15

469 49 24
                                    

Sebuah perbuatan memiliki konsekuensi tersendiri

_______________________

OOC
_______________________


. . .

"Aku … dimana?"

Sebuah tempat yg terlihat seperti ruang hampa, namun berwarna putih. Meski semuanya berwarna putih, entah kenapa tidak terasa menyilaukan.

Ada seseorang di sana, terlihat seperti sedang tersesat. Yang ia lakukan sedari tadi hanyalah mengelilingi tempat tak berujung tersebut sambil sesekali berteriak.

"HALO! Apa ada orang??"

Dan tidak ada yg menjawab.
Decak sebal terdengar dari belah bibir remaja itu, sudah sekitar 5 menit ia berada di tempat itu, dan masih belum menemukan tanda-tanda aktivitas makhluk apapun.

5 menit berikutnya ia mulai lelah, sehingga memutuskan untuk duduk di lantai.

'Tempat apa ini …?'

Ia tidak mengerti, bukankah biasanya saat seseorang sedang bermimpi, ia tidak akan sadar bahwasanya tengah bermimpi?

. . .

Remaja itu mulai berpikir, baru kali ini dirinya bermimpi dengan kesadaran 100%

PLAKKK!!

Dengan menampar pipinya sendiri, si remaja berharap ia akan terbangun jika mendapat rasa sakit.

Eh——

Dan ternyata tidak.

Dirinya sempat bengong sebentar sembari memegangi pipinya yg telah ia tampar sendiri. Bentar, otaknya ngelek.

. . .

EH?!

Tunggu, apa?!
Kenapa ia tidak bangun??
Bukankah ini mimpi, kan …?

Ia tidak menyerah, jarinya mulai mencubit pipi dan punggung tangannya. Dari awalnya pelan, perlahan mulai menjadi kuat, sampai-sampai bekas cubitannya terlihat memerah––atau bahkan membiru.

Lah–gini ceritanya, dia hanya akan menyakiti dirinya sendiri.

Ia mulai melihat sekeliling, berharap bisa melihat sesuatu. Dan––

'Apa itu?'

Siluet hitam terlihat dari kejauhan, tidak dapat dipastikan bentuknya apa karna terlalu jauh. Si remaja berdiri dari duduknya dan mulai mengejar siluet tersebut.

Semakin lama, semakin dekat. Dan sekarang, dapat dipastikan kalau itu adalah siluet dari seseorang.

"HEY KAU, TUNGGU!!" teriak remaja itu.

Hingga sampailah ia di belakang sosok itu. Dengan nafas tersengal-sengal, ia memegangi lututnya sembari mencoba mengontrol nafasnya.

Ia berdiri tegak, memandangi punggung orang itu dengan manik delimanya. Entah kenapa, tapi orang ini terasa tidak asing.

Orang yg berada di depan, yg awalnya membelakanginya mulai memutar tubuhnya. Yg awalnya sosoknya terlihat hitam, samar-samar mulai terlihat jelas warnanya.

A Little Hope [Adopted AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang