e

164 26 6
                                    

ini sudah seminggu sejak di pecatnya yoongi oleh sang kakek dari perusahaan, dsn sudah seminggu ini pula yoongi hampir mati kebosanan dirumah.

rumah yang jungkook beli ini sedikit terlalu besar baginya. bukan, bukan karna ia lelah membersihkan seluruh ruangan, tidak. tapi rumah sebesar ini nampak sunyi saat siang hari, dimana jungkook bekerja dan tidak ada pelayan. yoongi sengaja tak memakai jasa pelayan karna ia merasa sanggup untuk mengurusi rumah.

beberapa hal sudah yoongi lakukan, misal menanam stroberi dan jeruk di dalam pot kecil, ada juga ia mendekor ulang ruangan miliknya yang dulu ia gunakan untuk bekerja, karna sekarang ia sudah tidak bekerja maka ia ubah ruangan itu menjadi ruang baca.

beberapa hari yang lalu ia membeli beberapa rak buku yang ia gunakan untuk menyusun semua koleksi bukunya yang berada di mansion kim. jadi, tadi pagi yoongi datang ke mansion kim untuk mengambil semua koleksi bukunya.

"sudah semua, lalu aku harus apa lagi sekarang?"

jam menunjukkan pukul 11 siang, dan yoongi sudah selesai dengan semua pekerjaannya. ia pun sudah membersihkan diri.

"apa aku ke kantor jungkook saja ya?" gumamnya tampak sedang berpikir.

lantas jemarinya meraih ponsel yang terletak di meja, mendial nomor jungkook.

"hallo?"

"hallo"

"ada apa?"

"aku bosan. aku datang ke kantor ya"

dari sebrang sana terdengar kekehan. yoongi merengut dengan respon jungkook.

"rindu ya?"

yoongi mencebik, percaya diri sekali pria itu.

"aku bilang bosan"

"kekeke... yasudah kemari saja, kebetulan aku tidak terlalu sibuk"

***

yoongi datang satu jam kemudian, tepat waktu untuk para pekerja istirahat.

yoongi juga menyiapkan makan siang untuk prianya, dan ia juga berniat mengajak suaminya untuk makan siang bersama. hitung-hitung membunuh bosan.

kaki jenjangnya ia langkahkan menuju lantai 15 dimana ruangan jungkook berada.

pintu besar satu-satunya berwarna coklat itulah ruangan jungkook. yang mana yoongi yakini sang pemilik juga ada di dalamnya.

tentu saja ia tau, tadi sudah janjian.

"sudah datang" seperti biasa, jungkook akan bangkit dari singgahsananya dan menyambut kedatangan sang istri dengan peluk dan ciuman mesra.

"kenapa tidak pakai mantel, hari ini udara cukup dingin"

yoongi mengedikkan bahunya. tidak ada alasan apapun.

yoongi melangkah menuju sofa dan membuka buntelan yang ia bawa tadi, cukup simple saja menu hari ini karna tentu saja yoongi sedang malas untuk memasak sesuath yang rumit.

"besok weekend" ujar yoongi sembari menyumpit kimbabnya.

"ya"

"aku ingin kencan" pinta yoongi. karna jujur saja akhir-akhir ini mereka jarang sekali kencan diwaktu weeekend. tentu saja karna jungkook yang sibuk atau lelah karna bekerja seminggu full.

"eum? kencan?"

''iya"

"minggu depan saja bagaimana, besok aku ingin dirumah saja. capek"

"ah.. tidak asik" yoongi meletakkan sumpitnya, sudah tidak berselera untuk makan. ekspektasi kencan dibibir pantai lenyap sudah.

padahal ingin sekali ke pantai.

"kita bisa kok buat asik dirumah. netflix maybe? atau cuddle seharian? bukankah itu asik?"

yoongi menatap jungkook datar. mereka sudah sering sekali melakukan itu, bahkan selama 3 minggu ini weekend mereka hanya diisi dengan cuddle dan berakhir mendesah bersama.

"tidak mau"

"hei.. merajuk, eum?" jungkook dengan gemas mencolek dagu sang istri yang sedang marah. lihat saja, ia bahkan enggan menatap prianya.

"kenapa sekarang susah sekali diajak kencan, padahal kan seru. aku ingin jalan-jalan" rajuknya dengan tangan yang bersedekap.

"kita kencan saja dirumah. kan enakan dirumah"

"halah.. enakmu" cibir yoongi.

jungkook terkekeh gemas, astaga serangan semanis ini. jungkook mana tahan.

"iya iya, besok kencan"

sontak wajah yang tadi merengut marah itu berganti dengan binar cerah.

"aaa.. begitu dong"

"kau ingin kemana?"

"pantai, aku ingin ke pantai saja"

***

entahlah, perasaan yoongi dibuat kesal. sesaat setelah yoongi selesai membereskan semua peralatan, pintu besar itu tiba-tiba terbuka menampilkan sosok perempuan bergaun merah terang berteriak dengan lantangnya memanggil jungkook dan memeluknya serta menciumnya.

ku ulangi, MENCIUMNYA.

dan reaksi jungkook?

tak kalah terkejut dari yoongi. tapi tidak begitu terkejut.

"jimin?"

"oh astaga.. aku merindukanmu bunny" pekik gadis itu. ia sepenuhnya belum sadar ada orang lain di ruangan itu.

jungkook nampak canggung dan kikuk melihat wajah sang istri yang tanpa ekspresi. inginnya segera melepas pelukan itu, tapi sosok jimin ini memeluknya begitu erat.

"ji, lepaskan"

jimin dengan tidak rela melepas pelukannya. namun ia kembali tersenyum.

"kau semakin tampan saja" jimin mengusap rahang tegas pria itu.

"ji, ada istriku" ujar jungkook sembari menjauhkan tangan jimin dari wajahnya.

"oh, astaga"

jimin sedikit menjauh dan mencari sosok yang jungkook maksud.

"oh, maaf ya. aku terbiasa begini dulu"

yoongi mendekat, mendorong bahu gadis itu sedikit lebih menjauh dari jungkook.

"ya, itu dulu. sekarang dan selamanya jangan lakukan hal itu lagi. karna jungkook sekarang milikku"

"dan jika kau menyentuhnya seinci saja, maka akan kubuat hancur dirimu"

***

jungkook sempat takut melihat yoongi yang menyalak bak kucing yang daerah teritornya diganggu.ia takut jika yoongi akan mengamuk di kantor. ia tak mempermasalahkan apapun sebenarnya, ia hanya takut yoongi terluka dan masalah semakin panjang.

tapi beruntungnya semua ketakutannya tak berarti, setelah mengatakan hal mengerikan itu, yoongi malah meninggalkannya bersama sang mantan untuk menyelesaikan semuanya. agar nanti tidak terjadi hal-hal seperti itu.

"sudah selesai?" yoongi sedari tadi menunggu di luar ruangan, membiarkan kedua mantan itu berbicara.

"sudah, kau tidak apa-apa?"

"aku baik"

"maaf ya"

yoongi tersenyum, memeluk erat suaminya seakan menyampaikan bahwa semua baik-baik saja.

"ayo pulang, aku ingin makan sundubu jjigae"

jungkook mengernyitkan dahi, tidak biasanya yoongi ingin makan sup dimalam hari.

"jangan lupa ya besok kita kencan"


























tbc

kayaknya ini nanti mau ku unpub aja deh abis chap ini

sweet homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang