“Ini jalan pintas.”
Kening Mikhaila mengerut samar, lebih dari lima belas tahun dia tinggal di kota Prancis, dia belum pernah tahu ada jalan pintas menuju tempat studio pemotretannya.
“Kamu tidak berbohong kan? Aku tidak mau terlambat sedikitpun.”
“Jika kamu tidak percaya, kamu bisa turun dan naik taksi sendiri,” jawab Leonardo dengan datar, mau Mikhaila percaya atau tidak, dia tidak peduli.
Mikhaila hanya bisa memutar bola matanya karena tidak senang.
Mikhaila bersedekap dengan angkuh, terdengar suara hembusan napasnya yang kasar mencoba untuk menenangkan diri. Tidak masalah untuknya harus melewati perjalanan jauh dan memakan waktu, selama Leonardo mau mengantarkannya ke tempat pemotretan, Mikhaila harus bersabar.
Laju kendaraan Leonardo begitu pelan, sampai-sampai kendaraan yang berada di belakangna beberapa kali memberi klakson.
“Kita bisa terlambat jika kamu menyetir seperti siput,” protes Mikhaila kembali dibuat kesal.
“Aku sedang menikmati pemandangan, apa salahnya jika menyetir dengan pelan.”
“Astaga Leo, ini tempat kelahiranmu, sejak kapan kamu bersikap seperti orang asing yang baru melihat Prancis? Aku tidak mau tahu, kamu harus berkendara dengan cepat,” omel Mikhaila.
Leonardo tidak bergeming, pria itu tetap melakukan yang dia mau dan apa yang dia suka, yaitu melihat pemandangan yang memanjakan perasaannya, memperhatikan Rosea yang kini berjalan sendirian tanpa ada yang menemani meski beberapa laki-laki sialan mencoba mengajakya berkenalan dan menghentikan langkahnya.
Samar Leonardo tersenyum puas, melihat Rosea yang terus berjalan tidak menghiraukan orang-orang disekitarnya, ditangannya dia menggenggam alat bantu penerjemah untuk bisa berkomunikasi.
Tampaknya Rosea cukup kesulitan, namun dia berusaha menikmati waktu sendirinya dengan baik.
Leonardo benar-benar tidak percaya Rosea hilang ingatan, namun jika dilihat dari cara Rosea yang berkomunikasi harus menggunakan penerjemah, mungkin Rosea memang sudah berkata jujur.
Mungkin Leonardo bisa menanyakan keadaan Rosea yang sesungguhnya kepada Jacob karena pria itu adalah orang yang berhubungan paling dekat dengan Rosea saat ini.
Satu tahun yang lalu, tepatnya ketika Leonardo membawa Rosea ke Paris, wanita itu fasih berbahasa Prancis dan beberapa bahasa lainnya. Leoardo sudah terbiasa dengan sosok Rosea yang mandiri, cerdas dan independent, sedikit lucu bila kini wanita itu memiliki keterbatasan.
Entah mengapa, memikirkan Rosea yang kini memiliki banyak keterbatasan. Leonardo senang, mungkin dengan Rosea memiliki banyak keterbatasan, wanita itu mulai akan menyadarkan hidup padanya.
Leonardo tersenyum lebar, memikirkan Roseanya yang seperti burung blue jay. Kini sayapnya tergunting habis hingga membuat dirinya tidak bisa terbang bebas seperti biasanya.
Leonardo sangat ingin segera menangkapnya dan memasukkan ke dalam sangkar emasnya.
Bola mata Leonardo bergerak pelan, memperhatikan Rosea yang memutuskan berhenti melangkah, berdiri di sebuah museum.
Kendaraan yang dibawa Leonardo perlahan melewati Rosea dan keberadaannya sudah tidak terlihat melalui spion lagi, pria itu mempercepat laju kendaraannya karena harus mengantar Mikhaila terlebih dahulu menuju tempatnya bekerja.
***
Mikhaila keluar lebih dulu dari mobil, wanita itu melihat ke sekitar dan tersadar jika hampir semua orang yang bekerja hari ini sudah datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession My-Ex
RomanceWarning 🔞 Setelah delapan bulan mengalami kecelakaan yang membuat sebagian ingatannya menghilang, Rosea akhirnya mulai belajar menjalani kehidupannya yang nomal lagi. Rosea pergi menemani Jacob ke Paris untuk mengahadiri pesta pertunangan temannya...