09. Pengkhianat!

1K 26 2
                                    

WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA❗❗

Cerita ini mengandung konten dewasa dan bahasa kasar, harap bijak dalam memilih bacaan yang sesuai usia❗❗

Lope sekebon ❤︎

🔞🔞🔞🔞

Jika cinta itu memang bodoh, maka biarkanlah aku menjadi bodoh untuk selalu mencintainya.

-Liana Anastasya.

Pagi ketika mentari menatap semesta. Steven membuka matanya dengan kepala yang terasa berat. Steven mengernyit seraya memijat keningnya yang terasa pusing. Langkah panjangnya berjalan keluar mengikuti aroma sedap masakan yang menyeruak di indra penciumannya.

Jarak dua meter, Steven dapat melihat senyum merekah yang Liana sunggingkan untuknya, serta sapaan lembut yang keluar dari mulut manisnya itu. "Good morning!"

Sapaan Liana mengalihkan pandangan Steven darinya.

Liana berjalan mendekati Steven, lalu menariknya ke meja makan. "Aku udah buatin kamu sarapan," katanya sumringah.

Satu persatu hidangan, Steven rekam dalam otaknya, sup ayam, ayam goreng, tempe goreng dan banyak lagi makanan favorite dirinya yang disuguhkan.

"Kenapa cuma dilihatin aja?" Liana menarik piring yang ada di depan Steven dan mengisinya dengan makanan. "Aku juga buatin air madu biar pusing kamu reda," imbuhnya, seraya menyodorkan gelas berisi air madu tersebut di depan Steven.

Mungkin dengan banyak memberi perhatian kepada Steven, laki-laki tersebut akan luluh kepada Liana?

Steven mendesah, "Nggak usah sok perhatian!" Ujarnya ketus.

"Steve, aku cuma nggak mau kamu sakit," balasnya.

Steven tersenyum miring. "Lo nggak pernah sadar, lo udah nyakitin gua?"

"Aku nggak ada niat buat nyakitin kamu, aku cuma cinta sama kamu, Steve!" jujurnya.

"Cinta? Cinta yang gimana yang lo maksud?" Tegas Steven dengan tatapan dinginnya.

"Aku—"

"Lo itu cuma cewek gila yang egois!" Bentaknya. "Gua nggak akan sudi makan dari tangan kotor lo itu! Sampai kapanpun!" Ucapnya dengan nada penuh penekanan. Setelah itu ia pergi meninggalkan meja makan, dan tentunya Liana yang terlihat sedih.

Liana menarik napasnya, lalu menghembuskannya kasar. Meskipun kata-kata Steven terdengar kasar, Liana tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan perhatian dan cinta seutuhnya dari Steven Mahendra.

"Ayo Liana semangat!!" Gumamnya, memberi semangat kepada dirinya sendiri.

🔞🔞🔞

Kepalan tangan Steven yang kuat memperlihatkan urat tangannya yang berotot dan besar. Lihat saja, dengan sekali tinju, samsak yang tergantung di depannya terpental jauh hingga menimbulkan bunyi yang terdengar mengenaskan.

Dengan meluapkan emosinya kepada seorang samsak, Steven dapat melupakan satu masalahnya meskipun ia tidak akan bisa melupakan Carla seutuhnya.

Tatapan sangar yang terlihat buas, siapapun yang melihat mata itu akan menyadari kemarahan Steven yang kini berada di puncak ubun-ubun.

"Steven.... I love you....!!!!" Teriakan Carla menggema disepanjang danau.

"Aku lepasin kamu....."

"Steven.... I love you....!!!!"

"Aku lepasin kamu....."

"Steven.... I love you....!!!!"

Kata-kata tersebut terus saja menganggu pikiran Steven yang membuat laki-laki itu semakin emosi.

Bug! Bug!

Tok! Tok!

Ketukan pintu itu membuat Steven menghentikan aktifitasnya. Ia melepaskan sarung tinju yang melekat pada kedua tangannya dan membuangnya di sofa. Steven menatap tajam kepada wanita yang baru saja memasuki kandang singa.

"Aku bawain kamu sarapan." Liana meletakkan sepiring sandwich dan segelas susu di atas meja kecil.

"Udah gua bilang, gua—"

"Shuttt..." Liana memotong ucapan Steven dengan meletakkan jari telunjuknya di bibir Steven dan menatap bola mata Steven. "Kamu boleh nolak aku, tapi kamu jangan menyakiti diri kamu. Tenang aja, makanan ini aku pesan dari luar," senyum Liana.

Steven menepiskan kasar tangan Liana dan  mendorongnya. "Jauhi tangan kotor lu itu!"

"Steven, kamu mau kemana?" Tanya Liana kesal karena Steven pergi dan selalu mengabaikannya.

Liana menghela napas berat.

🔞🔞🔞

Lebih baik menghibur diri daripada harus memikirkan hidup yang sudah sial. Apalagi jika mengingat, masih ada tujuh bulan lagi Steven harus membuang waktunya untuk hidup bersama dengan wanita yang membuat hidupnya sial, karena perjanjian yang mereka sepakati akan berakhir dalam satu tahun pernikahan.

"Hi, i miss you," ucap manja seorang wanita seksi bergaun hitam ketat yang menampakkan lekukan tubuh seksinya. Tanpa permisi wanita tersebut memberi kecupan singkat di bibir Steven, laki-laki itu tidak menolaknya.

Steven tersenyum, merangkul pinggang ramping wanita tersebut dan menyodorkan gelasnya untuk bersulang. "Kau memang yang terbaik, Mey."

"Milikmu memang selalu yang terbaik," godanya, dengan meneguk whisky.

Steven mendekatkan bibirnya ditelinga wanita tersebut. "Aku tidak sabar melihat tubuh indah mu lagi," bisiknya dengan memberi rangsangan pada paha mulus wanita tersebut.

"Akh, tubuh ini juga merindukanmu, Steve," katanya seraya mengigit bibirnya saat tangan Steven mengusap bagian sensitifnya yang masih terbungkus kain hitam berenda. "Aku tidak tahan," Katanya dengan suara seksi.

Seringai Steven, meletakkan gelas whisky setelah ia meneguknya habis.

Steven menarik wanita tersebut kedalam kungkungannya di atas sebuah ranjang hotel yang tidak jauh dari Bar. Desahan demi desahan yang keluar menambah gairah malam yang tidak akan terlupakan.

Sedangkan yang bisa Liana lakukan? Hanyalah menunggu. Menunggu Steven pulang kepada dirinya. Hampir ratusan kali Liana memeriksa ponselnya, namun tidak ada satu bubble chat yang Steven kirimkan untuknya, bahkan setiap kali Liana menelfon hanyalah operator yang menjawab panggilannya.

Liana mendesah.

Kenapa cinta harus membuatnya bodoh? Padahal sudah jelas jika Steven tidak akan pernah mencintainya. Semakin Liana menunggu, hanya ada rasa kecewa dan sakit yang akan ia dapatkan. Apakah Liana bisa menerimanya?

Ending cerita yang bagaimanakah yang akan Liana dapatkan dari mengkhianati dirinya sendiri? Hingga tiba, dimana dirinya akan berpisah dari Steven untuk selamanya.

🔞🔞🔞🔞

TO BE CONTINUE.....

Next part komen disini !!

FIRST NIGHT [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang