05 Berjuang Bersama

275 22 6
                                    

“Book mau makan apa?” Force bertanya saat ia dan Book sampai didepan swalayan. Force bilang kalau ia akan memasak untuk Book dan ia harus menepati janjinya.

Entah sejak kapan Force dan Book mulai dekat, semuanya terjadi begitu saja. Dimulai dari semenjak Book sakit, Force sering mengunjungi Book di rumah sakit, mereka juga sering berkirim pesan dan mengobrol lewat telepon. Force juga memberikan perhatian khusus untuk Book dengan selalu menanyakan kabar Book, menanyakan apa yang sakit atau hal lainnya. Dan semuanya memang terjadi begitu saja, tanpa ada hal yang dibuat-buat atau dipaksakan. Book tidak suka jika orang-orang merasa iba padanya hanya karena dia sakit parah dan Force tau itu. Force tidak banyak bertanya lagi soal penyakit Book.

Jadi bagaimana mereka bisa dekat? Selain bertukar cerita keseharian atau jokes sebenarnya tidak ada topik lain yang mereka bicarakan. Jadi kesimpulannya, mereka dekat karena mereka ingin dekat satu sama lain.

Cinta? Mungkin... Force tentu saja sudah punya pengalaman soal ini. Tapi bagi Book, ini adalah hal yang baru, butuh waktu untuk Book bisa memahami apa itu cinta.

“Pad thai” jawab Book

“Okay...” jawab Force singkat sambil mengambil keranjang belanja. “Book suka udang?”

“suka!” Book menjawab dengan semangat “Pad thai paling enak dengan udang P’Force”

“Okay pad thai dengan udang siap dimasak khub.....” ujar Force sambil berjalan menuju lorong khusus untuk daging dan ikan di swalayan. “Tapi gak pedes ya, phi dikasih tau temen Book kalau Book gak boleh makan pedas”

“Mix?” tanya Book dan Force hanya mengangguk lalu sedikit cemberut “Padahal aku ingin pad thai yang pedas”

“Gak boleh nakal, nanti Phi masakin yang pedas tapi kalau Book sudah sembuh, okay?” hibur Force sambil menunjukan jari kelingkingnya

“memangnya pinky promise masih berlaku phi?” tanya Book lagi sambil mengaitkan jari kelingkingnya “Janji ya”

“Janji.....” ujar Force sambil tersenyum “Ayo kita beli beberapa barang lagi”

“Okay, kulkas Book juga kosong jadi Book perlu beberapa bahan makanan”

Mereka menghabiskan sekitar 30 menit di swalayan dan membeli beberapa barang, meskipun sempat berdebat karena Force ingin membayar semua belanjaan mereka namun Book tidak setuju akhirnya mereka sepakat kalau Book boleh membayar setengah dari total belanjaan mereka.

Force juga semakin tau sifat Book dan sejujurnya kagum karena Book tidak matrealistis seperti beberapa orang yang Force kenal. Meskipun Force mampu untuk membayar belanjaan atau bahkan membeli seluruh swalayan itu, tapi Force pada akhirnya sepakat dan membiarkan Book membayar setengah dari belanjaannya. Book adalah pria mandiri dan independen, Force menghargai itu.

Meskipun Force membiarkan Book untuk membayar setengah belanjaan mereka tapi kalau urusan memasak Force tidak memperbolehkan Book untuk membantunya, Force melihat Book sedikit kelelahan setelah berjalan ke supermarket yang letaknya tidak jauh dari Condo milik Book.

“Padahal aku bisa bantu, aku gak cape kok” ujar Book kemudian duduk di bangku sambil melihat Force yang sibuk dengan peralatan masaknya “Book gak biasa dimanjain, P’Force”

“Mulai sekarang Book harus terbiasa”

“Kenapa? Apa karena Phi tau Book sedang sakit?”

“Bukan...” jawab Force sambil berjalan mendekati Book “Phi mau manjain Book karena Book anak yang sangat manis.....” Force tersenyum sambil sedikit mengacak-acak rambut Book “Phi sudah janji kan kalau phi gak akan liat Book sebagai orang yang punya penyakit”

Warm Heart Chapter 3 (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang