Cerita ketiga dari series Warm Heart kali ini khusus Bahasa Indonesia dan Force & Book dari Thailand yang jadi main characters di cerita ini.
Selamat Datang Thailand CP fans ... enjoy the story ♥️
Ada sebuah pepatah mengatakan bahwa kita harus menjalani hidup kita seolah hari itu adalah hari terakhir kita di dunia ini. Sebenarnya aku cukup merasa sentimental soal pepatah itu, pepatah itu memang benar tapi untuk orang yang harus selalu siap jika jantungku berhenti tanpa ada pertanda apapun, pepatah itu adalah sebuah ironi.
Kenapa? Well, karena aku adalah Book Kasidet. Usiaku 20 tahun dan aku adalah mahasiswa tingkat 3 disebuah fakultas seni di salah satu universitas di Bangkok. Lalu apa hubungannya? Tentu saja itu berhubungan, karena aku adalah Book Kasidet yang setiap harinya berpikir kalau aku akan mati hari ini. Tidak, aku tidak seperti yang kalian pikirkan. Aku hanya mencoba untuk tetap hidup meski tau kalau aku akan segera mati.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bayi Book terlahir kurang beruntung 20 tahun yang lalu. Karena kondisi keluargaku yang kurang baik secara finansial saat itu, kedua orangtuaku tidak menyadari Bayi Book lahir dalam kondisi kurang beruntung. Ibuku melahirkanku secara normal dengan hanya bantuan petugas medis yang datang ke rumah. Saat itu petugas medis bilang kalau kondisi Bayi Book sehat-sehat saja. Tapi, 4 bulan kemudian, yang juga merupakan awal dari semua kemalangan yang terjadi pada Bayi Book mulai. Saat itu Bayi Book tertidur lama sekali namun bibir dan jari-jari kecil bayi Book tiba-tiba saja membiru, ibuku lalu membawa Bayi Book ke rumah sakit.
Saat dirumah sakit dokter bilang kalau Bayi Book mengalami sianosis kondisi ketika jari tangan, kuku, dan bibir tampak berwarna kebiruan karena kurangnya oksigen dalam darah namun pada awalnya dokter masih belum mengetahui kenapa Bayi Book mengalami sianosis. Alhasil Bayi Book harus dirawat dirumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
Setelah pemeriksaan darah, jantung da paru-paru, Bayi Book yang malang ini diagnosis dengan kelainan jantung bawaan dengan indikasi adanya lubang yang cukup besar yang terletak ditengah-tengah keempat bilik jantung atau disebut dengan atrioventricular canal defect. Hal ini mengakibatkan darah yang seharusnya dipompa keseluruh tubuh justru malah balik lagi ke paru-paru. Darah yang kaya oksigen bercampur dengan darah yang minim oksigen.akibatnya tekanan darah di pembuluh darah paru-paru meningkat, kondisi kelainan jantung bawaan itu disebut sebagai Sindrom Eisenmenger.
Tentu saja kejadian itu membuat ayah dan ibuku sangat terkejut juga terpukul. Karena belum diketahui juga kenapa bisa bayi Book terlahir dengan kondisi jantung yang tidak sempurna. Bahkan saat itu ibuku sempat menyalahkan dirinya sendiri karena tidak menjaga dengan baik kesehatannya saat bayi Book masih dalam kandungan. Tapi tentu bukan saatnya untuk menyalahkan. Ayah dan ibuku bertekad untuk menyembuhkanku, karena itu adalah yang lebih penting karena itu membutuhkan proses yang sangat panjang.
Dokter saat itu menyarankan untuk melakukan kateterisasi jantung. Namun tentu saja itu tidak mudah terutama di masalah finansial. Setidaknya saat itu orang tuaku harus menyediakan sekitar 50.000 Baht untuk biaya rumah sakit. Saat itu ayahku adalah seorang supir bus sementara ibuku seorang pedagang makanan ringan. Saat itu 50.000 Baht terasa sangat besar sampai ayahku harus mengambil 2 pekerjaan sebagai supir bus dan juga supir taksi.
Kedua orang tuaku adalah pahlawan yang sesungguhnya mereka berhasil mengumpulkan uang yang cukup untuk kateterisasi jantung. Kondisiku setelah proses itu membaik, namun tetap saja aku harus melakukan terapi obat. Aku juga harus melakukan medical check up setiap bulannya. Semuanya berjalan hampir normal sampai usiaku 7 tahun.
Book kecil cenderung sangat aktif, dia suka bermain sepak bola. Sebenernya orang tuaku melarangku bermain sepak bola tapi aku punya cita-cita untuk menjadi pemain bola sehebat David Beckham atau Ronaldinho, jadi meskipun dilarang tetap saja aku bermain bola, meski kadang harus diam-diam. Sampai suatu hari ada tunamen sepak bola, saat itu aku sedang bermain bola di cuaca yang cukup panas. Tiba-tiba saja setelah berlari sekitar 70 menit, aku merasa kesulitan bernapas, aku tidak tau apa yag terjadi. Book Kecil tiba-tiba pingsan ditengah lapangan, ibuku bilang detak jantungku hampir tidak terdeteksi.
Setelah melakukan pemeriksaan dan juga biopsi, dokter menyimpulkan kalau proses kateterisasi jantungku mengalami komplikasi. Jumlah sel darahku menjadi berlebih dan mengental atau disebut Polisitemia. Sejak saat itu aku harus melakukan banyak tes lagi yang melelahkan. Kondisi jantungku memburuk lagi namun orang tuaku tetap berupaya untuk menyelamatkanku.
Rangkaian prosedur sampao operasi sudah dilakukan, namun kondisiku cenderung memburuk setiap harinya sehingga hanya ada satu cara yaitu transplantasi. Entah itu transplantasi jantung atau paru-paru. Komplikasi dari sindrom ini adalah paru-paruku yang mengalami infeksi sehingga dokter menyarankan untuk melakukan transplantasi paru-paru sekaligus memperbaiki lubang di jantungku.
Tentu saja itu juga menjadi kendala yang cukup besar untukku dan keluargaku. Operasi transplantasi yang dilakukan bersamaan dengan transplantasi jantung memiliki resiko yang cukup tinggi. Sulit sekali untuk mendapatkan pendonor paru-paru dan jantung. Saat itu ayahku bersedia mendonorkan sebelah paru-parunya tapi ukuran paru-paru ayahku terlalu besar, jadi kami hanya bisa menunggu sampai ketersediaan pendonor. Meskipun sebenarnya, rata-rata waktu tunggu adalah satu sampai dua tahun. Tapi untuk melakukan transplantasi tentu ketersediaan pendonor saja tidak cukup. Ayahku gagal menjadi pendonor karena ukurannya yang terlalu besar, artinya ukuran paru-paru juga harus sesuai dan banyak kriteria lainnya. Sampai usiaku 20 tahun saat ini, aku masih belum mendapatkan donor.
Selain itu, biaya transplantasi juga tidaklah murah, aku harus mengumpulkan 4,5 juta Baht untuk melakukan transplantasi jantung dan paru-paru. Jadi.... bukannya aku menjadi sentimental atau bahkan menyerah terhadap keadaan ini. Aku hanya bingung, apakah bisa aku mendapatkan uang sebanyak itu?
Bersyukur, ibuku memberikanku makanan yang sehat, itu sangat membantu untuk setidaknya memperpanjang kesempatanku untuk hidup. Aku bisa bersekolah, walau sering tidak masuk. Bahkan sekarang bisa kuliah. Aku suka menggambar dan lukisanku terkadang dijual, uangnya aku pakai untuk menabung dengan harapan disaat uangku cukup, kesempatanku mendapatkan donor juga masih terbuka, meskipun saat ini kesempatan hidup untuk pasien penderita sindrom ini tidaklah sebesar pasien dengan penyakit jantung lainnya. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa kesempatan hidup untuk pasien dengan sindrom ini adalah tipis. Rata-rata mereka meninggal di usia sekitar 20 tahunan atau kalau pengobatan berhasil mereka bisa mencapai usia 50 tahun tapi itu sangat jarang.
Beberapa tahun yang lalu, aku memutuskan utuk pindah ke Bangkok. Selain untuk kuliah, disana juga ada rumah sakit yang sangat bagus. Aku juga mendengar kalau ada salah satu dokter muda yang belum lama bekerja di rumah sakit itu. Kabarnya dokter muda itu adalah anak didik dari dokter Lan yang berasal dari China. Dokter itu cukup terkenal di Cleveland, karena berhasil menyembuhkan pasien pertama di Cleveland yang menderita Tetralogy of Fallot, penyakit jantung bawaan yang sangat langka. Pasien itu sekarang masih hidup dan melakukan aktivitas normal. Kabarnya dokter asal Thailand yang dibimbing oleh dokter Lan ini juga merupakan salah satu dokter muda terbaik di akademi kedokteran Cleveland.
Aku masih sangat optimis kalau aku bisa sembuh, apalagi dengan adanya kesempatan untuk dirawat oleh dokter terbaik. Yang perlu aku lakukan adalah menjaga kesehatanku, karena tentu saja imunku lebih lemah dibanding orang normal. Selain itu aku juga harus bekerja keras mendapatkan uang yang cukup. Aku tidak lagi bisa mengandalkan orang tuaku karena mereka sudah tua. Aku harus bisa berjuang untuk hidup.
Untuk mendapatkan uang selain melukis aku juga bekerja paruh waktu disalah satu perusahaan pembuatan video games berkat rekomendasi dari teman kuliahku Mix yang memiliki pacar yang bekerja di perusahaan game. Waktu bekerjaku fleksibel karena aku hanya perlu mengilustrasikan karakter-karakter untuk dimasukan kedalam game. Disana, bayaranku cukup besar karena perusahaan ini sangat menghargai karya orang. Jadi aku masih tetap optimis untuk sembuh.
Dikantor, aku juga dikelilingi teman-teman yang baik. Sehingga aku hampir lupa pada kemalanganku. P’Earth pacar dari temanku Mix sangat perhatian. P’Earth tau kalau aku sakit sehingga ia begitu memperhatikan kesehatanku. Well, tentu saja masih dalam batas normal layaknya kakak ke adik. Aku juga berteman baik dengan seniorku P’New, dia sangat lucu dan penyuka kucing, dia juga paling baik dan sering sekali mentraktir kami semua makanan. P’New memang berasal dari keluarga kaya raya dan juga lulusan universitas ternama di Inggris.
Tapi tidak semuanya kegiatan di kantorku menyenangkan. Bos kami sangatlah galak dan dingin. Dia jarang berkumpul dengan kami. Mungkin karena beda level tapi dia sahabat baik P’New. Bosku juga masih muda. Hanya beda sekitar 6 atau 7 tahun denganku. Namanya Jiratchapong Srisang. Dia cukup terkenal di Bangkok, pengusaha muda yang kaya raya dan memiliki paras menawan kata orang. Kabarnya dia ini punya banyak fans pria dan wanita. Tapi tidak ada yang bisa menjadi pacar Boss Jira, karena dia sangat arogan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku tidak pernah berbicara dengan Boss Jira. Well, lebih baik tidak perlu berbicara. Aku tidak mau stress karena boss ini. Karena aku hanyalah pekerja paruh waktu aku tidak harus terlibat di rapat. Aku dengar dari P’Earth kalau Boss Jira sudah marah saat rapat itu artinya bencana untuk semua karyawan. Jadi lebih baik untuk menjauh dari Boss Jira. Tapi sayangnya itu tidak berhasil. Aku malah jatuh cinta dengan Boss Jira.
Bagaimana bisa? Hmm.... semua itu berawal dari kami yang secara kebetulan menaiki lift yang sama. Dan cerita tentang kami pun dimulai ...........
***
And that’s all..... awal dari cerita Warm Heart 3. Selamat datang untuk Thai Fans dan ForceBook fans .. semoga kalian suka cerita ini. Terima kasih yang sudah membaca, untuk part selajutnya kita kenalan dengan karakter – karakter yang ada di cerita ini. Beberapa diantaranya sudah di reveal di chapter prolog ini.
Sebelumnya, sebagai disclaimer, gue bukan dokter dan segala hal tentang medis yang ada di cerita ini murni hasil research di google jadi feel free untuk mengkoreksi.
Oh ya, walau ini judulnya Warm Heart 3 tapi gak harus baca versi 1 dan 2 kok (apalagi 2 karena belum selesai, tapi ending dari karakternya akan di spill di cerita ini hehehehe). Kalau kalian mau tau seperti apa saya dihujat oleh pembaca wattpad, Warm Heart 1 yang complete tersedia dalam bahasa inggris seadanya, tapi ada versi bahasa indonesiannya yang masih ongoing ada di akun @ShanLaoshi .
That’s all untuk basa basinya, terima kasih and please wait for the next chapter patiently... semoga malah besok bisa kita up lagi ya... boleh kok kalau mau kasih ide cerita ForceBook lainnya, siapa tau bisa kita eksekusi. See you tomorrow ..... ♥️