Selamat malam Minggu!!!
Siap bertemu dengan mereka yang hatinya serumit benang kusut?
Selamat membaca!
~Sepasang mata dengan iris coklat gelap terus berpendar tanpa hentinya mengitari setiap sudut rumah sakit.
Sang pemilik terus membawa kakinya melangkah seperti orang yang kehilangan arah. Dari mulai lorong koridor, menuruni anak tanggal sampai kali ini langkahnya berhenti tepat diseberang meja resepsionis.
Sudah sekitar sepuluh menit kurang lebih perempuan dengan balutan outfit denim ini mencari-cari keberadaan seseorang. Selama itu pula yang dicarinya tidak ia dapatkan.
Sekarang perempuan bertubuh mungil dengan potongan rambut sebahu yang khas itu berdiri tepat didepan pintu keluar rumah sakit.
Mengatur napas terlebih dahulu lalu terdiam cukup lama dalam posisinya sampai sebuah kalimat yang diucap oleh Ardion beberapa waktu sebelumnya kembali melintas di kepala.
"Dia khawatir sama kamu, artinya dia sayang sama kamu, Bel. Dia menyimpan perasaan terhadap kamu, sama seperti aku."
Sejak saat itu Abella seperti orang bingung. Bingung karena tidak bisa berkata-kata sebab tidak percaya dengan ucapan yang keluar dari mulut Ardion. Disisi lain, Abella juga masih enggan untuk kembali berharap lagi.
Meski bahagia jika memang ucapan Ardion itu benar. Tapi entah kenapa separuh hatinya lagi masih merasa takut.
Abella masih merasa bahwa itu tidak mungkin terjadi dalam kisah cintanya. Kenapa?
Apa mungkin karena pria yang dia sukai sekaligus cintai lebih banyak bergurau saat berada didekatnya, maka dari itu Abella masih merasa bahwa tidak mungkin Charrel Daputra Chaezra menyukainya. Atau mungkin karena selama ini Abella selalu sadar akan perbedaan dan benteng kokoh yang menghalangi dirinya dan pria itu? Entahlah, yang jelas sampai detik ini hatinya masih sama, tidak ada yang berubah sedikitpun.
Jadi, dengan itu sekarang Abella memutuskan untuk mencari tahu kebenarannya lebih mendalam lagi agar tidak timbul sebuah fakta yang nantinya simpang siur.
Masih terus membiarkan bola matanya berpendar walau begitu tetap saja sosok yang dicarinya belum kunjung nampak.
Pada akhirnya Abella pun memutuskan untuk menggerakkan tungkainya lagi dan berbalik badan, mengurungkan niatnya untuk beranjak lebih jauh.
Belum sempat tumitnya yang tadi diangkat itu menyentuh lantai, saat ingin menggerakkan kaki satunya lagi pergerakannya sudah tertahan oleh sesuatu yang ia rasa melingkar dipergelangan tangan.
Sesuatu yang hangat, lembut dan kekar. Kedua bola matanya membesar karena terkejut. Meski begitu setelahnya perempuan itu memilih untuk segera membalikkan badan dan melihat benda apa yang melingkar dipergelangan tangannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
be Convoluted || rasa
Teen FictionKetika mereka mencintai orang yang hatinya tertuju pada orang lain. ~beConvoluted2022