7. Gawat!

18 1 0
                                    

Halo!

Aku cuman mau bilang. Cerita ZE and ZI ini aku update 2 chapter sekaligus dalam seminggu, aku update nya setiap hari Sabtu ya.

Have fun guys😚

Tandai kalau ada typo ya guys!

Jangan lupa Vote dulu sebelum membaca!

Happy Reading

***

"Lo?"

"Lo?"

Ucap Zean dan Ziva barengan.

Setelah mengetahui siapa pelaku dibalik kecelakaan yang menimpanya, langsung saja Ziva berdiri dan berkacak pinggang di depan Zean. Sepertinya singa akan mengamuk sebentar lagi.

"Maksud lo apa lempar bola ke gue? Punya dendam apa lo sama gue, hah?" Tanya Ziva sedikit berteriak. Amarahnya sudah diujung tanduk. Gimana dia tidak marah coba? Bola basket itu menghantam kuat kepalanya, dan itu sangat sakit.

"Kenapa lo diam aja? Jawab gue! Oh gue tau, mulut lo lagi sariawan ya, makanya gak bisa ngomong?" Ujarnya mengejek, saat orang yang ada di depannya ini hanya diam saja. Mata indah itu menatap lekat mata tajam Zean. Begitu juga sebaliknya, Zean yang menatap mata indah itu. Walaupun gadis yang ada di depannya sedang marah, tetapi Zean melihat kedamaian dimatanya.

"Woii... Kenapa lo liatin gue kayak gitu?" Ziva melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Zean. Sehingga Zean tersadar dari lamunannya.

"Udah ngomongnya?" Tanya Zean dengan nada rendah, tetapi wajahnya tetap datar.

"U-udah." Ucap Ziva tiba-tiba gugup.

Tanpa berlama-lama cowok tampan itu pergi begitu saja meninggalkan Ziva yang tengah melongo menatap kepergiannya.

"D-dia pergi gitu aja? Anjir ga ada otaknya emang tuh cowok ya!" Ucapnya cengo sembari berkacak pinggang.

Gadis itu berjalan kembali menuju parkiran.

Disepanjang jalan mulutnya tak henti-hentinya komat kamit menyumpah serapahi Zean. Hingga tak sadar kini dirinya sudah sampai di parkiran. Teman-temannya keheranan melihat wajah Ziva yang sepertinya sedang kesal.

"Lo kenapa, Va? Habis dari toilet wajah lo kek orang kesal gitu?" Veli bertanya.

"Lo gak kesambet setan penghuni toilet kan, Va?" Rani juga bertanya dengan wajah khawatir.

"Gue kesal sama si setan itu." Ucap Ziva dengan amarah yang masih membara.

"Hah? Jadi benar yang dibilang Rani? Lo kesambet setan toilet?" Tanya Nabila heboh.

"Bukan setan toilett... Tapi setannya berwujud manusia!"

"HAH?" Ujar Rani dan Nabila barengan.

"Gimana ceritanya coba setan berwujud manusia?" Tanya Rani heran.

Nabila yang jiwa keponya keluar, menyuruh Ziva untuk menjelaskan kenapa ia bisa kesal seperti itu setelah dari toilet. "Sekarang lo cerita ke kita, kenapa lo bisa sekesal ini?!"

"Ceritanya tuh gini... Gue kan habis dari toilet, tiba-tiba ada bola basket tuh yang terbang dari lapangan, dan akhirnya kena kepala gue. Terus si cowok setan itu nyamperin gue, dan minta maaf." Ziva menjeda sejenak ucapannya.

"Ooh jadi itu yang buat lo kesal? Eh, tapi kan tuh cowok udah minta maaf?" Nabila bertanya.

"Ada lagi yang buat gue kesal tauu..."

"Apaan emang?" Veli juga ikut nimbrung.

Ziva menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. "Tadi tuh kan gue marah-marah tuh sama dia, tapi dianya malah bengong. Terus gue kagetin dong dia, pas dia kaget dia bilang gini "udah ngomongnya?" Ya gue jawab "udah" dong."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZE and ZI || [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang