V. still got time

158 15 3
                                    

Umur Hokuto yang sudah di ujung tanduk membuat Kazuma dan Sota rela melakukan apa saja demi lelaki cantik kesayangan mereka itu agar bisa merasakan hari terakhir yang paling membahagiakan didalam hidupnya.
mature content, aware.

----

Kazuma menatapi wajah tertidur pulas milik Hokuto dekat-dekat, sebentar lagi dia tidak akan pernah bisa menatap wajah cantik ini, sebentar lagi.

"Aku ingin sarapan sup miso."

Kazuma tersentak kecil kala sebuah kaki menyentuh kakinya di dalam selimut, ternyata Hokuto sudah bangun.
Lelaki cantik dengan surai blonde itu tersenyum manis dengan wajah bantalnya, Kazuma mendengus kecil diikuti dengan jari jempol dan telunjuknya yang mengapit kuat ujung hidung Hokuto. "Kenapa tidak bilang kalau sudah bangun." Hokuto ikut bangkit dari posisinya menjadi duduk bersama Kazuma, dia mulai berpindah tempat duduk di pangkuan si surai hitam, memeluk lehernya erat dan menyandarkan kepalanya di pundak Kazuma.

"Mual."

"Mau muntah?" dengan siap Kazuma memeluk pinggang Hokuto untuk di bawa ke kamar mandi, namun lelaki di pangkuannya menggeleng, ia mengeratkan pelukannya.
"Maaf ya?"

Kazuma menghela pelan, dia mengusap punggung Hokuto lembut. "Untuk?"

"Seharusnya kamu dengan Makoto-san sekarang, jadi kekasihnya bukannya bertunangan denganku dan merawatku yang sudah.. tidak ada harapan."

"Jangan bahas dia, kita sudah sepakat tentang Makoto dan Itsuki."

Hokuto terbatuk, ia mengeratkan pelukannya membuat Kazuma pun dengan sama ikut mengeratkan pelukan, hangat, Kazuma benci ini.
"Kamu mau melakukan apa hari ini? Ayo kita lakukan." dengan perlahan Kazuma mengangkat tubuh Hokuto berdiri dari kasur, berjalan keluar dari kamar dan langsung disambut dengan sapaan ceria dari salah seorang remaja lelaki yang ternyata sedang menyiapkan sarapan di dapur. "Selamat pagi Okaasan, Otousan." Hokuto tersenyum, dia menoleh untuk mendapati sesosok yang selalu dia sayangi sejak dulu.

"Pagi Sota, sedang buat apa?" Hokuto menurunkan dirinya dari gendongan Kazuma lalu setelahnya berpegangan erat dalam lengan si surai hitam, dia menatapi sang anak yang mengenakan apron abu abu yang dulu sering dia pakai untuk memasak.
"Sup miso! Okaasan makan ya?"

"Hm, miso, ayo makan?" Hokuto menggoyangkan lengan Kazuma agar mereka berdua bisa berjalan bersama menuju dapur mengikuti Sota, mereka berdua pun sampai di dapur, terlihat Sota menarik satu kursi untuk Hokuto dan langsung di sambut senyuman oleh Hokuto setelah mendudukinya, di bantu oleh Kazuma dan Sota.

"Sota izin sekolah ya, hari ini?" izin Sota kepada kedua orang tuanya itu, Hokuto mengangkat alis.
"Kamu sedang sakit?"

Sota menggeleng.

"Kalau begitu sekolah."

"Okaasan.."

"Ok baiklah, tidak usah sekolah nanti izin saja." Kazuma berceletuk mengakhiri suara dramatis Sota yang terdengar menyebalkan di telinganya, ia melirik ke arah Hokuto.

"Sota,"

"Hm, Otousan?"

"Sekolah ya?"

Sota memasang wajah melas, ia lalu melirik ke arah sang ibu yang sudah memasang wajah yang lebih menyeramkan dari wajah sok imutnya, Sota berdehem. "Ok Sota sekolah, Otousan antar Sota?"

"Iya nanti Otousan antarkan."

----

"Otousan, Sota boleh bertanya?"

"Apa?"

Sota menutup kaca mobil seiring dengan berjalannya mereka keluar dari pekarangan rumah, Sota dan Kazuma sedang bersiap untuk mengantarkan si lelaki bersurai blonde ke sekolah.

Raya, kazuhoku oneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang