drabble : Baby Fever.
...
Back to Malone and Jemma's character; wherein Jemma has the baby fever.
...
MALONE itu bukannya gak sadar soal tatapan yang mengarah kepadanya saat dirinya sibuk membenahi draft gambar dan beberapa rangkaian data lainnya.
Iya, Jemma itu tengah memperhatikannya.
Bahkan buku karya Jane Austine yang kerap dibaca olehnya saat menunggui sang kekasih menyelesaikan pekerjaannya, hanya dibuka, selebihnya si pirang yang mendapat julukan 'stupid cheese cat' ini menatap Malone.
Secara penuh cinta?
Malone sendiri tak yakin karna dirinya harus menyelesaikan draftnya.
Dua manik mata berwarna coklat pekat itu tak henti-hentinya memperhatikannya, ia bisa melihatnya sendiri dari sudut matanya dan, ugh.
Mana bisa begini terus?
Tapi, ia menghela nafasnya sesaat karna harus bertanya.
Kemudian memundurkan kursinya sebelum menatap balik sang kekasih, yang sudah selama 2 bulan terakhir tinggal bersamanya itu, "Kamu kenapa?"
Lontaran pertanyaan itu akhirnya diajukan oleh sang dominant lengkap dengan alis terangkat sebelah.
"Enggak," Jemma menyahut lugu dengan senyum malu-malu, "Emangnya gaboleh aku ngeliatin pacarku sendiri? Salah sendiri, kenapa makin asdfghjkl pas fokus begitu?"
Malone tergelak pelan dan tertawa.
Kadang, ia juga bingung kenapa kesayangannya itu sangatlah menggemaskan.
But hell. Malone gak akan protes soal itu.
Ia juga menepuk kedua pahanya untuk membiarkan Jemma duduk diatas pangkuannya.
Yang tentu saja langsung dituruti oleh si pirang secara gesit.
Itu membuat Malone nyaris tertawa geli karna tubuhnya Jemma yang lebih tinggi satu inchi darinya ini mendarat di pangkuannya, "Miss me that much?" tanya si dominant dengan lembut.
Kedua tangan besar pun mendekap si submisif yang kini duduk menyamping di atas pangkuannya.
Lengan kiri Jemma juga tersamping ke leher kokohnya Malone.
Sementara tangan kanannya memilin ujung rambut pendek sang kekasih yang sangat disukainya itu, "Not that much, tapi aku kepikiran sesuatu,"
"Kepikiran apa, sayang?"
"I might be cutest pregnant woman if I carrying your child," kata Jemma dengan cengiran khasnya yang lebar.
Malone sendiri tertawa, "Out of sudden?"
Jemma menganggukan kepalanya dan mengecup bibir ranum sang kekasih beberapa kali sebelum meraih tangan kanan dari Malone, yang tentu saja lebih besar dari tangannya tersebut.
"Imagine, disini ada anak kita! Isn't more cute?"
Kemudian.
"Gosh, can you imagine that I might be so good have the baby's bump? I could be so sexy at the same time too!"
"ASDFGHJKL, can we have baby now, please, Mal?"
Suaraㅡseruan-seruan dari bilabial sang kekasih yang amat antusias terdengar ditelinganya begitu bahagia itu membuat Malone tergelak pelan, "Kamu habis babysitting bayi siapa hari ini?"
Tanya Malone dengan senyuman hangat yang masih terpantri di wajah rupawannya.
Itu membuat Jemma sedikit merona.
Tampaknya kekasihnya itu terlalu mengenal dirinya, "Your nephew," jawabnya malu-malu.
"Jerry?"
Jemma mengangguk kecil dan menghadap ke Malone untuk lebih leluasa menatap fitur wajah yang puppy-ish dari wajah kekasihnya tersebut.
"Kamu sama kakakmu, Tris, mirip banget sih! Aku jadi ngebayangin Jerry itu anak kita,"
Oh, oke.
Malone terbahak pelan sebelum membubuhi seluruh inci wajah sang kekasih dengan kecupan hangatnya, itu membuat Jemma terkikik bahagia.
"Jadi?"
"Nikah dulu ya, sayang?" ujar Malone dengan lembut, "Isn't your first dream to have this blue gown to our wedding day?"
Jemma mengerucutkan bibirnya, "Tapi kak Tris sama kak Tiffa gak nikah dulu,"
"Segitu pengennya?"
Pertanyaan yang diajukan Malone itu membuat Jemma mengangguk penuh antusias dan kemudian berbinar senang, seolah itu adalah hal yang paling mudah yang akan dikabulkan oleh sang kekasih.
Malone tertawa pelan, "Yaudah, ayo ketemu sama orang tua kamu dulu,"
"Kok gitu,"
"I need their blessing to marry their daughter and then," Malone mengangkat tubuh sang kekasih dengan bridal style dan kemudian menatapnya secara lembut juga penuh kasih sayang, "We're going to be parents,"
Jemma tak bisa menjawab karna berteriak girang.
Bahkan sampai melengking.
Memenuhi isi apartment studio milik Malone yang kini menjadi rumah bagi mereka berdua, dan oh, "Prepare yourself for tonight, I'll gonna fuck you real hard,"
Oh-no.
Jemma merasa itu ancaman besar baginya, kalau Malone sudah berkata seperti begitu.
Dirinya menjadi was-was sendiri.
Ia bisa tak bisa berjalan selama seminggu jika Malone benar-benar dengan ucapannya?!?!
.
.
.
Fin.