangatlah bukan style-nya. Bukankah kemeja ini terlalu ramai? Maksud haechan, kenapa motifnya seramai ini? Tidak kah orang-orang akan berpikir bahwa haechan adalah penyanyi dangdut?
Haechan menggelengkan kepalanya frustasi melihat kemeja yang jaemin berikan. Ramai, terlalu ramai. Kemeja ini dipenuhi dengan bunga-bunga dan juga motif kotak-kotak. Dan bahkan warnanya pun terlalu mencolok bagi Haechan. Hijau merah, kuning, apa-apaan ini? Kenapa mereka menggabung semua warna ini menjadi satu?
Sibuk menimbang-nimbang apakah sebaiknya ia ganti baju, ponsel Haechan tiba-tiba berbunyi, menandakan seseorang di ujung sana sedang mencoba menghubunginya. Dan beruntungnya haechan, yang menelpon adalah jaemin. Demi Tuhan, haechan sangat ingin mengumpati jaemin saat ini juga, dan ternyata jaemin dengan sukarela mau menelponnya lebih dulu.
"Heh?! Lo gila ya?!" ucap haechan langsung setelah menempelkan ponselnya pada telinganya. Jaemin bahkan belum sempat mengucapkan hallo kepada sahabatnya.
"Hhahahahahaha, happy birthday my most favorite man! How's your day? Jangan marah-marah anjing. Lo kenapa sih lagi ulang tahun malah ngomel?" ucap jaemin dari seberang telepon.
"Lo ngasih baju apaan ke gue? Kenapa rame begini?"
"Ehh bagus gak? Foto dong pakai bajunya. Mahal tauu tuh bajuu. Sekali-kali lo pakai yg cerah. Baju lo boring abisss." balas jaemin sambil tertawa di ujung kalimatnya.
Benar-benar haechan tak habis pikir dengan sahabatnya ini.
"Tapi ya gak se heboh ini juga jaem...." balas haechan
"Yaudah gapapa, sekali ini aja chan. Udah ah jangan protes. Lo harus foto ya pakai baju itu. Oh iyaaa, kalungnya jangan lupa dipakai!."
"Hah kalung apaan?" haechan bingung, karena setau haechan, dia tidak melihat kalung di box baju yang jaemin berikan.
"Adaa ihh itu, coba lo buka di box bagian bawah. Itu sepaket sama bajunya. Pokoknya gue tunggu minimal selca lo pakai baju dan kalung yang gue kasih. Kalau gak lo pake, gue marah bangetttt. Okedeh. Udah dulu yaa bye. Have fun, love!" ucap jaemin dan tanpa menunggu respon haechan, telepon pun terputus. Meninggalkan haechan yang hanya mampu menggelengkan kepalanya.
'Kalung? Kalung apaan...' haechan membatin. Setaunya tak ada kalung di box bajunya.
Namun seperti biasa, haechan tetaplah haechan. Meskipun jaemin menjengkelkan, haechan akan selalu menuruti apa saja yang jaemin katakan. Dan ya haechan pun kembali membuka box yang menjadi wadah bajunya tadi dan melihat apakah ada kalung yang jaemin sebutkan barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Birtday Companion (Markhyuck)
FanfictionJaemin : "Lo gak sexy, gak hot, dan you're tooooo smart. Jadi lo aman dari dia." Mark : "Gue temenin ya? isn't it sad to spend your birthday alone?"