10. Xynerva X Willy 2

64 7 3
                                    


Draco menatap tak percaya Xynerva yang keluar dari kamar mandi.

Bagaimana bisa?

Ia menunggu, seperti yang sudah ia katakan. Siluet kucing dari pintu kamar mandi tiba-tiba berubah menjadi gadis. Dan benar saja Xynerva keluar dari kamar mandi dengan mengenakan Hoodie nya.

Draco mendekat, memeluk erat tubuh Xynerva. Mengucapkan kata maaf dan rindu. Untuk sekarang ia ingin memiliki menjadi gila, karena Xynerva benar-benar menjadi seekor kucing.

"Kamu beneran Xynerva?" Gadis itu menggeleng karena ia benar-benar tidak ingat.

"Aku engga tau."

"Trus maksud tulisan kamu."

Kemudian Xynerva menceritakan apa yang ia ingat. Mengenai Peter, sang mama, dan mobil yang masuk jurang. Dan beberapa ingatan acak masa kecilnya.

Draco menatap Xynerva.

"Trus kenapa kamu jadi kucing Zuraa." Xynerva menatap Draco, agak meringis kemudian bertanya.

"Kamu siapa? Kenapa suara kamu terus-terusan ada di kepala aku. Dan siapa Azura? Kenapa suara kamu manggil Azura selalu ada di kepala aku?"

Draco mengusap kening Xynerva yang berkerut, kemudian tersenyum.

"Engga papa, jangan di paksa pelan-pelan aku bantu kamu ingat semuanya. Mau kamu Xynerva atau Willy. Kamu selalu punya aku Azura."

***

Draco mengelus kepala Willy, gadis itu sudah kembali dalam wujud kucing dan kini tertidur. Ada beberapa hal yang ia dapatkan dari ingatan Xynerva.

Diana dan Peter benar-benar menjadikan Xynerva alat untuk membalaskan dendam Rexton pada Yos.

Tapi entah mengapa Xynerva menjadi tidak berguna bagi mereka dan berencana membunuh Xynerva.

Namun, Xynerva selamat. Ia di selamatkan oleh salah satu bodyguard dari yang menculiknya malam itu.

Dan Xynerva ingat kata terakhir bodyguard tersebut sebelum benar-benar berakhir di jurang

"Maafin, mama kamu ya. Maafin om juga yang ga bisa buat kamu bahagia."

Oleh karena itu Draco langsung mengirimi pesan pada Dimas untuk meminta data pribadi dari bodyguard yang menculik Xynerva.

Kini Draco membaca setiap biodata bodyguard yang di kirim ke emailnya. Fokus membaca iPad nya Draco menyadarinya, Salah satu bodyguard itu adalah adik Diana. Yang artinya ia adalah paman Xynerva.

Dan Draco tau siapa mama yang diceritakan oleh Xynerva, tentu saja Diana dan Peter juga pemuda itu salah satu orang yang ia kenal betul.

***

Draco memilih kembali tinggal di apartemennya, untuk saat ini ia tidak ingin siapapun tau tentang Xynerva yang masih hidup apalagi dalam wujud berbeda. Beberapa keperluan Xynerva seperti baju dan lain-lain sudah Draco siapkan.

Dan itu benar-benar membantu Willy, terkadang ia agak sedikit takut jika teman-teman lainnya memasuki kamar Draco saat ia menjadi Xynerva.

Dan untuk saat ini, ia juga memilih percaya bahwa ia adalah Xynerva.

Dan kini Xynerva menunggu kepulangan Draco, ia agak sedikit kasihan dengan Draco. Pemuda itu sudah memiliki banyak tanggung jawab, ditambah lagi dengan kehilangan dirinya membuat Draco semakin banyak tanggungan.

Menatap kota yang ramai dari atas balkon Xynerva mencoba menikmati udara malam yang terasa dingin. Seandainya ia mengingat sesuatu hari ini.

"Kenapa di luar?" Draco menghampiri Xynerva, memeluk gadis itu dari belakang. Hampir jantungan saat tidak menemukan Xynerva dimanapun.

"Pengen liat aja." Draco menatap Xynerva sangat tahu apa yang di inginkan gadis itu.

Melihat jam masih sekitar 45 menit.

Tanpa basa-basi Draco menarik Xynerva keluar apartemen, sebelum itu ia memakaikan Xynerva topi dan masker.

"Di Deket sini ada Pasar malem kita jalan-jalan sebentar aja ya." Draco menepuk 2 kali kepala Xynerva dan ia dapat melihat binar mata Heterochromia milik Xynerva.

"Wah..." Sedari sampai Xynerva tidak pernah berhenti terkagum melihat banyaknya orang dan banyaknya wahana permainan juga makanan yang di jual.

Alih-alih bermain Xynerva menarik Draco ke salah satu penjual bando karakter. Ia memilih Bando kuping kucing dan memakaikannya kemudian melihat cemin dan tertawa, tak lupa ia juga mengambil satu bando yang sama untuk di pakaikan pada Draco, ia juga memasangkan kacamata kodok pada Draco kemudian tertawa.

"Kamu lucu banget." Draco tersenyum tipis, agak menahan diri karena masih tidak percaya jika Azuranya kembali, tanpa cacat tersenyum dengan sangat gembira di hadapannya.

Xynerva mengajak Draco berkeliling mencari makanan, sampai ia kenyang sekali rasanya, dan untuk penutupan Draco mengajak Xynerva menaiki komidi putar.

Draco menyaksikannya, bawah ia benar-benar mendapatkan Xynerva masih hidup dan masih menjadi miliknya.

***

Keadaan kantin heboh dengan kedatangan Sean yang tiba-tiba memberikan Bogeman mentah pada Draco.

Draco yang memang tidak siap karena ia memang sedang makan terjatuh ke lantai dengan bibirnya yang koyak.

Max dan Riky langsung menahan adik kelas mereka yang sepertinya tidak puas dengan Bogeman yang hanya sekali itu.

Kenzi membantu Draco berdiri.

"Bangsat! Bangsat Lo Draco! Mati Lo sini sama gue!" Sean berontak, berusaha melepaskan diri dari Max dan Riky.

Melihat adanya cela Sean kembali menerjang namun bukan Draco yang menjadi sasarannya melainkan Tristan yang baru saja datang bersama Arnia.

Sama seperti Draco Tristan yang mendapatkan serangan tiba-tiba tak sempat menghindar atau mengelak.

Draco menarik kerah baju Sean, melihat anak ini tidak bisa menahan emosi. Draco memberikan pukulan pada Sean.

Sean menatap Draco penuh kebencian.

"Ga usah pake otot kalo Lo punya masalah sama gue. Dan kalo emang masalah Lo sama gue jangan bawa-bawa temen-temen gue." Sean meludah mendengar ucapan Draco.

"Kakak gue ga ada gara-gara Lo bangsat! Bajingan, Lo tau ga anjing!" Sean kembali ingin menghajar Draco namun kali ini berbeda Draco dapat menghindar dan salah satu anggota OSIS yang Max perintahkan memanggil guru pun datang bersama guru dan satpam.

TBC

To Be HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang