02 Janji

341 28 9
                                    

Book, Bos Jirat ingin bertemu denganmu…… 
Tentu saja aku terkejut ketika salah satu teman kerjaku bilang begitu, bagaimana tidak sejak kemarin secara mengejutkan Bos yang selama ini belum pernah bertemu bahkan berbicara padaku tiba-tiba saja mempo...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Book, Bos Jirat ingin bertemu denganmu……

Tentu saja aku terkejut ketika salah satu teman kerjaku bilang begitu, bagaimana tidak sejak kemarin secara mengejutkan Bos yang selama ini belum pernah bertemu bahkan berbicara padaku tiba-tiba saja memposting fotoku di pameran. Salah aku apa ya? Aku selalu berpikir jika ada yang ingin bertemu denganku artinya aku pasti melakukan sesuatu, entah sesuatu yang baik atau buruk. Aku hanya berharap bukan sesuatu yang buruk.

Bagiaman kalau aku dipecat? Dengan kondisiku sekarang ini sulit untukku mendapatkan pekerjaan sementara hasil dari jualan lukisan juga tidak terlalu banyak. Aku memang tidak menjual lukisanku dengan harga yang terlalu mahal, toh aku juga bukan pelukis terkenal.

Aku sampai didepan pintu ruangan bos, pintu double yang berwarna hitam… terlihat sangat megah layaknya pintu yang ada di rumah-rumah mewah. Aku sempat melihat 2 sekertarisnya yang berada dimeja yang tidak jauh dari ruangan Bos Jirat, keduanya mengangguk dan memberikan gestur dengan tangan mereka seolah mempersilahkan aku untuk masuk.

Oke, ini bukan saatnya untuk gugup meskipun jantungku berdebar dengan cukup kencang. Okay, jantung …. jangan lakukan ini padaku, ayo tenanglah dan bekerjasamalah denganku. Aku tidak bisa tiba-tiba sakit didepan bosku. Itu akan sangat memalukan dan merepotkan. Aku mengetuk pintu ruangan bosku beberapa kali sampai aku mendengar suara bos yang mempersilakanku untuk masuk.

Ini adalah pertama kalinya aku berada di ruangan bos, dan wow……. aku sungguh takjub dengan ruangan bos yang sangat megah. Ruangan besar ini mungkin lebih besar dari apartemenku sekarang. Ruangannya mewah dengan interior yang masih sama seperti interior yang ada di seluruh kantor ini. Natural dan modern, bos juga punya ruangan khusus untuk meeting. Mungkin itu dipakai untuk meeting dengan klien khusus. Jendela ruangan ini tinggi menjulang, kita bisa melihat pemandangan Bangkok dari ruangan bos.

Di sisi lain ada sebuah meja besar, didepannya ada satu set sofa ditata rapi, sepertinya itu tempat dimana bos biasa menerima tamu. Meja milik bos terlihat sangat mewah, meja itu terbuat dari kayu mahogany. Didepan meja itu duduk satu sosok pria yang memakai jas berwarna abu-abu, pria itu duduk tegak, kedua tangannya menyilang di atas meja.

“Kasidet..” Bos memanggil namaku, suara tegas dan sedikit mengintimidasi. Bos memang terkenal tidak terlalu ramah.

“Khub….” Jawabku sambil mengangguk. Sungguh terlihat awkward, aku tidak berani menatap bos secara langsung, aku takut jika membuat kesalahan. Untuk menggerakan jariku saja aku sedikit takut.

“Duduklah….” tapi menunggu lama aku langsung duduk didepan meja bos sambil tidak berbicara apapun. Tidak berapa lama bos bertanya lagi “Jadi kau yang menggambar untuk project game terbaru kita?”

“Yes khub” Jawabku mengangguk, bos mulai betanya soal kerjaan jadi aku semakin berpikir kalau aku melakukan suatu kesalahan “aku sudah mengirimkan update terakhir ke P’Earth, jika bos kurang puas dengan gambarnya bos bisa bilang padaku, aku akan memperbaikinya”

“Hmm….” Bos terlihat sedang berpikir, membuatku semakin gugup tapi bos tidak terlalu kaku seperti beberapa saat yang lalu. Dia terlihat lebih relaks “gambarmu justru satu-satunya yang menyelamatkan proyek itu, konsepnya masih terlihat payah”

“Ouch…” aku sungguh terkejut mendengar komentar Bos, well… aku memang sudah mendengar dari P’Earth tapi aku pikir P’Earth hanya berniat memujiku “I’m sorry…..”

“Aku dengar mereka memanggilmu dengan nama panggilan Book” ujar Bos Jirat “Boleh aku memanggilmu Book juga?”

“Ah… sure bos……” aku hanya mengangguk. Sebenarnya aku ingin sekali menanyakan soal maksud dari postingan bos kemarin, tapi apa sopan ya bertanya soal itu saat pertama kali bertemu? Bos kan memang punya hak memposting apapun di akun sosial medianya.

“Kemarin aku datang ke pameran…”

Ouch…. seolah-olah bos bisa membaca pikiranku, tanpa perlu aku bertanya ia sudah memulai pembahasan soal pameran kemarin. Mungkin aku bisa bertanya sekarang….

“Khub….”

“Kau ada disana juga, kau menjual lukisanmu?” tanya Bos

“Iya bos, hanya beberapa lukisan. Apakah itu menyalahi aturan bos? Tapi aku tidak terikat kontrak di perusahaan ini dan aku juga tidak menjual gambar yang dipakai untuk game diperusahaan ini”

Ah….. aku mulai berpikir kalau bos memposting fotoku karena bos mengira ia pernah melihatku menjual lukisan, tapi aku sudah memastikan kalau aku tidak menjual lukisan yang berkaitan dengan perusahaan ini.

“Tidak, itu tidak menyalahi aturan” mendengar ucapan bos aku bisa sedikit lega “tapi ada satu lukisan yang tidak kau jual. Playa de La Concha, kenapa kau tidak menjual lukisan itu?”

“Oh, lukisan itu… aku menyukainya bos makanya aku tidak menjual itu. Hanya ingin memajangnya saja” jawabku

“Lukisan itu terlihat seperti nyata, kau pernah kesana?”

“Belum.. tapi aku ingin sekali kesana. Aku hanya melihatnya di gambar dan melukis itu” aku ingin sekali kesana, Basque Country tapi sayangnya aku tidak bisa naik pesawat, dengan kondisiku seperti ini tidak memungkinkan untuk naik pesawat untuk perjalanan jarak jauh, jadi aku menggambarnya saja dan kalau aku bisa sembuh mungkin aku akan menabung untuk pergi kesana. “Apa bos pernah kesana?”

“Ya, saat aku masih kecil. Aku pergi kesana dengan keluargaku dan juga kakek nenekku” jawab Bos, sejauh ini dia terlihat ramah tidak seperti yang orang pikirkan, atau mungkin karena kita tidak mengobrol soal pekerjaan.

“Pasti itu pengalaman yang menyenangkan bos…”

“Ya, setidaknya itu adalah liburan terakhir dengan kakekku. Itu sulit dilupakan, makanya saat melihat lukisan itu seolah memory tentang liburan itu kembali muncul”

“I’m sorry bos lukisanku membuat bos bersedih” aku merasa tidak enak karena lukisanku membuat bos kembali ingat kakeknya yang sudah meninggal

“tidak perlu merasa bersalah, aku suka lukisanmu. Sayang sekali itu tidak dijual”

“Oh, jadi itu penyebabnya kenapa bos memposting fotoku di media sosial?” tanyaku dan aku melihat bos sedikit terkejut. Ah ingin sekali aku menarik perkataanku, terkadang rasa penasaranku membuatku bertanya sesuatu yang tidak tepat “errrr………”

“Jadi kau melihatnya? Hahaha” bos tiba-tiba tertawa tapi dengan nada yang sedikit gugup “iya….. iya karena alasan itu hahaha”

“Oh, bos….. kalau bos mau aku bisa menggambar lukisan itu lagi untuk bos” ya well…. setidaknya itu bisa menyelamatkanku dari kebodohan karena bertanya soal itu. “Bagaimana?”

“Hmm… okay, buatlah satu untukku”

“Okay khub….”

“Eh Book, seingatku pamerannya 2 hari, kau tidak membuka booth hari ini?” tanya bos.

“Tidak, aku ada janji pada p’Earth untuk membantunya membuat konsep baru, lagipula lukisanku terjual semua jadi aku tidak punya apa-apa untuk dijual sekarang” jawabku, iya P’Earth memang kebingungan soal bos yang memintanya untuk merevisi konsep game itu, aku dan Mix berjanji untuk membantu P’Earth.

“Sebenarnya….” Bos tiba-tiba saja mengeluarkan amplop dari dalam lacinya, apa itu surat pemecatanku? “aku punya 2 tiket pameran untuk hari ini, kau mau datang sebagai tamu denganku?”

Aku sungguh terkejut mendengar tawaran bos, ini sungguh diluar prediksiku sama sekali. Aku pikir bos memanggilku karena ingin memarahiku bukan mengajakku pergi ke pameran. Apa yang harus aku lakukan? Menerimanya? Tapi aku sangat gugup. Menolak? Tapi ini adalah ajakan bosku, bagaimana kalau aku dipecat? Baiklah…. mungkin aku harus menerimanya, hanya pergi ke pameran, it’s not a big deal.

“Okay khub….”

“OKay, then let’s go?” Bos berdiri, membetulkan jaketnya lalu mengajakku keluar ruangan.

Aku berjalan tepat satu langkah dibelakang bos, sejujurnya aku tidak berani untuk jalan berdampingan dengan bos, itu mungkin akan terlihat tidak sopan juga. Apalagi kalau karyawan lainnya juga melihat. Untung saja selain sekertaris bos, tidak ada yang melihatku berjalan bersama dengan bos.

***

From this, kita akan mulai dengan 3rd POV …..

Book dan Force memasuki lift bersamaan, tidak ada orang lain di lift itu, Book juga tetap menjaga jaraknya dengan berdiri dibelakang Force. Book sungguh terlihat gugup, ini adalah moment pertama Book dengan Forcce dan Bos sudah mengajaknya untuk pergi ke pameran bersama. Book kanya memainkan resleting jaketnya sambil menunggu lift membawa mereka ke basement.

Sebuah kejadian tidak terduga, lampu lift tiba-tiba mati dan lift berhenti. Mereka belum sampai di basement, apakah mereka terjebak di lift?

Book dan Force sama-sama terkejut, apakah lift mengalami masalah? Force menekan tombol alarm yang ada di panel lift, namun tombol itu tidak berfungsi. Lampu emergency tiba-tiba menyala. Setidaknya ada lampu meskipun tidak terlalu terang.

“Sepertinya ada gangguan listrik” ujar Force sambil membuka ponselnya, “Aku sedang meminta bantuan, semoga tim keamanan bisa cepat mengeluarkan kita dari sini, jangan khawatir ya”

Book hanya mengangguk, Book ketakutan, ia sangat sangat ketakuan. Book hanya memegang dadanya berusaha menenangkan dirinya sendiri karena jantungnya berdetak semakin kencang apalagi setelah tau kalau tasnya tidak bersamanya. Saat bertemu dengan Force, Book memang meninggalkan tasnya di meja kerjanya.

Sementara itu ditempat lain….

Seluruh karyawan berhenti bekerja, kebanyakan dari mereka kebingungan kenapa seluruh listrik di kantor tiba-tiba mati. Karena meskipun ada gangguan listrik tentu kantor mereka punya generator cadangan agar listrik tetap menyala.

“Apa yang terjadi P?” tanya Earth pada seorang security

“Ada gangguan listrik, saat kita menyalakan generator tiba-tiba saja generator meledak sehingga kita tidak punya aliran listrik sekarang. Aku baru mendapat pesan dari bos Jirat kalau ia terjebak di lift jadi kami harus memanggil tim penyelamat” jawab security itu

“Apa bos Jirat sendirian?” tanya Earth

“Tidak, bos Jirat bersama dengan salah satu karyawan, euh karyawan itu teman dari N’Earth, anak muda yang memakai kacamata, yang suka menggambar itu”

“BOOK?” seketika wajah Earth pucat saat ia tau kalau Book juga berada di lift itu, ia lalu melihat tas Book ada di mejanya, dan Earth semakin panik. Earth tau penyakit Book dan ia juga sudah berjanji akan menjaga Book selama di kantor. “P’ telepon juga ambulance, mereka harus datang segera, jangan sampai terlambat!”

“Ambulance? Kenapa ambulance?” tanya New yang tidak sengaja mendengar percakapan Earth dan security itu “Apa ada yang terluka?”

“Mereka terjebak di lift dengan oksigen yang terbatas, Book tidak akan bertahan lama dengan kondisi seperti itu” jawab Earth “P khub, tolong tunjukan dimana letak lift mereka terjebak”

“Mereka terjebak diantara lantai 2 dan 3, tim penyelamat akan datang dalam 20 menit” jawab security yang juga pergi ke ruangan kontrol bersama dengan Earth.

“Aku akan menelepon ambulance” New mengeluarkan ponselnya lalu menelepon ambulance.

Sementara itu, oksigen memang sangat terbatas ditambah udara didalam lift juga cukup panas, Book hanya berjongkok, tubuhnya sudah basah dengan keringat dan ia mulai mengalami kesulitan bernapas.

“Book, kau tidak apa-apa?” tanya Force sambil ikut berjongkok dan memeriksa keadaan Book “Wajahmu pucat sekali”

“Aku…..” Book tidak bisa banyak berbicara karena nafasnya semakin sesak dan jantungnya juga berdebar semakin kencang bahkan terasa sangat sakit “Tolong……”

“Sabar ya, tim penyelamat akan segera datang” Force membantu Book melepaskan jaketnya karena udara terlalu panas ia terkejut saat merasakan detakan jantung Book yang sangat kencang “Book?”

Force cukup familiar dengan kondisi seperti ini, satu tahun lalu neneknya meninggal karena mengidap penyakit jantung dan saat jantungnya kambuh kondisinya hampir sama dengan kondisi Book, mungkinkah Book sakit jantung? Pikir Force.

“Sial! Kenapa sinyalnya menghilang” Force melempar ponselnya karena tiba-tiba saja sinyal di ponselnya menghilang “Apa yang harus aku lakukan?” napas Book semakin melemah, ia hampir tertidur dan itu bukanlah pertanda baik, Force memegang wajah Book dengan kedua tangannya “Book, kau dengan suaraku? Kau harus tetap bangun, jangan tidur aku mohon….. stay with me…….”

“Sakit…….” Book hanya berbisik, ia tidak bisa melawan matanya yang terus terpejam “Ibu…..”

“Book…..” Force memeriksa napas Book yang semakin melemah, ia harus lakukan sesuatu “HEY!!!!! APA KALIAN BISA MENDENGAR SUARA KU?” Force berteriak lewat ventilator di dalam lift

“BOSS, BANTUAN AKAN SEGERA DATANG TUNGGU SEBENTAR” Force mendengar suara seorang security.

“BOSS, APA BOOK BAIK-BAIK SAJA?” Kini ia mendengar suara Earth “BOSS, BOOK SAKIT DAN BOSS HARUS BISA MEMBUAT BOOK TETAP TERJAGA”

Benar saja dugaannya, Book memang sedang sakit. Ia kemudian berjongkok lagi dan berusaha membangunkan Book.

“Book, bangun…. kau tidak boleh tidur..” Force berusaha membangunkan Book berulang kali namun Book sudah terlanjur pingsan.

“EARTH! APA YANG HARUS AKU LAKUKAN, BOOK PINGSAN!”

“BOS BISA MEMASANG OKSIGEN?”

“YA”

“BOS BISAKAH BOS MELIHAT  LUBANG VENTILATOR DIATAS LIFT?”

“Aku pikir aku bisa” Force berbicara sendiri lalu melihat lubang persegi di langit-langit lift yang tiba-tiba saja terbuka.

Rupanya Earth dan security membuka pintu lift lantai 3, dan sesorang turun kebawah dengan tangga darurat lalu membuka ventilator yang ada di langit-langit lift. Orang itu tentu saja Earth.

“Bos, aku tidak bisa turun kebawah karena oksigen didalam lift sangat terbatas jadi bos harus membantu memasang oksigen ini sendiri. Tim penyelamat dan ambulance akan datang sebentar lagi”

“Um… aku bisa melakukannya” jawab Force sambil menerima tas dari Earth “Book, sakit apa?”

“Aku akan menjelaskannya nanti Bos, tolong bantu dia dulu”

“Khub”

Meskipun tidak familiar dengan medis, Force pernah belajar pelatihan dasar untuk pertolongan pertama, pada awalnya ia terkejut karena tas Book itu lengkap layaknya tas paramedis. Ada beberapa alat medis disana termasuk tabung kecil oksigen. Force kemudian memasangkan selang oksigen, perlahan Book mulai bernapas dengan normal. Namun Book masing pingsan. Detak jantungnya belum kembali normal.

“Jangan khawatir, bantuan akan segera datang…. stay with me na…….” ujar Force sambil mengusap rambut Book.


15 menit kemudian lift kembali berfungsi dan membawa Force dan Book ke lantai dasar, saat pintu terbuka disana sudah ada Earth, New dan juga tim paramedis. Meski terlihat lelah dan basah karena keringat Force kemudian menggendong Book yang masih pingsan dan meletakkan tubuhnya diatas stretcher yang sudah disiapkan oleh tim paramedis.

“Aku akan ikut kerumah sakit” ujar Force pada karyawannya, “Earth, New kalian ikut denganku juga”

“AKu akan mengikuti ambulance dari belakang” jawab Earth kemudian mengajak New ke mobilnya.

“Earth, apa Book punya penyakit jantung?” tanya New saat didalam perjalanan

“Uhm…. Eisenmenger syndrome, tidak ada yang bisa menolong Book kecuali transplantasi Jantung dan paru-paru” jawab Earth sambil menghela napas “Usianya sudah menginjak 20 tahun, entah berapa lama lagi ia akan bertahan”

“Apakah sesulit itu mendapatkan donor?”

“Untuk kasus Book, memang sulit mendapatkan donor yang tepat” jawab Earth “Aku dan Mix sudah berusah mencari kemana-mana. Bahkan setiap kami keluar Negri kami juga menyempatkan untuk mengunjungi pusat kesehatan disana untuk mencari tau. Sejauh ini kami belum mendapatkan apapun”

“Anak yang malang…. ia selalu bisa terlihat tidak sakit. Kami semua tidak menyangka kalau Book sakit parah”

“Iya, dia hanya berusaha bekerja keras apalagi setelah mendengar salah satu dokter jantung terbaik membuka praktek di Bangkok. Hanya saja tarifnya lumayan mahal”

“Dokter terbaik?” New mengerutkan dahinya

”Dokter Tawan Vihokrathana, Book mendengar kabar itu dari temannya yang menjadi pasien dari dokter Lan, dokter Tawan adalah murid dari dokter Lan”

“He is ……. bagaimana kalau aku membantu kalian?”

“Maksudnya?” tanya Earth bingung

“Aku akan berbicara dengan dokter itu” jawab New sambil menunjukan jari kelingkingnya, terlihat lebih tepatnya New sedang memamerkan cincinnya. Semua orang tau kalau New sudah menikah hanya saja mereka menikah secara tertutup di luar negri dan New tidak pernah berbicara tentang suaminya atau bahkan memposting foto mereka berdua

“AKu tidak mengerti….”

“Earth……. Tawan adalah suamiku!”

***

Mereka sampai dirumah sakit kemudian paramedis membawa Book ke ruang UGD dan dokter juga perawat mulai memeriksa Book. Force tidak bisa berada didekat Book karena dokter melarangnya.

“Force?” seorang dokter menghampirinya, dia adalah Jimmy. Sahabatnya yang juga dokter di UGD rumah sakit ini “Sedang apa kau disini?”

“Book…… dia sakit … dia pingsan” jawab Force yang masih terlihat panik “bagaimana kalau sesuatu terjadi pada Book?”

“Tenang dulu……” Jimmy lalu mengajak Force untuk duduk, ia kemudian memberikan sebotol air mineral dan meminta Force untuk meminumnya “Minum dulu dan tenanglah” 

“Kami tadi terjebak didalam lift, Book tiba-tiba saja terkena serangan jantung dan pingsan” jawab Force “Kalau kau tanya kenapa, aku juga tidak tau. Earth bilang kalau Book sakit. Aku tidak tau dia sakit apa, kau bisa melihat riwayat medisnya”

“Aku tidak boleh sembarang melihat riwayat medis seseorang, dia juga bukan pasienku. Tapi sepertinya Book memang punya penyakit serius”

“Bisakah kau membantunya?” pinta Force

“Sorry na…..” Jimmy menggelengkan kepalanya “Jika Book memang punya penyakit serius maka aku tidak bisa membantunya. Dia harus dibantu oleh dokter spesialis sementara aku adalah dokter umum”

“Dia harus sembuh dari sakitnya, apa yang harus aku lakukan?”

“Force…..” Jimmy menatap kedua mata sahabatnya yang penuh kekhawatiran dan juga kesedihan “Aku belum pernah melihatmu ketakutan seperti sekarang. Kau menyukai Book?”

“Gak tau….” Force menarik napas panjang. Ia tidak tau kenapa ia begitu ketakuan. Apa ia menyukai Book? Bagaimana bisa, ia baru melihatnya sekali di pameran, dan ia juga baru berbicara dengannya beberapa jam yang lalu. Ia belum mengenal banyak tentang Book begitu juga dirinya, Book belum mengetahui banyak tentang dirinya.

Tapi, Force tidak pernah ketakutan seperti sebelumnya. Ia adalah seorang pebisnis tentu saja ia hampir tidak punya rasa takut. Ia bahkan berani mengambil resiko terbesar tapi berhadapan dengan Book, melihat kondisi Book seperti itu membuatnya sangat ketakutan.

Memang benar, ia suka pada Book saat pertama kali melihat Book, katakan saja itu suka pada pandangan pertama tapi bukankah perasaan yang ia rasakan sekarang itu terlalu jauh untuk orang yang baru bertemu dan berbicara sekali saja?

Earth dan New datang dan kemudian langsung menghampiri Force dan Jimmy di ruang tunggu. Dokter masih memeriksa Book, tidak ada yang bisa mereka lalukan selain menunggu. Earth dengan terpaksa menceritakan kondisi Book. Hal itu membuat Force merasa semakin hancur. Bagaimana kalau Book tidak bisa diselamatkan?

30 menit kemudian Mix sampai juga dirumah sakit sambil menangis, Earth langsung memeluk tunangannya. Mix adalah satu-satunya sahabat Book, mereka dulu punya band bersama di kampus.

“Phi…. kenapa ini bisa terjadi? Bagaimana kalau kali ini kita tidak bisa menyelamatkan Book?” Tanya Mix sambil menangis “Aku tidak mau kehilangan sahabatku”

“Kita tidak akan kehilangan Book, kamu tau kan Mix, kalau Book itu orang yang sangat kuat. Dia sudah bertahan sejauh ini. Book tidak akan menyerah” ujar Earth sambil berusaha menenangkan Mix yang masih ada didalam pelukannya dan menangis “Kita sama-sama berdoa ya Mix, Book pasti akan baik-baik saja”

Dokter sudah selesai menangani Book, setelah 2 jam akhirnya Book dipindahkan ke ruangan ICU. Hari sudah malam, New sudah pulang dengan berjanji pada Earth ia akan membantu berbicara dengan suaminya. Untuk sementara hanya Earth dan New yang tau soal rencana itu.

Hanya ada Earth, Mix dan Force yang menunggu diruangan tunggu depan ICU. Mereka memang tidak memberitahu keluarga Book karena kedua orang tua Book akan panik dan mereka tidak ingin terjadi sesuatu. Itu juga memang permintaan Book, untuk tidak bilang pada orang tuanya jika Book sewaktu waktu sakit.

“Earth, sebaiknya kau ajak Mix untuk pulang dan beristirahat. Mix terlihat sangat lelah” usul Force

“Kami lebih baik menunggu Book sampai siuman, Bos lebih terlihat lelah sebaiknya Bos istirahat”

“Aku baik-baik saja, aku juga akan menunggu Book disini” Force menggelengkan kepalanya “Earth, apa Book sering seperti ini?”

“Tidak… kalau Book sudah terlalu lelah biasanya ia sakit tapi tidak seperti ini. Seperti yang Bos lihat, Book membawa segala yang ia butuhkan didalam tasnya” jawab Earth “Ini adalah murni kecelakaan bos, tidak ada yang bisa memprediksi”

“Book adalah orang terkuat yang pernah aku kenal phi boss” tambah Mix “Phi Bos tau kenapa ia bekerja keras? Untuk mengumpulkan uang agar ia bisa diobati oleh dokter terbaik. Biaya transplantasi juga sangat mahal, Book bukan berasal dari keluarga kaya”

“Transplantasi adalah satu-satunya cara agar Book bisa sembuh boss” timpal Earth “Tapi selain itu juga untuk menemukan donor yang tepat untuk kasus Book sangatlah sulit. Untuk yang menderita penyakit seperti Book, rata-rata mereka hanya bisa bertahan diusia dua puluh tahunan. Book hampir putus asa”

“Atau dia hanya berusaha menghibur dirinya sendiri dan menghibur kita dengan selalu terlihat bahagia. Aku tau, deep down in his heart, dia sangat ketakutan” Mix lalu tersenyum pada Force, “Phi Bos, nanti kalau Book sudah kembali bekerja bisakah Phi Bos tidak memberikan banyak kerjaaan ke Book?”

“Mix, Book hanya menggambar. Boss tidak meminta apapun dari Book” ujar Earth sambil mengelus kepala tunangannya “Jangan berbicara seperti itu sama Bos Jirat”

“I get it, Nong Mix” Force mengangguk sambil tersenyum tipis “Jangan khawatir”

***

Force berdiri didepan ruang ICU saat Earth dan Mix pergi untuk membeli makanan. Dari sana Force bisa melihat Book yang terbaring tidak berdaya disalah satu ruangan ICU, tubuhnya penuh dengan kabel-kabel dan selang. Perasaan Force semakin sakit saat melihat kondisi Book seperti itu.

“Book…… jangan pergi. Aku masih mau mengenal Book, masih mau menghabiskan waktu bersama Book. Lagipula bukankah Book janji untuk membuatkanku lukisan? Book jangan lama-lama ya sakitnya …..” bisi Force

“Aku pernah melihat hal seperti ini sebelumnya saat di China dan itu sangat menyakitkan”


Seorang dokter tiba-tiba saja berdiri disebelah Force, dokter itu memiliki postur tubuh tinggi tapi proporsional 
“excuse me ……

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang dokter tiba-tiba saja berdiri disebelah Force, dokter itu memiliki postur tubuh tinggi tapi proporsional

“excuse me …….” Force kemudian melihat kearah dokter itu

“Jadi dia yang New bilang di telepon tadi…..”

“New?” Tanya Force bingung

“Um, New, istriku”

“Jadi kau suami New, aku tau New sudah menikah tapi aku tidak pernah melihat suaminya” Force sungguh terkejut

“Kami memang merahasiakan pernikahan kami, namaku Tawan Vihokrathana. New tadi meneleponku kalau ada teman kantornya yang sakit karena jantung. Aku dokter spesialis jantung”

“Namaku Jiratchapong Srisang, dokter Tawan, bisakah kau membantu Book?”

“Jadwalku penuh, lagipula apakah Anak itu mampu membayar tarif pengobatan dariku? Harganya cukup mahal. Sebaiknya pilih saja dokter lain. Rumah sakit ini menyediakan dokter untuk pasien kurang mampu. Maaf aku tidak bisa banyak membantu”

Dokter itu pergi begitu saja tanpa memberikan Force kesempatan untuk berbicara. Arogan sekali tapi Force dengar dokter itu adalah dokter terbaik di Thailand. Ia harus melakukan sesuatu untuk membantu Book.

“Book……” Force lalu melihat kearah ruangan Book lagi melalu tembok kaca “Bertahan ya….. aku akan membuat dokter itu merawat Book. Percaya padaku, Book akan sembuh”

***

And that’s all for the second chapter ….. terima kasih yang sudah membaca, see you again later. 


Warm Heart Chapter 3 (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang