Selamat malam Minggu! Ada yang rindu setelah 1 Minggu tidak bertemu? 🤭
Selamat membaca!
~Selalu mengulang atau memang setiap harinya, Abella menjalani siklus kehidupan yang begitu-begitu saja namun selalu menyenangkan.
Bagaimana tidak menyenangkan disaat banyak orang yang tidak bisa melakukan sesuatu sesuai keinginannya, Abella melakukan itu.
Bangun tidur, sarapan, mandi, berangkat ke toko bunga, setelah waktu menginjak jam setengah satu siang dia akan betukar shift dengan Sagita untuk pergi ke gedung radio tempatnya bekerja. Terus saja, kegiatan itu ia ulang setiap harinya tanpa adanya rasa terpaksa atau bosan sama sekali.
Semua itu ia jalankan dengan nyaman dan suka hati. Mau mengeluh, apa yang harus dikeluhkan? Tuhan terlalu baik padanya, sehingga Abella sudah mampu menggapai semua yang dulu hanya seperti angan-angan saja.
Abella masih bersyukur walau terkadang saat di toko ia bertemu dengan pelanggan yang kelakuannya beragam, ia juga masih bersyukur ketika mendapatkan pelanggan yang banyak melayangkan protes padahal Abella selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik.
Kenapa begitu? Karena Abella tahu banyak orang-orang diluar sana yang tidak dapat mencapai apa yang dia sudah cita-citakan sejak duduk di bangku sekolah paud atau bahkan ada yang berhasil meraihnya tapi, ia selalu dihadapkan dengan kendalan, baik itu berasal dari diri orang itu sendiri atau pihak luar.
Contohnya saja seperti pria pemilik kontak yang tiba-tiba saja muncul dilayar ponselnya hingga menyebabkan benda pipih yang sejak tadi digenggamnya itu berdering.
Abella baru saja mengeluarkan kendaraan roda duanya dari parkiran apartemen dan pergerakannya menjadi langsung terhenti saat itu juga.
Charrel Daputra Chaezra (Kak Ezra)
Menatap layar ponselnya cukup lama tanpa menggerakkan tangannya menggeser ikon hijau untuk menerima panggilan. Perempuan itu justru merutuk sendirian.
Sesekali juga dia mengacak frustasi rambut pendeknya yang seperti biasa selalu punya kesan simpel karena tidak ada bandana apapun yang menempel disana.
"Cukup sekali aja bodohnya jangan keterusan, iya." Katanya yang hampir tidak terdengar.
Daripada menggeser ikon hijau, Abella justru lebih memilih untuk menggeser ikon merah pertanda bahwa panggilan itu ditolaknya.
Ia kecilkan volume dering panggilan pada ponselnya sebelum mematikan layarnya dan menaruhnya didalam tas selempang mini berwarna coklat susunya yang senada dengan outfit yang dikenakannya hari ini.
Menaiki lumba-lumba besinya dengan terus melakukan pengambilan serta pembuangan napas secara berkala. Tadi ia sempat juga memejamkan mata untuk benar-benar menikmati dari sensasi menghirup udara segar dipagi hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
be Convoluted || rasa
Novela JuvenilKetika mereka mencintai orang yang hatinya tertuju pada orang lain. ~beConvoluted2022