BAB 7: Terjebak

4.4K 207 9
                                    

“Kamu ingin berbicara apa?”

Tubuh Leonardo menegak, meneliti mata Rosea dan mencoba menebak apa yang akan Rosea lakukan padanya jika membicarakan pernikahan lagi, apakah wanita itu akan menamparnya? Atau justru menumpahkan kopi panas di wajahnya?

Beruntung seorang waiters datang membawa makanan yang dipesan Leonardo.

“Makanlah dulu, nanti kita baru bicara,” jawab Leonaardo terdengar seperti memeritah.

Rosea menyeruput kopinya lagi dengan hati-hati, namun matanya tidak melepaskan sedikitpun kewaspadaan pada Leonardo. Sifat pemaksa dan gayanya yang memerintah cukup harus diperhatikan.

“Aku tidak lapar, dan jika kamu tidak segera bicara, aku akan pergi,” balas Rosea mengancam.

“Baiklah,” jawab Leonardo begitu selesai memastikan air kopi di gelas sudah setengahnnya habis.Dengan tenang pria itu berkata, “ Aku ingin membicarakan hubungan kita.”

“Apa maksud kamu?”

“Beri aku kesempatan kedua, Sea. Aku tidak keberatan kembali ke Indonesia jika kamu setuju kita kembali bersama.”

“Apa kamu tidak tahu malu? Aku sudah menegaskan jika tidak mau,” balas Rosea setengah berteriak. “Apa kamu tidak sadar?

Selain sudah menjadi orang asing di mataku, kamu juga tunangan wanita lain.”

“Pertunanganku, aku bisa membereskannya dengan cepat.”

Rosea terbelalak. “Ucapan kamu sungguh tidak bermoral.”

“Cinta tidak memandang moral,” balas Leonardo.

“Aku tidak mau. Apapun yang kamu tawarkan padaku, aku tidak mau, sekarang kamu paham?” ucap Rosea dengan penuh tekanan, menolak tawaran Leonardo.

“Jika kamu tidak mau, aku akan memaksa,” jawab Leonardo keras kepala.

Diam-diam Rosea mengepalkan tangannya dengan erat mencoba mengatur amarahnya.“Apa kamu tahu laki-laki seperti yang paling aku benci di dunia ini? Aku sangat mem_”

“Membenci laki-laki tukang selingkuh dan ringan tangan,” potong Leonardo mendahului perkataan Rosea. “Karena itu, jika kamu setuju, aku akan memutuskan hubunganku dengan Mikhaila, dengan begitu kita tidak berselingkuh.”

Rosea tercengang sampai tidak bisa berkata-kata untuk sesaat, cara berpikir Leonardo sangat menakutkan dan lebih menakutkannya lagi, Leonardo tahu apa yang Rosea benci.

Rosea tidak tahu seberapa istimewanya hubungan dia dan Leonardo di masa lalu, andaipun dulu itu adalah hubungan yang indah, lantas mengapa mereka berpisah?
Tidak ada perpisahan tanpa alasan.

Rosea menghela napasnya dengan berat, dengan tenang wanita itu berkata, “Aku tidak tahu seberapa hebatnya hubungan kita di masa lalu, aku juga tidak tahu alasan mengapa kamu bisa berpikir agar kita kembali. Satu hal yang pasti, kamu harus sadar jika apa yang telah terjadi di masa lalu tidak akan terulang lagi dan akan berakhir menjadi kenangan saja, berhenti menggangguku mulai saat ini, kamu melakukan hal yang sia-sia.” Peringat Rosea dengan rentetan ucapannya.

“Apa kamu tidak tahu Sea? Aku memintamu untuk kembali bersamaku, itu artinya ini adalah perintah. Saat ini aku hanya memberimu pilihan, datang padaku dengan cara baik-baik, atau aku yang memaksamu,” balas Leonardo kian membuat Rosea kehilangan kata-kata dengan seberapa keras kepalanya pria yang duduk di hadapannya.

Obsession My-ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang