𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟎𝟔

738 69 0
                                    

Mereka semua berhasil melarikan diri dari gedung. Kecuali Cheong-san. Ia memutuskan untuk tetap tinggal dia gedung yang belum sepenuhnya jadi. Ini semua karena Cheong-san yang digigit oleh Gwi-nam.

Sebelumnya, On-jo telah memaksa Cheong-san untuk ikut bersama mencari bantuan. Tetapi berbeda pendapat dengan Cheong-san, dia malah tetap tinggal bersama zombi zombi itu.

On-jo dan Cheong-san pun berpamitan dengan sangat haru. Cheong-san memeluk On-jo dengan sangat erat. Sungguh perpisahan yang mengenaskan.

"aku akan menjadi orang paling bahagia hari ini!" teriak Cheong-san untuk memancing para zombi.

Setelah Cheong-san berteriak, yang lain nya pun segera mengambil kesempatan itu untuk kabur.

"tunggu," ucap Nam-ra.

Benar saja, ternyata ada zombi di depan sana, mereka langsung mengambil jalan lain agar selamat dari zombi.

Mereka semua sudah sampai di bukit. Sampai pada akhirnya mereka mendengar suara ledakan yang mengarah ke sekolah mereka. Mereka semua melihat ke belakang.

Mereka kembali berjalan ke depan.

"a-aku ingin menemui Cheong-san," ucap On-jo.

Je-mi karena merasa kasihan pun menemani On-jo untuk pergi ke gedung terakhir di mana On-jo dan Cheong-san terakhir bertemu.

Sesampainya di gedung itu, On-jo berteriak "ya! Lee Cheong-san! Di mana kamu!" ia berteriak dengan sangat haru sambil memegangi nametag milik Cheong-san.

"ayo pergi, aku tidak mencium apa-apa disini." ucap Nam-ra yang juga ikut.

🌿

"apa yang kita harus lakukan?" tanya Je-mi.

Sekarang mereka sedang berada di sebuah jalan kecil yang disekitar nya banyak rumah atau toko kecil milik warga setempat.

"tempat ini aman," celetuk Jang Ha-ri, a.k.a kakak Woo-jin.

"kenapa? Apanya yang aman?" tanya Mi-jin.

"tempat ini bersih. Tidak ada noda darah, atau kaca yang pecah. Tidak mungkin ada zombi jika sebersih ini." ucap Ha-ri.

"tunggu sebentar," cegah Nam-ra.

"ada apa?" tanya Je-mi.

"zombi." jawab Nam-ra.

"dimana?" tanya On-jo.

"dimana-mana, aku tidak bisa menghitungnya."

"ada satu, dua, tiga, empat, lima, enam... Tujuh, ... Delapan, sembilan, sepuluh, sebelas... Lari."

Kita semua langsung lari seperti yang diperintahkan Nam-ra. Aku membawa tongkat bisbol yang aku jadikan senjata untuk memukul zombi.

"sebelah sini!" teriak Mi-jin. Kita pun langsung mengikuti Mi-jin.

Aku pun terjatuh karena tersandung kaki ku sendiri. Sebenarnya aku susah tidak kuat berlari, betis ku sakit. Namun apa daya, aku akan lebih memilih untuk berlari daripada di gigit zombi sialan. Kita semua langsung ancang-ancang mengambil posisi untuk menyerang zombi.

"tetap di belakang ku." ucap Su-hyeok yang maju ke depan ku dan sedikit mendorong ku kebelakang. Su-hyeok juga sama-sama membawa tongkat bisbol untuk dijadikan senjatanya. "jangan lalai." ucap Je-mi pada Su-hyeok.

Tak lama, benar saja, sekelompok zombi mulai menyerang mereka. Su-hyeok yang berada di depan Je-mi pun langsung melayangkan tongkat bisbol nya pada kepala zombi yang ingin menyerang mereka. Dengan tepat, zombi itu pun jatuh ke aspal.

Sungguh sangat chaos.

Dan pada akhir nya, Woo-jin yang menjadi korban selanjutnya.

"ya! Woo-jin!!!" teriak Ha-ri sebagai kakak Woo-jin. Ha-ri menangis karena kepergian adik nya. Aku juga merasa sangat sedih atas kepergian Woo-jin. Tak lama, Woo-jin pun berubah menjadi zombi. Nam-ra dengan cepat langsung mematahkan leher Woo-jin hingga ia sudah tidak bergerak lagi.

"ayo pergi dari sini sebelum zombi yang lain berdatangan." ucap Nam-ra.

Saat sudah berada di jalan besar yang berkabut, tiba-tiba Je-mi menyadari bahwa Nam-ra tidak ada. "di mana Nam-ra? Aku akan mencari nya. Kalian lanjut saja."

Ternyata Su-hyeok juga menyusul ku.

"Namra-ssi!" panggil Je-mi pada Nam-ra.

"jangan mendekat," ucap Nam-ra pada ku.

"ayo, kita bisa pergi bersama,"

Nam-ra dengan cepat pun menerjang ku hingga aku jatuh. Ia terlihat ingin menggigit leher ku. "hei.. ini aku, bubanjang. Kim Je-mi. Kau masih mengingat ku? gigit saja, aku tidak apa-apa." ucap ku pada Nam-ra. Dengan cepat, Su-hyeok mengambil senjata untuk memukul Nam-ra, tetapi, ia tidak tega.

"ARGHHHHH!" Nam-ra berteriak sambil menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah itu ia lari dengan cepat.

"Namra-ssi!" Je-mi berusaha untuk mengejar Nam-ra, tetapi gagal. Nam-ra sudah terlanjur menghilang.

"Jemi-a, kajja." panggil Su-hyeok.

~

Setelah kejadian yang sangat chaos. Mereka semua sudah di evakuasi.

On-jo yang sangat sedih karena kehilangan ayahnya, Cheong-san, dan I-sak.

Ha-ri yang kehilangan Woo-jin.

Mereka semua yang kehilangan Gyeong-su.

Sungguh hari-hari yang sangat mengenaskan.

Sungguh hari-hari yang sangat mengenaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-746 words.

Dikit bgt ya.. soalnya udh mau mendekati ending.

Bubanjang; wakil ketua kelas.

𝐇𝐞'𝐬 | 𝐒𝐮-𝐇𝐲𝐞𝐨𝐤 × 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang