𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟎𝟑

1K 91 0
                                    

Hari sudah malam. Semuanya pun langsung bergegas untuk tidur. Mencari tempat yang nyaman, dan mengisi amunisi untuk hari esok melawan para zombi.

Sekarang sudah jam 23.00 malam. Semuanya sudah tertidur pulas. Sedangkan Je-mi belum mengantuk sama sekali. Je-mi pun memutuskan untuk duduk di dekat jendela yang pecah karena ulah zombi bau.

Ia terduduk sambil melihat ke arah luar jendela. Angin yang berhembus meniup rambut panjang milik sang gadis yang memiliki iris mata bewarna coklat muda.

Tak hanya Je-mi saja yang tak bisa tertidur. Ternyata Su-hyeok pun belum tertidur. Su-hyeok yang melihat Je-mi duduk di dekat jendela pun memutuskan untuk menghampiri nya dengan pelan pelan agar Je-mi tidak kaget dan agar orang lain yang sedang tidur tidak terganggu.

“belum tidur?” tanya Su-hyeok pelan.

“belum. Kau sendiri?”

“sama,”

Mereka berdua pun sama-sama melihat ke arah luar jendela, dan membiarkan angin malam menerpa wajah mereka.

“sudah malam, ayo tidur.” sergah Su-hyeok pada Je-mi. Su-hyeok pun langsung memegang lengan Je-mi dengan lembut agar tidak terjatuh saat turun dari jendela.

Tak lama, mereka pun tertidur.

~

Pagi hari sudah tiba. Cheong-san adalah orang yang bangun terlebih dahulu.

Tanpa di sadari Je-mi, ia telah tidur di paha Su-hyeok dengan jas sekolah Su-hyeok yang menutupi kaki jenjang milik Jemi. Su-hyeok yang sudah terbangun pun enggan membangunkan Je-mi yang tertidur sangat nyenyak.

Setelah semua bangun *kecuali Je-mi mereka semua melihat ke arah Je-mi yang tertidur. Which is, Je-mi menjadi pusat perhatian.

Tak lama, Je-mi pun akhirnya Ter bangun dan terkaget karena melihat wajah Su-hyeok di atas nya yang sedang menyengir.

“ehm, uhuk,” kode Cheong-san, yang langsung membuat Je-mi sadar.

shibal, aku tertidur di paha Su-hyeok, dan mereka memperhatikanku sepanjang aku tidur. Shibal.” gerutu Je-mi di dalam hati nya.

“bagaimana tidur nya, jagiya? Nyenyak?” goda Su-hyeok pada Je-mi.

“dasar aneh.” sarkas Je-mi pada Su-hyeok.

“tidak ada bantuan yang datang.” ucap On-jo secara tiba-tiba.

“jika kita hanya mengandalkan menunggu bantuan datang, kita tidak akan selamat. Kita harus keluar dari sini dan menyelamatkan diri. Manusia tidak akan bertahan hidup dengan cara tidak makan dan tidak minum selama tiga hari.” jawab Nam-ra.

“ini masih sehari. Kita gunakan waktu nya se- maximal mungkin.” lanjut On-jo.

“tidak ada komputer ya? Kita bisa menghubungi bantuan, dan mungkin melihat keadaan luar di sosial media.” ucap Cheong-san.

“kemarin sepertinya Je-mi membawa handphone.” kata Joon-yeon.

"Handphone ku lowbat. Semua handphone ada di ruang guru, mungkin ada yang ingin mengambilnya?” usul Je-mi.

𝐇𝐞'𝐬 | 𝐒𝐮-𝐇𝐲𝐞𝐨𝐤 × 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang