Dua belas

43 9 116
                                    

Ga kerasa udh 8 bulan aku ga up 😔

iya tau, ngga ada yg kangen :)

.
.
.

"Bi Yani!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bi Yani!"

Mika yang sudah mengenakan seragam sekolah lengkap dengan tas punggungnya itu berlarian dari atas tangga untuk menghampiri Bi Yani yang tengah menyapu lantai.

Saat sudah di hadapan wanita paruh baya itu, Mika langsung memeluk tubuh yang sedikit gemuk itu dengan begitu erat. Menyalurkan rasa rindu yang dalam.

"E–eh, mau kejengkang Bibi, Non." Bi Yani tertawa kecil sembari membalas pelukan Mika dan mengusap surai kecoklatan itu penuh kasih sayang.

"Bibi kapan ke sininya? Kok Mika gak tau?" Gadis itu melepaskan pelukannya.

"Jam sepuluh malam, Non udah tidur atuh." Mika hanya membalas dengan anggukan kepala.

"Non Mika gimana kabarnya?" Tanya Bi Yani.

"Mika baik kok. Bi Yani sini deh," Mika menarik tangan wanita itu untuk duduk di sofa depan TV.

"Gimana cucu Bibi? Sehat kan?" Mika menanyakan keadaan cucu Bi Yani yang beberapa hari lalu baru lahir.

Bi Yani mengangguk. "Alhamdulillah sehat, lahirannya lancar juga. Seneng banget Bibi, akhirnya punya cucu juga."

Bibir indah miliknya melengkung ke atas saat mendengar ucapan Bi Yani. Sebenarnya Mika ingin sekali melihat dede bayi itu, tapi berhubung jarak mereka yang jauh, jadi... ya sudahlah.

"Namanya siapa, Bi?"

"Namanya Nana," Jawab Bi Yani.

"Nana? Berarti cewek ya, Bi?"

Bi Yani menatap Mika heran. "Ya cewek atuh Non, emang ada Nana cowok?"

"Ihh Bibi mah... ya ada lah! tuh, Na Jaemin. Dia sering di panggil Nana." Jelas Mika gregetan.

Dahi Bi Yani berkerut pertanda bingung. "Siapa Na Jaemin, Non?"

Mika mengedikkan bahunya. "Mika gak terlalu kenal sih, tapi kata Rose dia ini pacar halunya orang-orang."

"Non Mika aja gak terlalu kenal, apalagi Bibi ." Bi Yani terkekeh pelan.

"Hehe... Udahlah Bi, Mika mau berangkat dulu." Gadis itu berdiri dari duduknya dan di ikuti oleh Bi Yani.

"Ini masih pagi banget lho, masih sepi banget sekolahannya" Wanita itu menatap jam dinding yang menunjukkan pukul setengah enam.

"Mika sengaja berangkat pagi, Bi."

"Gak sarapan dulu?"

Gadis itu menggeleng. "Gak usah deh, nanti makan di kantin aja."

"Mika berangkat ya, Bi!" Gadis itu berjalan keluar rumah setelah mencium punggung tangan Bi Yani.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Luka Mika (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang