5. TAMU TAK DI UNDANG

22 5 3
                                    

Selamat membaca


"Gimana? Cantik kan!" Ujar Rigel sambil tersenyum bangga.

Vegas merebut ponsel Rigel dari tangan Lio. Ikut melihat gadis yang di maksud laki-laki itu.

"Mayan lah," balas Vegas.

Lelaki itu mengeluarkan sebungkus rokok dari celana jeans nya dan mengambilnya satu lalu menyalakannya. Kepulan asap tak terhindari, suara dentuman dari musik di depan adalah iringan yang pas untuk suasana Vegas, Rigel dan Lio memulai bisnis ketiganya.

"Dapet dari mana?" Tanya Lio sembari menegak alkohol nya.

"Depan club, nanti malem mau chek in sama dia." Katanya lalu tertawa.

"Body nya oke, apalagi dada sama bokongnya, gede banget. Mukanya cantik. Mending ini daripada bocah SMA Kenangan Minggu lalu." Sambung Rigel.

"Masih oke an Zera pasti."

Lio tertawa keras mendengar ucapan Vegas dan di tamban raut wajah Rigel berubah masam.

"Zera mah nggak ada yang ngalahin dia." Rigel mengakui.

Vegas tertawa, menyetujui.

Dari banyaknya perempuan yang Vegas kencani. Hanya Zera yang bisa di katakan sangat Vegas jaga dan perlakuan berbeda. Biasanya kedekatannya dengan perempuan mentok di 1 minggu.

Tapi Zera. sudah 3 bulan semenjak Vegas berani mendekati gadis itu.

Vegas mendapatkannya. Yang tidak gadis lain punya, Zera hadirkan untuk Vegas. Termasuk saat tubuh keduanya masuk ke dalam selimut tanpa sehelai benang.

*****


Selain pelajaran yang membahas tentang seni. Ada satu pelajaran lain yang Zeekara kuasai. Olahraga. Selain karena baju olahraga yang menurut Zeekara sangat pas karena menggunakan training bukan rok, ia menyukai olahraga karena sudah terbiasa untuk sehat.

Kata Mariska, Zeekara harus rajin olahraga. Oke Zeekara turuti.

Seperti saat ini. Di jam pertama pembelajaran kelasnya mendapatkan mapel olahraga sebagai sambutannya. Semua anak kelasnya berbaris di tengah lapangan. Termasuk Sabita, yang biasanya dispen, gadis itu menghadirkan diri.

Sekolah selalu meng-support muridnya entah dalam akademik maupun non akademik. Seperti Sabita dan Zeekara. Mereka berdua termasuk siswi langganan dispen. Zeekara dengan balet nya, dan Sabita dengan renang.

"Oke sekarang lari keliling lapangan sebanyak 3 kali putaran. Lalu kita akan pemasaran. Mulai!!"

Instruksi dari guru olahraga menggerakkan semua anak kelas Zeekara. Termasuk Zeekara dan Sabita yang sedang berlari sambil mengobrol.

"Menurut lo gue harus belajar manajemen juga nggak?"

"Enggak juga. Kalo lo nggak suka, nggak usah." Saran terbaik dari Sabita. Karena gadis itu tau, temanya begitu tersiksa dengan kemauan ayahnya.

"Zee, tuntutan dari Ibun lo aja udah bikin lo hampir gila. Nggak usah nambah beban pikiran!" Seru Sabita.

Benar. Sabita benar.

"Tapi siapa yang bakal lanjutin bisnis Ayah kalo bukan gue, Ta. Anaknya kan cuma gue."

Sabita menghela napas pelan. Lari keduanya sedikit melambat.

NISCALA & AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang