"Lo dimana? Jadi ke kantor gak? Gue udah di kantor nih. Katanya after lunch udah di office. Mana anjir???" Ucap Haechan dengan nada agak jengkel kepada seseorang di seberang sana melalui telepon genggamnya.
Pasalnya, ia dan jaemin sama-sama berjanji untuk datang ke kantor siang hari ini setelah jam makan siang untuk mendiskusikan beberapa hal secara offline. Namun nyatanya sudah jam 2 dan jaemin pun tak kunjung tiba.
"Hah? Anjir, bukannya besok?" balas suara di seberang sana tak kalah terkejut.
"Jaem, lo yang bener aja. Hari ini egee. Lo masih di rumah?!" tanya haechan tak percaya
Jaemin pun hening sejenak mencoba membuka kembali percakapannya dengan haechan minggu lalu melalui laptopnya, dan jaemin tak salah. Setelah ia baca lagi, mereka harusnya ke kantor esok, bukan hari ini.
"Haechan, coba lo buka chat gue minggu lalu dan liat gue bilang hari apa. Hari kamis anjir. Sekarang hari Rabu. lo yang bener aja? Lagian tumben lo hari ini juga gak nanya gue dulu pas mau berangkat ngantor?"
"Hah?! Anjing. Iya lagi hari kamis... Gue dari pagi hectic banget, jadi ga sempet ngabarin lo. Gue mikirnya lo bakal dateng langsung." balas haechan merasa bodoh karena kelalaiannya. Pantas saja area yang biasanya diduduki oleh timnya kosong melompong hari ini. Bukan hanya jaemin yang tak ada, tim strategic planning lain pun tak ada sama sekali yang datang ke kantor.
"Hahahahaha, anjir kasian banget. Rame gak kantor?" tanya jaemin di sela tawanya
"Lantai kita ga terlalu rame. Tapi marketing gue liat rame tadi."
"Balik aja lah, gaada gunanya juga lo di kantor. Besok aja ngantor dari pagi." ucap jaemin
"Nanti aja deh sekalian jam 5. Gue ngelarin target-target buat second half dulu, abis itu baru balik."
"Ya udah, selamat menyendiri yaa. Atau keliling kek lu silaturahmi ke lantai-lantai atas atau bawah. Perbanyak teman baru biar anak-anak SP kagak dikatain unsos mulu." ledek jaemin pada haechan dari ujung telepon dan haechan pun refleks memajukan bibir bawahnya mendengar ledekan temannya
"Ah Tai. Udahlah ahh, gue mau kerja lagi. Besok gue gamau ke kantor. Lo aja sendiri besok ke kantor" balas haechan dengan bibir yang semakin cemberut, dan jaemin pun tertawa dengan puas di seberang sana dan haechan yang semakin sebal mendengar tawa jaemin langsung menutup teleponnya tanpa permisi.
"Arghhhh, kok bisa-bisanya sih gue salah hari" gerutu haechan sambil menarik rambutnya dengan kedua tangannya setelah meletakan ponselnya
"Jangan ditarik chan rambutnya. Nanti kalau lo tiba-tiba botak gimana?" sebuah suara menyapa gendang telinga haechan dan haechan yang terkejut pun langsung mengangkat wajahnya dan menatap ke arah sumber suara yang berasal dari arah depannya.
'Mark?' batin haechan menatap laki-laki yang saat ini sedang berjalan ke arahnya, dan tanpa permisi mark kini mengambil posisi duduk di kursi kosong sebelah Haechan. Haechan yang tadinya duduk lurus menatap monitor pun refleks memutar kursinya sedikit agar tubuhnya menghadap Mark
"Tuh kan, nih liat rambut lo ada yang rontok di tangan lo. Nanti kalau lo botak gimana?" ucap mark sambil terkekeh sembari satu tangannya menyentuh tangan haechan yang tadi sempat haechan gunakan untuk meremat rambutnya, dan ya mark benar, ada beberapa helai rambut yang sepertinya ikut tertarik dan menempel di tangan Haechan.
Namun bukan merespon ucapan Mark terkait concernnya akan kebotakan rambut haechan, haechan malah memasang wajah penuh selidik dengan tatapan yang memicing kepada mark.
"Apa?" tanya mark bingung setelah diberi tatapan tajam oleh haechan
"Lo lagi deketin gue ya?" tanya haechan penuh percaya diri dengan wajah yang menyelidik, yang menurut mark nampak sangat lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Birtday Companion (Markhyuck)
Fiksi PenggemarJaemin : "Lo gak sexy, gak hot, dan you're tooooo smart. Jadi lo aman dari dia." Mark : "Gue temenin ya? isn't it sad to spend your birthday alone?"