Ou ouu setelah 3 minggu rehat akhirnya aku up juga mwhehe.
.
.
.Ternyata... Masih masa lalu pemenangnya.
• • •
Siang ini Mika sudah berada di depan rumah mewah dengan nuansa putih biru. Berdiri di depan gerbang sambil mengintip apakah ada orang atau tidak.
Dan sepertinya memang ada, terlihat dari depan gerbang ada seorang laki-laki tengah duduk di kursi teras sambil mengangkat kakinya ke atas meja. Mungkin saja dia sedang bermain game. Bisa di lihat dari caranya yang memegang ponsel serta kedua ibu jarinya yang sibuk menekan layar ponsel.
Dia itu kakak laki-lakinya Rose yang berumur 19 tahun, namanya Abian Adhyasta. Cukup tampan dan pintar juga. Dulu Mika sempat kepincut saat baru pertama kenal dengan Rose.
Itu dulu sekali. Jadi, jangan di ungkit lagi.
"Kak Abian!" Teriak Mika dari depan gerbang. Semoga saja dia mendengar panggilannya.
"Yo!" Cowok itu menjawab tanpa melihat Mika.
"Masuk aja, gak di kunci gerbangnya." Ucap Abian yang sudah tau jika itu adalah Mika.
Mendengar itu Mika langsung masuk dan berhadapan dengan kakaknya Rose. "Kak, Rose-nya ada?"
Masih dengan sibuk bermain ponsel cowok itu menjawab. "Ada tuh di dalem, masuk aja gih."
Mika mengangguk. "Makasih, kak."
"Yoi."
Gadis itu masuk kedalam rumah Rose dan berhenti tepat di ruang tengah. Di sana ada cewek yang menjadi tujuannya datang kemari. Gadis bernama Rose itu tengah rebahan di sofa sambil memakai headset di telinganya.
Entah kenapa Mika sedikit gugup sekarang. Untuk memanggil nama gadis itu saja rasanya sangat sulit.
"Rose?" Panggilnya pelan.
Walaupun Rose memakai headset tapi ia masih bisa mendengar suara Mika, karena headset itu di setel dengan volume rendah.
Rose menengadahkan kepalanya. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sedikit datar saat tau bahwa itu Mika.
"Kenapa, Mik?" Tanya gadis itu tanpa bangkit dari rebahannya.
Mika sendiri bingung harus ngomong darimana dulu. Ia terlalu gugup hanya untuk menjelaskan saja.
"Gue mau minta ma-"
"Maksud gue, kenapa sekarang datengnya? kenapa gak besok atau lusa aja?" Rose menghentikan ucapan Mika.
Ia tau bahwa maksud dari ucapan Rose itu adalah sindiran. Dan tentu saja Mika kesindir.
"Padahal lo janjinya dateng jam setengah enam, kenapa jam sebelas baru dateng? Susah ya nyari rumah gue?"
"Kenapa gak pake maps aja? jaman udah canggih, Mika." Lanjut gadis itu.
"Rose, lo bisa dengerin penjelasan gue dulu gak?" Mika menatap kesal sahabatnya dari atas. Sebab Rose tak kunjung bangun juga dari rebahannya. Gadis itu seperti menyepelekan kedatangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Mika (On Going)
Ficção Adolescente❝Di tuntut untuk mendapatkan nilai sempurna itu membuatku mati perlahan.❞ **** Start: 07 April 2023.