Gabby baru saja bangun dan mengucak malas matanya yang masih mengantuk itu.
Hoaamm.
Ia memandangi sekitar, dan tidak menemukan apa yang ia cari. "Kayanya aku emang kangen Maxim deh. Bisa-bisanya semalam aku lihat dia ada disini." Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba sadar dari khayalannya.Ia berjalan kearah jendela dan membuka tirainya. "Cuacanya bagus nih." ucapnya sambil memandangi keadaan sekitar. Setelahnya ia menuju kamar mandi, mengganti pakaian dan bersiap-siap turun ke bawah.
Saat keluar dari pintu kamar, Gabby sempat melirik kamar sebelah yang pintunya sedikit terbuka. Namun Gabby memilih untuk mengabaikannya.
Ia berjalan menuju halaman belakang. Disana ada banyak sekali tanaman milik Yuri yang sampai sekarang masih terawat dengan cantik. Hina selalu memperhatikan setiap sudut rumah tak terkecuali bunga-bunga ini.
Ia ingat sekali kala itu pagi-pagi menghampiri Yuri disini untuk meminta izin mengikuti audisi untuk menjadi trainee idol. Namun keinginannya itu ditolak mentah-mentah oleh sang mama, karena menurutnya terlalu sulit bagi Gabby yang dari kecil sering di manja dan juga harus siap berpisah dengan kedua orangtuanya merantau ke negara tetangga.
Selain menjadi desainer dan penyanyi, Gabby mempunyai banyak sekali cita-cita. Salah satunya menjadi istri dari anak sahabat papanya. Siapa lagi kalau bukan Maxim. Namun sayangnya ekspetasi tak sesuai dengan realita. Maxim berubah. Dan dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.
Salah satu penyesalan yang sulit ia maafkan hingga sekarang adalah menerima kebodohannya karena telah berpura-pura tidak mengetahui perasaan Maxim saat itu. Jika saja Gabby tak melakukan hal itu mungkin salah satu cita-cita nya akan terkabul tanpa adanya orang lain diantara mereka.
Inilah salah satu alasan mengapa Gabby jarang sekali pulang. Terlalu banyak kenangan yang sulit ia lupakan. Selain itu melihat rumah kosong tanpa kehadiran kedua orangtuanya merupakan hal yang menyakitkan. Rasanya seperti memutar kembali rasa perih yang sulit dihadapi.
Setelah mengunjungi taman belakang dan sarapan, Gabby harus pergi ke butik Yuri untuk mencoba dress yang akan ia kenakan nanti malam. Meskipun bagi Gabby acara tersebut seperti kandang singa yang tak ingin ia jamah, ia tetap harus datang. Bagaimanapun juga acara tersebut diadakan sebagai bentuk syukur atas berdirinya perusahaan yang telah Sano rintis dari dulu. Selain itu Gabby juga merupakan satu-satunya pewaris dan pemilik saham terbesar di perusahaan tersebut.
Karena dirasa Gabby masih kecil dan tak mampu mengelola perusahaan, banyak pemegang saham lain yang ingin mengusirnya, termasuk kakak dan adik kandung Sano. "Kalo aja Maxim disini, mungkin aku gak akan segugup sekarang." Ucapnya sambil mencoba dress yang sedang ia kenakan.
Petang pun tiba, gadis itu sudah berhias secantik mungkin dan sedikit mengubah style nya agar tidak banyak yang mengenalinya.
Jika saja Gabby bukan seorang idol mungkin dia sudah masuk ke dalam venue melalui pintu utama disambut dengan banyaknya wartawan yang berjejer. Namun ia memilih untuk menutupi statusnya dan masuk melalui pintu lain yang tidak tersorot kamera.
Tak sampai disitu, setelah berhasil menghindari wartawan ia harus melewati beberapa gerombolan orang lagi. Saat ia masuk melalui pintu samping banyak sorot mata yang memandangnya. Tentu saja mereka semua adalah tamu penting dan para pemegang saham.
Banyak yang tidak mengenalinya, entah itu sebagai Ariel putri Sano maupun sebagai Gabby seorang idol Kpop. Gabby berjalan santai berusaha seanggun mungkin.
Saat Minho menyadari kehadiran Gabby, ia datang menyusulnya dan menarik lengan Gabby untuk menggandeng lengannya.
Bisa dibilang Gabby datang terlambat, ia datang dipertengahan acara pada saat perjamuan makan malam tiba. Itu karena Gabby sendiri yang menginginkannya agar ia tidak berada di tempat ini terlalu lama.
![](https://img.wattpad.com/cover/331476612-288-k861251.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET | Mark Giselle
Fanfic21+ M: Kamu tau kan kalo aku baru aja jadian sama dia? Trus sekarang aku harus menikah sama kamu?! G: Kamu pikir aku mau?! start : 09/01/23 End :