The Star 18.0

30 11 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Musim panas!

Cahaya masa lalu menyinari bumi di puncak musim panas yang begitu terik. Aku memoles make up untuk terakhir kalinya sebelum berangkat ke tempat wisudaku. Meskipun cuaca begitu terik, aku tidak terpengaruh. Hari ini adalah hari yang begitu penting bagiku.

Ibu dan ayahku telah menungguku di sofa, untuk melihat anaknya memakai pakaian bagus dengan riasan yang begitu cantik dan siap untuk mendapat gelar. Aku tersenyum pada mereka dan kami siap berangkat. Di perjalanan, aku tidak hentinya tersenyum. Itu bukan hanya karena hari ini adalah hari yang penting. Namun juga karena dua minggu yang lalu, aku menerima undangan untuk melanjutkan sekolah ke London.

Ya! Aku berhasil mendapatkan beasiswa untuk meneruskan studiku di London!

Kedua orang tuaku sangat terkejut saat aku memberitahu mereka. Begitu pula dengan Shin Ah yang langsung memelukku erat saat mendengarnya. Kang Min juga senang mendengar aku berhasil mendapatkan beasiswa itu. Dia juga diterima di kampus incarannya yang berada di Amerika.

Satu-satunya yang belum tahu berita ini adalah Renjun. Aku belum bertemu denganya selama dua minggu ini. Dan aku juga tidak ingin memberitahu melalui pesan. Aku ingin menyampaikannya secara langsung.

"Pacarmu datang hari ini?" tanya Ibuku. Aku menoleh pada ibu lalu mengangguk. "Kau sudah memberitahunya soal kepergianmu nanti di musim gugur?" tanya ibuku lagi. Kali ini aku menggeleng. "Aku belum memberitahunya mengenai penerimaanku. Aku berancana memberitahunya nanti saat kami bertemu." Ucapku. Ibuku mengangguk paham.

Ponselku berdering setelah ibuku mengangguk. Aku tersenyum lalu menunjukkannya pada ibu. "Dia tahu ibu membicarakannya." Kataku. Ibuku mengerling. Aku tertawa pelan kemudian mengangkat telepon dari Renjun.

"Ya?"

"Kau sudah berangkat?"

"Aku sedang berada di taksi. Kemungkinan aku akan sampai limabelas menit lagi."

"Di mana sebaiknya aku menunggumu? Aku sudah sampai."

"Apakah kau sendirian?"

"Tidak, aku bersama manajerku."

"Tunggulah di mobil. Aku akan menemuimu nanti."

"Baiklah. Hubungi aku jika kau sampai."

"Tentu."

Setelah itu telepon terputus. Aku menoleh pada jalanan yang ramai. Lima belas menit kemudian aku sampai di tempat wisudaku. Aku tidak langsung pergi masuk ke dalam gedung, aku pergi menemui Renjun terlebih dahulu. Kubilang pada ibu dan ayah untuk pergi masuk ke dalam gedung terlebih dahulu.

Aku mengirim pesan pada Renjun untuk memberi tahu di mana posisinya agar aku bisa pergi padanya. Dia bilang aku tidak perlu menemuinya karena Renjun yang akan datang padaku. Dia menyuruhku untuk menunggu di dekat posisiku saat ini. Maka dari itu aku duduk di bangku kosong yang agak jauh dari gedung wisuda. Di sini sepi, karena tidak terlalu dekat dengan jalan dan juga bukan tampat di mana kau bisa duduk bersantai di musim panas.

The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang