7. Another Side of Him

6.3K 463 72
                                    

"Sekarang gue gak akan mundur dan lo gabisa pergi dari gue" ucap mark dan mulai mengikis jarak dirinya dan haechan.

Sangat perlahan, sampai-sampai haechan mampu melihat dengan jelas bagaimana lelaki di depannya pelan-pelan semakin mendekat. Dan saat jarak mereka hanya tersisa kurang dari 1 cm, mark menghentikan pergerakannya.

"Can i?" ucap mark lirih tepat di depan bibir haechan.

Bahkan saking dekatnya jarak antara bibir mereka, pergerakan bibir mark saat berbicara malah membuat bibir mark tak sengaja menyentuh bibir Haechan. Jadi apakah mark masih perlu bertanya di saat haechan bahkan tak berkutik?

Merasa bahwa haechan masih diam pada posisinya, mark pun akhirnya menempelkan bibirnya pada bibir haechan. Lembut dan hanya kecupan tanpa sesapan sedikit pun. Hanya kecupan, namun telah berhasil merampas hampir seluruh kewarasan yang mark miliki.

'Kenapa bibir haechan bisa selembut ini?' Batin mark

Mark bahkan tak habis pikir, bagaimana bisa sebuah kecupan membuat seluruh tubuhnya meremang? Ini bahkan jauh lebih biasa dari segala ciuman panas yang pernah mark miliki dengan mantan pacar atau gebetan-gebetannya. Kenapa sekarang mark tiba-tiba merasa sebegini panasnya hanya karena ciuman sederhana yang sedang ia berikan pada haechan?

Satu menit...

Dua menit...

Dan keduanya masih diam dengan posisi yang sama, sampai akhirnya mark menarik wajahnya sedikit menjauh dari haechan. Tak terlalu jauh, karena mereka masih dapat merasakan nafas satu sama lain menyapu wajah mereka.

Saat mark mampu melihat wajah haechan lebih jelas, mark mendapati haechan sedang menutup matanya saat ini, dan hati mark lagi-lagi berdesir. Semua tentang haechan terasa sangat memabukan. Bahkan dilihat dengan jarak sedekat ini, Haechan masih nampak sempurna tanpa cela.

Tangan mark yang sejak tadi diam, kini perlahan mulai naik ke pipi haechan dan menangkup pipi lelaki tersebut, dan karena haechan tetap diam sambil memejamkan matanya, mark pun kembali merapatkan bibirnya pada bibir haechan, namun kini ia bergerak lebih jauh dengan mulai memberi sesapan kecil pada bibir bagian bawah haechan, dan dengan tangan yang masih tak henti mengelus pipi lembut haechan.

Kalau boleh jujur, sebenarnya mark tidak pernah sehat-hati ini. Demi Tuhan, bagi mark ini adalah pertama kalinya ia bersikap semanis dan segentle ini pada partnernya. Mencium perlahan dan memberi sesapan kecil seakan-akan takut menyakiti orang di depannya, sangatlah bukan gaya mark.

Namun coba lihat apa yang mark lakukan saat ini kepada Haechan. Ia sangat berhati-hati. Bahkan terlalu hati-hati, sampai tanpa mark sadari, ada seseorang yang kini merasa tak sabar dan berharap mark melakukan pergerakan lebih jauh. Dan ya, orang itu adalah Haechan.

Sebut haechan gila, tapi tak tau apa yang memantiknya, haechan merasa dia menginginkan lebih. Mark terlalu berhati-hati dan haechan saat ini menginginkan mark bergerak lebih cepat.

Tak sabar menunggu mark, haechan pun akhirnya melakukan pergerakan. Bibir yang sejak tadi diam dan hanya mengikuti apa yang mark lakukan, kini perlahan haechan buka seolah-olah memberi akses kepada mark untuk pergi lebih jauh.

Dan mark yang merasa mendapat lampu hijau pun menangkap sinyal yang haechan beri. Sesapan kecil yang sejak tadi mark lakukan dengan perlahan, kini menjadi lebih intens. Dan haechan yang sejak tadi diam, kini ikut ambil andil dalam ciuman tersebut.

"Eunghh" sebuah lenguhan lolos dari bibir haechan kala mark dengan sengaja mengigit bibir bagian bawah haechan. Dan karena suara lenguhan tersebut, mark semakin memperdalam ciumannya.

Libido mark semakin meningkat dan mark ingin haechan sepenuhnya malam ini. Bahkan tangan mark yang sejak tadi bertengger di pipi haechan, kini sudah pindah melingkar ke pinggang haechan dan menarik haechan di tengah-tengah ciuman mereka agar haechan semakin merapat kepadanya.

Birtday Companion (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang