Tangan Karim tidak bisa menunggu lagi. Perlahan, tangan itu melawan otak Karim untuk tidak mencoba menerkam gadis di depannya itu. Dia tidak boleh termakan rayuan Shifa. Dia masih memiliki Cahaya.
"Ayo Mas, masa saya sendirian membuat Mas menikmati semuanya?" tanya Shifa dengan bisikan sensual di telinga Karim. Karim benar-benar gila kalau ini tidak segera berhenti. Shifa bahkan menggerakkan tangan kanan Karim dengan tangan kanannya ke buah dada kiri gadis itu. Bahkan, gadis itu dengan sengaja menggerakkan tangan Karim untuk meremas buah dada itu secara perlahan.
Desahan keluar dari mulut Shifa, membuat Karim semakin kesulitan mengendalikan dirinya. Dia tidak ingin melukai Cahaya dengan tindakannya. Dia tidak ingin mengkhianati Cahaya dengan cara ini. Akan tetapi, Shifa benar-benar buah terlarang yang dia telah petik dengan gegabah.
"Mas, Mas suka 'kan?" tanya Shifa di antara desahannya. Karim tidak menjawab kecuali remasan dari tangan kanan pria itu semakin cepat dan intens. Shifa menyadari bahwa Karim masih ragu meskipun tangan kanannya jelas telah di bawah kendalinya. Dia pun memutuskan untuk menggerakkan tangan kiri pria itu untuk menyentuh buah dada kiri miliknya dan meremasnya perlahan.
Shifa menikmati sensasi dari dua tangan yang meremas buah dadanya. Di sisi lain, sentuhan-sentuhan yang dia berikan kepada dada dan pusaka pria itu jelas telah mencapai sedikit hasil melihat ada cairan yang mulai menitik keluar.
"Mas sepertinya sudah mulai tidak tahan ini," komentar Shifa seraya menggunakan satu tangan mungilnya untuk menjamah pusaka itu dengan lebih banyak sentuhan. Karim seakan tidak bisa berpikir lagi dengan semua nafsu yang membuat otaknya berjalan lamban.
"Maafkan aku, Cahaya," ucap Karim terbata-bata. Shifa merasa sedih untuk senior di depannya di dalam lubuk hatinya, tetapi dia telah berjalan sejauh ini dan harga dirinya tidak akan terkoyak oleh kesedihan. Karim semakin intens memainkan kedua buah dada Shifa, menyentuhnya dengan sentuhan-sentuhan yang membuat Shifa mendesah menikmati permainan ini. Shifa mulai mengerti kenapa seseorang bisa menyukai Karim di ranjang. Pria itu agresif.
Tangan kiri Karim segera menyerang bagian bawah Shifa. Gadis itu terkejut kala satu jari Karim masuk ke dalam lubangnya. Karim mengenai titik-titik sensitifnya dengan satu jari.
"Mas Karim! Terus Mas!" teriak Shifa meminta lebih. Sentuhan-sentuhan Karim membuat instingnya menggila. Karim yang sudah gelap mata memasukkan dua jari ke dalam tubuh Shifa. Shifa benar-benar dibuat meleleh oleh sentuhan di bagian intimnya. Karim pun tidak abai dengan buah dadanya, memainkan dengan remasan dan isapan yang membuat Shifa merasa berada di puncak kenimatan.
Lenguhan yang dikeluarkan oleh Shifa, menyebutkan nama Karim, membuat Karim semakin gelap mata. Pria itu mengeluarkan tangannya dan langsung menggesekkan pusakanya ke pintu masuk milik Shifa. Shifa yang belum mencapai satu pun pelepasan menahan Karim karena dia tidak ingin pusaka itu masuk dengan kasar ke bagian intimnya.
"Mas! Jangan masuk dulu Mas!" pinta Shifa, "tangan dulu!" lanjutnya. Karim memenuhi permintaan Shifa dan memasukkan dua jari kembali. Shifa yang mendekati orgasme akhirnya meneriakkan keras nama Karim, menandakan bahwa gadis itu telah mencapai pelepasan pertamanya.
Shifa tidak berhenti. Dia mencium Karim, membuat pria itu beradu dengan gadis yang membuatnya kehilangan akal. Karim benar-benar menikmati ciuman Shifa. Gadis itu benar-benar liar.
Setelah melepaskan ciuman mereka, Shifa langsung turun ke bagian bawah, memainkan mulutnya di pusaka Karim. Karim menggeram, menikmati permainan mulut Shifa. Karim ingin sekali melepaskan isi pusakanya di dalam intim Shifa, tetapi gadis itu tidak memberikan kesempatan itu. Gadis itu menyadari bahwa Karim semakin mendekati pelepasan tetapi menolak melepaskan mulutnya dari pusaka itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sentuhan Memabukkan Shifa [21+] [TAMAT]
Romance"Kenapa bengong, Mas Karim?" tanya Shifa dengan lekuk tubuhnya menyentuh tubuh Karim. Karim bisa gila menyaksikan tubuh Shifa di depannya seperti ini. Dia telah terperangkap dengan bidadari terlarang. Shifa Sakinah memutuskan untuk menutup masa lalu...