The Star 9.0

55 12 0
                                    

Kita menerima dan memberi cinta pada orang yang mencintai dan ingin kita cintai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita menerima dan memberi cinta pada orang yang mencintai dan ingin kita cintai.

***

Dua hari setelah kencan astronomi itu, aku sakit. Renjun juga masih belum menghubungiku. Aku tidak tahu mengapa. Aku berhenti mengirim pesan padanya saat kusadari mungkin memang Renjun sedang tidak memegang ponselnya. Jadi aku mengiriminya pesan untuk menghubungiku saat dia sudah benar-benar beristirahat.

SooKyung : Kau sudah bangun? Kuharap tidurmu nyenyak. Hubungi aku saat kau senggang. Okay?

Setelah mengirim pesan itu, aku kembali bekerja. Sebenarnya, aku sudah demam sejak aku pulang pagi itu setelah melihat Saturnus sendirian. Ya, aku sampai di apartkostku pukul lima pagi. Semalaman aku menangis sambil menatap keindahan langit.

Setelah pulang, aku tidur sejenak dan langsung pergi kuliah tanpa makan apapun. Kemudian aku pergi bekerja, dan kembali saat malam tiba. Aku juga tidak menyantap apapun kecuali meneguk air. Anehnya aku tidak merasakan lapar seharian, dan aku langsung pergi tidur sepulang dari kerja paruh waktuku.

Keesokannya aku ingat bahwa Shin Ah meneleponku, menanyakan apakah aku pergi kuliah hari itu. Aku mengatakan iya sambil berusaha bangun dari tempat tidur. Aku mengatakan pada Shin Ah bahwa aku akan menemuinya di kampus karena aku akan pergi ke apotek terlebih dahulu. Sebelum Shin Ah menjawabku, ponselku mati kehabisan daya. Kemudian aku tidak inga tapa-apa.
Saat aku bangun, aku sudah berada di rumah sakit dengan infus yang terhubung di tanganku. Shin Ah menungguku, dia sangat senang aku bangun, namun dia langsung marah padaku karena kecerobohanku.

Pertama, aku sakit dan tidak langsung istirahat. Kedua, aku tidak makan seharian padahal aku sakit. Ketiga, aku tidak minum obat. Shin Ah panik saat teleponnya denganku mati tiba-tiba, dia langsung pergi ke apartkostku dan menemukanku yang sudah tergeletak tidak sadarkan diri di lantai.

"Maaf, aku membuatmu khawatir." Ucapku setelah aku sadar sepenuhnya dan telah menyantap makanan dari rumah sakit. Shin Ah mengembuskan napasnya pelan.

"Jangan mengulanginya. Aku tidak mau terjadi apa-apa padamu. Bagaimana aku menjelaskannya pada orang tuamu nantinya? Bagaimana aku menjelaskan pada Tae Joo dan manajermu? Dan bagaimana aku menjelaskannya pada pacarmu?" omel Shin Ah. Aku tersenyum tipis.

"Aku menyayangimu juga." Ujarku kemudian melahap sepotong apel yang disiapkan Shin Ah. Shin Ah sudah menemaniku sejak pagi hingga aku sadar sepenuhnya. Dia melewatkan kelas siang dan sorenya untuk menemaniku.

"Sungguh tak apa kau melewatkan kelasmu hari ini?" tanyaku. Shin Ah berdecak.

"Lalu kau mau aku bagaimana? Membiarkanmu sendirian di sini? Membiarkanmu tergeletak di lantai seperti tadi? Tahukah kau betapa paniknya aku? Tanganku gemetar ketika aku menyentuh dahimu yang begitu panas. Aku memanggil namamu berkali-kali dan kau tidak sadar. Hampir saja aku ikut pingsan bersamamu." Balasnya kemudian ikut melahap potongan apel.

The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang