"Jen, tolong tanya jaemin dong. Please please please. Lo kan lagi deket sama jaemin." ucap mark memohon kepada jeno, teman setim sekaligus teman sekamarnya selama workshop.
"Lo bisa berhenti ngerengek gak sih? Mending sekarang lo beres-beres. Bentar lagi kita checkout." balas jeno sambil masih sibuk membereskan barang-barangnya karena jam sudah menunjukan pukul 10.30 dan mereka sudah harus checkout paling lambat jam 11.
"Gue mau ngobrol bentar sama haechan sebelum checkout. Please tolong tanya nomor hp haechan ke jaemin." ucao mark lagi-lagi memohon kepada jeno.
"Yaudah samperin kamarnya aja. Kemaren kan lo anter dia. Lo tau lah pasti kamarnya dimana."
"I did. Tapi orangnya ga keluar pas gue panggil-"
"You did?!" potong jeno histeris.
Pasalnya jeno sesungguhnya hanya bercanda menyuruh mark untuk datang ke kamar haechan. Namun apa-apaan ini? Mark sudah sempat ke kamar haechan? Apa jeno tidak salah dengar? Sejauh yang jeno tahu, mark bukanlah tipikal yang mengejar.
Dengan segala track recordnya sebagai playboy, mark sebenarnya tidak pernah secara aktif mengejar siapapun. Mark mungkin sering melempar umpan ke orang-orang yang menurut mark menarik. Tapi untuk secara terang-terangan mendeklarasikan diri bahwa dia menginginkan seseorang, itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Bahkan sejauh yang jeno tahu, hampir semua hubungan mark dengan mantan-mantannya dimulai karena orang-orang itulah yang mengajak mark menjalin hubungan terlebih dahulu.
"I did. Gue baru aja dari sana." ucap mark lagi, dan nada kecewa terdengar dari suaranya.
"But why? Bukannya lo bilang kalau dia itu off-limits?" tanya jeno bingung, dan seketika menghentikan kegiatan packingnya dan kini fokus menatap mark.
"Yes he is. Tapi gue juga gatau. Gue rasa... arghhh gatau. Ada yang mau gue pastiin." ucap mark mengerang, tak tau bagaimana cara menggambarkan dengan baik kepada jeno tentang rasa penasarannya kepada haechan.
"Oke.... but dude, gue gak bisa kalau minta nomor hp haechan ke jaemin. Jaemin pasti gak akan kasih. Dulu aja gue dicengin abis-abisan sama jaemin karena minta nomor hp dia lewat orang lain. Ohh, atau lo dm aja instagramnya. Gue sering beberapa kali liat jaemin mention instagram haechan di story." ucap jeno semangat sambil mengambil ponselnya dan mark yang juga ikut semangat pun langsung mendekat ke arah jeno dan duduk di samping jeno sambil mengambil hpnya dan bersiap-siap mengetik username haechan pada searchbarnya sendiri.
"What... wait... dude. Haechan hari ini ulang tahun." ucap jeno terkejut
"Hah??"
"Nih lo liat story jaemin."
"Ehh? Terus dia disini sampe besok tuh ngapain? Ada perayaan ultah gitu ya?" tanya mark bingung dan jeno pun menggeleng.
"Setau gue, gaada perayaan. Karena malam ini gue ada date sama jaemin. Tapi ya gatau juga sih. Masak kalau ada perayaan jaemin ga diundang?" ucap jeno balik bertanya.
"Eh bentar. Kata haechan kemaren, jaemin yang kasih dia voucher staycation. Lo yakin jaemin gak nyiapin birthday surprise buat haechan hari ini?"
"Nggak kok, orang kita mau nonton nanti malam. Tiketnya juga udah dibeli. Ahh udahlah, packing-packing. Nanti di kantor aja lo minta langsung nomor haechan pas ketemu. Bentar lagi kita harus checkout." ucap jeno dan kembali dengan packing yang tadi sempat tertunda.
Namun untuk mark, alih-alih ikut packing seperti jeno, ia malah bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu.
"Lo kemana?" tanya jeno tepat sebelum mark keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Birtday Companion (Markhyuck)
Fiksi PenggemarJaemin : "Lo gak sexy, gak hot, dan you're tooooo smart. Jadi lo aman dari dia." Mark : "Gue temenin ya? isn't it sad to spend your birthday alone?"