I. unforgiven

312 16 0
                                    

Malam itu salju turun, sangat lebat membuat penglihatan Hokuto terganggu, disana pemandangan memabukkan untuk yang pertama kalinya dia lihat, kekasihnya yang sangat dia cintai sedang sibuk tertawa setelah melamar seorang gadis lain. Ini terjadi saat mereka berdua baru saja lulus kuliah, dengan Hokuto yang membawa sebuket bunga berwarna hitam dengan sebuah tulisan selamat dan salam cinta.

'Untuk Kazuma, selamat lulus dan berbahagia dan aku mencintaimu, mari tetap bersama selalu sampai maut memisahkan, dari yang tersayang, Hokuto.'

. . .

Kriingg!!

"Yoshino-san, selamat pagi." sapa para pegawai toko bunga yang di miliki lelaki muda manis bernama Hokuto Yoshino itu, dengan ramah Hokuto menjawab sapaan sembari tersenyum dengan lebar. Pagi ini terasa sangat sibuk karena toko bunga milik Hokuto mendapatkan pesanan 5 buket bunga besar yang di pesan oleh seseorang bernama Kawamura, awalnya Hokuto sedikit ragu ketika pegawai berucap dengan nada antusias bahwa sebuah pesanan besar datang apalagi dengan nama yang membuatnya sedikit Deja Vu, tapi mau di apa, sepertinya para pegawai nya sangat menyukai merangkai bunga besar apalagi dengan jumlah yang banyak.
"Jangan terlalu memaksakan diri ya, kalau lelah bisa istirahat, kalian terlalu antusias sejak kemarin." kekehan kecil Hokuto berikan setelah para pegawai mengangguk kesenangan, banyak dari mereka yang sedang melipat kertas bunga, menyemprotkan beberapa air pada bunga agar tetap segar, ataupun sekedar melayani beberapa pelanggan yang hanya ingin membeli sebuket bunga yang telah di pajang.

Hokuto pun duduk di salah satu kursi dekat jendela, menatapi jalanan besar Prefektur Miyazaki yang tampak sedikit sepi pagi ini. Tersentak kala sebuah suara kecil gelas kaca yang di letakkan membuat si manis menoleh dan mendapati salah satu pegawainya Keito Kimura yang baru saja membuatkan segelas coffee latte kesukaan dari sang atasan.
"Yoshino-san sedang banyak pikiran?" tanya Keito ketika Hokuto menjawab dengan menggeleng.

"Duduklah, Keito-kun mari berbincang sebentar."

Keito mendudukkan dirinya di hadapan Hokuto yang terlihat sedang berpikir keras itu membuat Keito merasa ia harus menghibur atasannya tersebut.
"Yoshino-san, ingin cerita?" Hokuto menggeleng pelan sembari tersenyum kala Keito pun menatapnya dengan senyuman.
"Tidak, hanya saja pesanan ini, dengan nama itu."

"Yoshino-san kepikiran dengan pesanan Tuan Kawamura?"
Hokuto mengangguk kecil, terlintas sedikit prasangka apakah sesosok Kawamura itu adalah dia, tapi tidak mungkin, Kawamura tidak hanya satu, banyak yang memakai marga Kawamura, kan?
"Keito-kun, siapa nama panjang Tuan Kawamura? Dia menyertakan nama depannya kan?"

Keito mengangguk kecil, Hokuto pun lantas mengangkat alis disaat Keito hendak menjawab.
"Tuan Kawamura ya, seingatku.. nama depannya Kazuma."

"Kau serius?"

Kriingg!!

Lonceng pintu berbunyi tanda pengunjung datang, Keito yang posisinya menghadap pintu lantas berdiri lalu tersenyum ke arah salah seorang pelanggan yang sepertinya anak itu kenal. Hokuto ragu untuk berbalik, namun juga berprasangka buruk tidak baik, jadi dia memilih untuk berbalik secara perlahan, memperlihatkan sesosok bersetelan rapih dengan surai kelam yang di tata sedemikian rupa, Hokuto yang posisinya duduk harus mendongak kala sosok itu juga menunduk untuk menatapnya.

"Hokuto."

"Kawamura-san, ah iya pesanan anda belum selesai, anda mau mengambilnya hari ini?" Keito bertanya dengan ragu ketika melihat Hokuto dan si pelanggan Kawamura saling menatap dengan dalam.

"Tidak, aku tidak mengambilnya hari ini, hanya ingin melihat saja." Kazuma memberikan senyuman tipisnya ke arah Keito yang langsung bergegas pergi bermaksud untuk tak ingin mengganggu keduanya, setelah itu Kazuma kembali menatap Hokuto yang sudah lebih dulu membalikkan badan mengarah pada jendela toko melihat lihat jalanan besar Miyazaki yang sepi pagi ini.

Raya, kazuhoku oneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang