Judgement Day - Chapter III "Ad-Dukhan"

25 7 9
                                    

Judul : JUDGEMENT DAY - Chapter III "Ad-Dukhan" Karya : Fathul Mubin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Judul : JUDGEMENT DAY - Chapter III "Ad-Dukhan"
Karya : Fathul Mubin

Seratus tahun silam tanda-tanda akhir zaman di abaikan sebagian manusia. Pada pertengahan zaman, telah terang kebejatan kemanusiaan! Melorot moralnya ditengah hiruk pikuk prahara fitnah. Agama Islam dikucilkan! Dianggap ancaman dunia.

Terbentuklah, pasukan-pasukan militer khusus untuk menawan, membunuh, dan menyulut api perang demi mengorbankan teriakan lantang bahwa kaum muslimin wajib dibasmi! Menyidik kelas bawah; merebaknya orang munafik dan terus merongrong keburukan agama islam. Memecah belah persatuan umat beragama. Teknologi berkembang, pemahaman manusia akan Tuhan ditinggalkan, bahkan diduakan oleh beberapa negara maju. Wanita-wanita bebas berekspresi. Terjadilah pemerkosaan tanpa henti, perselingkuhan suami atau istri, dan anak-anak dijual. Ragam maksiat menggauli remaja atau anak muda.

Pacaran bagai tradisi terbuka! Alam pun enggan menyuburkan berkah dari tanah. Langit turut menghentikan hujan di beberapa titik kota. Tanaman kering, yang gersang semakin gersang. Laut tercemar! Perang nuklir dimana-mana (Negara berkonflik). Gejala kelaparan menghantui rakyat miskin yang tinggal menunggu ajal datang. Pemimpin buta terhadap kekuasaan, menetapkan aturan merugikan. Bahkan, pejabat besar korupsi dan berfoya-foya menikmati harta dan wanita. Berjalannya waktu, bergantinya tahun demi tahun.

Banyak bencana alam diturunkan agar manusia sadar.
Kembali memakai akalnya. Namun, generasi yang lahir mulai diajarkan kebencian, praktek ajaran palsu, dan muncul lagi zaman perbudakan (Sebagian wilayah Mesir dan Yaman). Mereka sesuka hati, menjual budak dan membelinya. Wanita pun sekedar dibeli hanya untuk dikotori tubuhnya. Setelah itu dibunuh atau diasingkan hingga miskin selamanya.

* * *

Kota Ataq di Yaman. Tepatnya di Jazirah Arab - Asia Barat Daya. Bagian Timur Tengah. Wilayah padang gersang.

Hanya terlihat bukit-bukit pasir tinggi tegak. Terik matahari cukup menyengat.

Terdapat camp perbudakan manusia. Berdiri tenda-tenda kumuh, serta hilir-mudik manusia kulit hitam diperintah menggali sumur untuk keperluan air bersih majikan mereka.

Di antara camp kecil, disana juga didirikan camp persegi panjang besar (Paling utama) Tempat pembeli, wanita-wanita pelacur, dan tempat istirahat sementara sosok laki-laki gemuk berjanggut kasar. Badannya telanjang, duduk tenang memeluk dua wanita arab bercadar. Dialah majikan utama para budak akhir zaman. Pusat menjual manusia berbagai usia. Bayi pun dijual, termasuk balita dan anak-anak tidak bersalah.

Selang kesibukan aktivitas budak, datang seorang pemuda kulit sawo matang, bertelanjang dada; mengenakan celana putih kedodoran masuk camp utama majikan. Tentu ekspresi para pembesar, termasuk majikan gemuk tadi muram menahan marah. Terganggu. Dua wanita dengan postur tubuh langsing menggoda itu berdiri waspada.

Dakwah CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang