4 - AN IRONIC THING (18+)

12.6K 173 4
                                    

---Zona Dewasa---

---HARAP BIJAK---

Pantas saja! Ethan tidak berhenti mengumpat. Seolah kalimat-kalimat umpatan itu bisa menetralkan pikiran tegangnya.

Sial!

Ethan membanting dokumen yang tengah dibacanya ke meja. Ia menarik napas panjang lantas menghembuskannya perlahan. Hal itu ia lakukan berulang-ulang sampai emosinya stabil.

Ethan sudah uring-uringan sejak tadi. Ia menjadi tidak sabaran. Dan semuanya karena satu orang.

Avada Edelweis.

Sialan Ava!

Ethan telah memastikan semuanya. Mulai dari aroma tubuhnya, caranya tertawa, tekstur bibirnya, lekuk tubuhnya, hingga yang paling ia ingat adalah warna dari matanya yang manis.

Perempuan itu adalah Diva. Ava dan Diva adalah orang yang sama. Ava adalah Diva yang bertemu dengannya di kelab tempo hari. Ava adalah Diva yang bekerja di kelab itu.

Ava adalah Diva yang bekerja melayani banyak lelaki di kelab itu.

Sial!

Ethan menyambar kunci mobilnya. Ia melangkah lebar meninggalkan ruangannya. Kantor sudah lumayan sepi karena ini sudah jam sebelas malam. Hanya petugas keamanan dan beberapa orang yang masih tinggal untuk menyelesaikan kewajibannya.

Jam sebelas malam. Ava pasti berada di sana.

Mobil yang ia kendarai meluncur mulus membelah jalan raya yang lengang. Mobil itu melambat kemudian, dan berhenti di tempat yang Ethan tuju. Ia melangkah lebar memasuki kelab. Ia menempati sofa khusus yang memang selalu ditempatinya ketika bertandang ke kelab itu setelah meminta bartender untuk menyiakan minuman. Dan tentu saja, dengan Diva yang melayaninya.

Perempuan itu datang. Masih dengan seragam yang sama, topeng berbulu yang sama dan senyuman menggoda yang sama.

"Hai, Tampan."

"Hai." Ethan mengulurkan tangan, menarik 'Diva' sekali sentak ke pangkuannya. Ia menyambar bibir Ava, melumatnya tanpa jeda.

Ciuman itu sarat gairah dan juga amarah. Ava kewalahan mengimbanginya. Ia memegang kerah kemeja Ethan dengan kuat. Mengingatkan dirinya sendiri bahwa ia adalah Diva.

Ethan mendekap perempuan itu. Pikirannya mulai berkelana lagi. Berapa banyak lelaki yang telah mencium Ava?

Ethan menggeram. Ia mendekap Ava semakin erat. Bibirnya menekan bibir Ava dengan keras.

Ava yang kehabisan napas dan merasakan tubuhnya seolah akan remuk pun meronta. Ia memukul-mukul Ethan sampai lelaki itu menyudahi ciumannya. Ava meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Ia menyandarkan dahinya dengan lemas di pundak Ethan.

"Kau hampir membunuhku dengan ciumanmu."

Dan kau hampir membunuhku dengan bayanganmu. Pikir Ethan ironi. Ia mengecupi pundak Ava, sesekali merambah ke daun telinganya.

"Ethan...."

Perempuan itu merintihkan namanya. Ethan meraih kepala Ava menghadap wajahnya. Ia menekan bibirnya ke bibir Ava sebelum bertanya, "Dari mana kau tahu namaku?"

Diva, atau Ava, terlihat terkejut, namun bisa menyembunyikannya dengan cukup baik, setidaknya terlihat seperti itu oleh Ethan.

"Siapa yang tak tahu nama taipan paling didambakan kaum hawa abad ini?" Diva mengerling untuk menutupi kegugupannya.

Ethan tersenyum miring. Jawaban yang cukup cerdas. Mari lihat seberapa lihai Ava menyembunyikan jati dirinya. Atau inikah jati diri Ava yang sebenarnya? Sebagai Diva? Sebagai perempuan murahan? Memikirkan kemungkinan benarnya tentang hal itu membuat Ethan menggertakkan gerahamnya. Jadi Ava telah menipu Nadine dengan image-nya sebagai perempuan baik-baik?

MR. DOMINANT (21+) - On goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang