14. Mimpi buruk Xynerva

32 6 2
                                    


Xynerva sendirian di apartemen, Draco memiliki urusan penting katanya. Jadi dari sore tadi hingga kini jam menunjukkan pukul 10 malam, Draco masih belum menunjukkan batang hidungnya.

Bosan menonton film, Xynerva meraih handphone yang Draco berikan waktu itu. Ada beberapa pesan dari Draco.

Setelah membalas pesan Draco Xynerva menuju kamar Draco untuk tidur, ia sudah sangat mengantuk.

Setelah kejadian siang tadi, mengenai tingkah menyebalkan Polita. Draco baru bisa memeluk Xynerva saat gadis itu berubah wujud menjadi manusia.

Pada akhirnya Xynerva menceritakan apa yang membuat ia begitu ketakutan tadi.

***

Seragam sekolah menengah pertama yang dikenakan Xynerva, yang bahkan belum genap 1 semester ia sandang sudah tidak lagi bersih dan rapi.

Seragam itu sudah kotor di beberapa bagian entah bercak darah atau tanah yang menempel.

Gadis itu sama kacaunya bahkan lebih parah. Kedua tangannya disatukan dan terikat ke atas, sudut bibirnya sobek, pelipisnya berdarah dan lebam-lebam di sekitar rahang gadis itu.

Seragam yang ia kenakan sobek di beberapa bagian akibat cambukan.

Bibirnya kering menandakan betapa kehausannya ia.

"Mama..." Dengan susah payah Xynerva mengatakan 1 kata itu, selain kesadarannya yang sudah akan habis ia merasa jijik menyebut orang yang kini duduk bak ratu di singgasananya dengan sebutan mama.

"Astaga Peter, itu adalah kata terindah yang aku dengar hari ini." Diana dengan gaya glamornya tertawa kemudian meminum anggur dari gelas mewah.

"Tentu Diana, dia selalu menyebutkan mama untukmu dengan begitu indah." Peter ikut meminum anggurnya.

Kedua pasangan paruh baya itu terlihat seperti orang gila, yang dengan tidak punya hati menjadikan Xynerva tontonan.

Bagi mereka, Xynerva yang tersiksa adalah hiburan semata.

"Aku.... Ha...us." Diana tergelak hebat, ia berdiri dari singgasananya, menghampiri Xynerva dengan menggoyangkan anggun gelas anggurnya.

"Anakku haus Peter, tidakkah kau kasihan padanya?" Peter tersenyum, kemudian mengode anak buahnya.

Hingga beberapa detik kemudian,

Byur

Xynerva mendapatkannya, mendapatkan air.

Gadis yang tadinya setengah sadar itu dipasak untuk sadar. Ia terkejut juga syok, badannya menggigil hebat.

Air dingin yang menyirami seluruh tubuhnya bukan sekedar air dingin.

Air itu di sudah dicampuri garam.

Kejam sekali.

Xynerva ketakutan saat Diana sudah menerima sebuah cambuk indah. Mungkin hanya Xynerva yang menganggap cambuk itu menakutkan.

"Anakku kamu tau kesalahan kamu kali ini apa?" Diana berjalan mengelilingi Xynerva.

Xynerva menggeleng cepat, ia sudah terisak ketakutan.

"Kesalahan kamu satu sayang, harusnya kamu tidak bersenang-senang dengan keluarga Riden. Harusnya kamu membantu mama membalaskan dendam keluarga Rexton pada keluarga Dion. Bukan, untuk berteman dengan cucu keluarga Dion Sayang."

Plak

Wajah Xynerva tertoleh ke samping. Ia benar-benar terisak ketakutan.

"Kamu harus di hukum karena ga berguna sayang."
Xynerva menggeleng memohon ampun pada Diana.

To Be HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang