BAB 07 ADA YANG LAIN

1.1K 331 12
                                    


"Kamu udah di rumah? Sori, Ca. Aku harus lembur nih. Padahal tadi udah mau pulang, tapi mendadak ada kerjaan. Kamu nggak apa-apa?"

Suara di ujung sana membuatku menghela nafas. Hari ini, aku dan Abimanyu akan memberesi kamar dan barang-barangku. Tadi pagi sebelum berangkat kerja, kami sudah sepakat akan segera melakukan hal itu setelah pulang kerja. Tapi ternyata, Abimanyu malah tidak bisa pulang awal. Sedangkan Ibu sendiri mengatakan akan ke sini setelah isya nanti, tentu saja aku harus cepat-cepat memindahkan semuanya.

"Yah, aku sendirian juga belum tentu kelar. Kamu beneran nggak bisa pulang?"

Ada jeda di ujung sana. Sepertinya Abimanyu memang sibuk dan tidak bisa diganggu.

"Aku usahain ya. Nanti aku telepon lagi."

Setelah mengatakan itu, dia mengakhiri sambungan telepon. Aku kembali menghela nafas dan melemparkan ponsel ke atas kasur.

"Huft, ya sudah, Ca, semangat!"

Aku mencoba untuk memulai mengepak semua baju dan barang-barangku. Sebenarnya tidak banyak tapi waktu yang mendesak membuat aku tergesa-gesa. Aku takut kalau Ibu akan datang sebelum aku selesai memindahkan semuanya.

Aku langsung membawa semua barang dan pakaianku ke dalam kamar Abimanyu. Masih begitu canggung sebenarnya memasuki kamar Abimanyu. Bagaimanapun juga, sejak aku masih kecil, dia hanya musuh bagiku, dan sekarang aku masuk ke dalam kamarnya yang merupakan ruangan sangat pribadi untuknya.

Saat melangkah ke arah lemari pakaian, aku sedikit ragu. Karena pasti di dalamnya banyak barang pribadi milik Abimanyu. Hanya saja aku tidak mungkin meninggalkan pakaianku di dalam koper kan?

Membuka pintu berwarna putih itu, aku mencoba memindai isi lemari. Ternyata Abimanyu sudah menyisakan sedikit ruang di dalamnya. Dengan bergegas aku segera memasukkan baju-bajuku ke dalam lemari. Tidak ada waktu karena Ibu sebentar lagi datang.

Saat ketukan di pintu rumah terdengar, untung aku baru saja selesai memberesi semuanya.

"Ibu kenapa nggak mau aku jemput?"

Aku mencium tangan Ibu saat beliau sudah masuk ke dalam rumah. Padahal rencananya tadi aku mau mandi dahulu karena badan penuh dengan keringat.

"Kasihan, kamu kan juga kerja. Ini Anyu belum pulang?"

Ibu mengedarkan pandangannya ke sekitar ruangan. Kuanggukan kepala.

"Iya, Mas Anyu lembur."

Ah, mendengar jawabanku Ibu langsung tersenyum.

"Kamu udah bahagia kan? Udah nggak musuhan lagi sama Anyu?"

Kugelengkan kepala dengan cepat. Ibu memang mengetahui kalau sejak kecil aku dan Anyu tidak pernah akur.

"Bahagia kok, Bu."

Aku tidak mungkin membuat Ibu bersedih. Lagipula aku dan Abimanyu sepertinya sudah merstart hubungan kami. Dia semoga juga tidak akan memusuhiku lagi.

"Assalamualaikum."

Suara salam itu membuat aku dan Ibu langsung menoleh ke arah pintu yang terbuka. Abimanyu sudah masuk ke dalam rumah. Wajahnya nampak terkejut saat melihat ibu.

"Oh, Ma. Maaf nggak bisa jemput."

Dia langsung mendekati ibu dan mencium tangannya. Ibu juga beranjak bangun dan menepuk bahu Abimanyu.

"Ibu bisa sendiri kok. Kalian kasihan kalau harus jemput. Lagipula, Ibu di sini Cuma sementara. Rumah kalau ditinggal lama nanti malah rusak."

Aku dan Abimanyu saling bertatapan. Tapi kemudian dia malah merangkul bahu Ibu.

"Di sini aja, Ma. Soalnya masakannya Caca nggak enak."

"Ih, kemarin juga lahap makannya."

"Ya kan terpaksa. Kalau ada Mama, ada yang masakin."

"Ngerayu. Jangan percaya deh, Bu."

Aku dan Anyu saling berdebat dan membuat Ibu malah terkekeh.

"Iya, masakannya Caca nggak enak ya, Nyu?"

"Ibu......"

Aku memberengut mendengar ucapan Ibu yang malah ditanggapi dengan tawa dari Anyu dan juga Ibu.

Semoga saja Ibu tidak curiga dengan interaksi aku dan Anyu selama di sini.

BERSAMBUNG

 MALAM MINGGUAN SAMA ANYU YUUUKKK

Jodoh TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang